Kamis, 01 Juni 2017

Aulia Nur D K

       TUGAS 1
 



Judul buku                  : Habibie dan Ainun
Penulis                         : Bacharuddin Jusuf Habibie
Cetakan Pertama         : Cetakan pertama, November 2010. Cetakan kedua, Desember 2010
Jumlah Halaman          : xxi + 323 halaman
Penerbit                       : PT. THC Mandiri


Catatan tentang kredibilitas buku

Buku ini ditulis oleh orang yang ahli di bidangnya. Bacharuddin Jusuf Habibie adalah mantan presiden Republik Indonesia ke-3. Diterbitkan oleh PT. THC Mandiri, tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya. Buku ini sendiri baru di luncurkan pada tanggal 30 November 2010 lalu di Jakarta. Menceritakan berbagai kisah cinta menarik antara Pak Habibie dan Ibu Ainun.


Ikhtisar
Pertemuan antara Habibie dan Ainun ketika di rumah keluarga besar Besari disanalah Habibie mencurahkan isi hatinya. Setalah SMA, Habibie ke Jerman belajar menjadi insiyur dan Ainun ke Jakarta masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Habie tidak mengetahui perkembangan Ainun selama 7 tahun. Tanpa ia sadari pandangan Ainun telah menimbulkan perasaan rindu untuk berpandang lagi.
Habibie mengajak Ainun menonton film dengan berjalan kaki karena cuaca hari itu sangat cerah. Setelah berjalan kurang lebih dari satu jam, Habibie memberanikan untuk mengajukan pertanyaan kepada Ainun. Sejak saat itu mereka tidak pernah pisah secara batin dan pada akhirnya mereka menikah. Setelah menikah dan berbulan madu, Ainun harus ikut suaminya yang sedang dalam proses mendapatkan gelar S3. Setelah Ainun hamil, kebutuhan meningkat. Habibie mencari pekerjaan tambahan di perusahaan pembuat gerbong kereta api bernama Talbot.
Setelah lulus Habibie mengirim surat ke Pemerinyah Indonesia bahwa dia sudah lulus kuliah S3 dan ingin mengabdikan dirinya untuk membuat pesawat terbang. Namun pemerintah Indonesia menolaknya. Selama di Jerman Habibie dan Ainun hidup bahagia. Mereka mempunyai dua buah hati. Ketika sedang bekerja, tiba-tiba Habibie dipanggil oleh Kedutaan Besar Indonesia di Jerman. Indonesia akan mendukung Habibie untuk membuat pesawat terbang. Habibie menyuruh Ainun untuk menemaninya tinggal di Indonesia. Pada tahun 1995 akhirnya Habibie berhasil menyelesaikan pembuatan pesawat terbang buatannya.
Pada tahun 1998 Habibie diangkat menjadi Presiden Indonesia yang ke-3 ketika Indonesia sedang dalam keadaan darurat. Tetapi selama menjadi Presiden, Habibie difitnah pernah melakukan korupsi saat menjadi menteri. Habibie dimarahi Ainun karena tidak menjaga kesehatannya. Habibie akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya dan fokus pada keluarganya.
Setelah mengundurkan diri dari jabatannya, Habibie dan Ainun pergi ke Jerman untuk liburan. Sepulang dari liburan tiba-tiba Ainun mendadak sakit. Ternyata Ainun menderita penyakit kanker ovarium stadium 3. Habibie pergi ke Jerman untuk mengobati peyakit Ainun. Namun penyakit Ainun tidak kunjung sembuh dan akhirnya Ainun meninggal. Habibie sangat sedih, namun dia tetap tabah menghadapinya.

Nilai-nilai
Buku yang berjudul Habibie dan Ainun berkisah tentang kisah cinta mereka yang sangat menarik. Buku ini mengisahkan awal perjalanan cinta Habibie kepada Ainun hingga mereka berujung kepada pernikahan. Pengalaman ketika Habibie bertemu dengan Ainun setelah tidak berjumpa sejak lulus SMA.
Di dalam buku ini dikisahkan suka duka Habibie dan Ainun dalam menjalani hidup di Jerman. Ketika di Jerman Habibie mendapat tolakan dari Indonesia karena ingin mengabdikan dirinya untuk membuat pesawat terbang. Ainun menghiburnya untuk menenangkan hati Habibie. Akan tetapi suatu hari Habibie dipanggil kedutaan besar Indonesia bahwa akan mendukung dia untuk membuat pesawar terbang.
Buku ini mengajarkan bahwa cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi. Tuhan selalu akan mendampingi kita dalam perjalanan membangun keluarga yang sakinah. Didalam buku ini juga menyinggung tentang Indonesia yang bisa membuat kita lebih mempunyai jiwa nasionalisme.

Refleksi
Buku ini mengajarkan beberapa hal yang penting di kehiupan kita, yaitu kita di ajarkan arti sebuah cinta sejati yang jarang di miliki suatu hubungan,mengarjakan kesetiaan kepada pasangan,menggugah kita menciptakan sesuatu,membangun rasa nasionalisme yang sudah tidak ada di jaman sekarang,membangkitkan semangat juang untuk berguna bagi semua,untuk bangsa.
Buku ini mengajarkan beberapa hal yang penting di kehiupan kita, yaitu kita di ajarkan arti sebuah cinta sejati yang jarang di miliki suatu hubungan,mengarjakan kesetiaan kepada pasangan,menggugah kita menciptakan sesuatu,membangun rasa nasionalisme yang sudah tidak ada di jaman sekarang,membangkitkan semangat juang untuk berguna bagi semua,untuk bangsa.


Contoh Artikel Reflektif

Penantian Sepasang Mata yang Indah

Dalam menggapai cinta sejati seperti Habibie dan Ainun tidak mudah. Butuh perjuangan antara keduany. Banyak orang menganggap mereka berdua sangatlah tentram akan tetapi banyak halangan yang mereka hadapi untuk cinta yang mereka miliki.
Habibie tumbuh di keluarga yang berpendidikan begitu juga Ainun. Mereka berdua sangatlah cerdas. Habibie melanjutkan pendidikannya di Jerman sedangkan Ainun melanjutkan di Universitas Indonesia mengambil jurusan kedokteran. Setelah mengalami beberapa kejadian akhirnya mereka menikah dan hidup di Jerman. Susah senang mereka hadapi bersama. Awal pernikahan dengan gaji yang pas-pas an di Jerman. Namun kesulitan-kesulitan di awal pernikahan membuat mereka bertambah saling memahami. Mereka mempunya dua buah hati yang menambah kecintaan mereka. Disaat Habibie bersedih karena ditolak oleh Indonesia disitulah Ainun berperan sangat penting untuk memberi semangat kepada Habibie. Akan tetapi usaha Habibie tidak sia-sia, ia akhirnya di ijinkan oleh Indonesia untuk membuat pesawat terbang.
Suka duka mereka berdua saat Habibie mencalonkan jadi presiden. Ainun merasa sedih karena Habibie tidak menjaga kesehatannya hanya mementingkan pekerjaannya. Suatu saat Habibie mengundurkan diri dari jabatannya dan menikmati hari tuanya bersama istri tercintanya yaitu Ainun. Ketika Ainun jatuh sakit Habibie tidak patah semangat untuk menyembuhkannya hingga 10 tahun proses penyembuhannya. Hingga Ainun menghembuskan nafas terakhirnya. Habibie merasa bawa Ainun meninggal karena diikat oleh cinta yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi. 

Contoh Puisi Reflektif
Perjalanan Cinta Aku

Di rumah itu
Aku melihatmu
Aku mulai jatuh cinta

Di rumah itu
Aku juga melaksanakan pernikahan denganmu
Aku menjadi sosok ayah saat itu

Tetapi di rumah sakit
Kau terbaring lemah karena penyakitmu
Dan akhirnya kau meninggalakan aku sendiri di dunia ini 


TUGAS 2
 
Pengorbanan Sang Kakak Siput
Karya : Salsa Devara

                Terdapat sebuah rumah kecil dari pepohonan. Rumah itu milik keluarga Siput. Ada Popo, Mami,Flo,dan Dyo. Popo dan Mami adalah orang tua dari Flo, dan Dyo. Rumah kecil ini terletak di hutan. Bergabung dengan rumah-rumah hewan lain. Tentang wilayah, jelas wilayah dibedakan karena mengingat jenis hewan itu bervariasi. Wilayah untuk hewan buas dipisahkan dan dibatasi sangat jauh dari hewan-hewan lunak yang mungkin akan menjadi buruannya. Sedangkan hewan herbivora, berdekatan dengan wilayah hewan lunak. Hewan lunak seperti siput,semut,keong,kura-kura dll.
                Flo adalah anak sulung. Maka Flo lah yang harus sering mengalah. Sedangkan Dyo, dia adalah siput bungsu. Sifatnya masih kekanakan dan sering tak mau mengalah, dan pastinya Dyo selalu dipercaya dan dibela oleh siput Popo dan Mami.               
                Disuatu pagi yang cerah. Terlihat Siput Flo sedang membantu ibunya Mami. Membantu untuk menyusun makanan hasil mencari nya pada saat waktu subuh tadi.
“Flo. Bangunkan Dyo. Suruh dia ikut membantu mencari makanan untuk nanti siang.”perintah Mami pada Flo. Flo tak berkata apa-apa dia langsung saja menghampiri Dyo.
“Dyo. Bangun! Ibu menyuruhmu! Ayo!”ucap Flomembangunkan Dyo. Tapi Dyo tetap pura-pura tak mendengar. Karena sebenarnya Flo tau bahwa Dyo sudah terbangung. Makanya Flo terus mendesak.
“Dyo! Cepat!”
“Apa kau tak mau sarapan pagi?”
“Siput Ibu Mami dan Aku tadi sudah mencari makanan untuk kita semua...”
“Ayo Dyo bangun! Aku tau kau sudah bangun!”
“Ibu dan Ayah Popo sudah menunggu! Cepatlah!...”
Flo terus mengoceh agar Dyo mau menuruti perintah ibunya yang tadi diamanatkan padanya. Flo tak menyerah begitu saja apabila hanya diabaikan.
“Sudahlah! Siapa kau mengaturku!”bentak Dyo. Memang Flo dan Dyo tak pernah akur dan rukun. Dyo merasa dirinya tersaingi oleh Flo.
“Aku hanya menyampaikan amanat Ibu Mami Dyoo.... ayolah bangun pemalas sekali”cibir Flo. Cibiran itu hanya bercanda, tapi sepertinya Dyo menganggap serius. Ia pergi meninggalkan Flo dengan mencoba sekuat tenaga agar ia bisa berjalan secara cepat. Seharusnya Dyo menyadari. Dia adalah seekor siput. Seekor siput memang sudah ditakdirkan dan memang sudah kodratnya dia itu lambat. Flo hanya diam, dan tak lama kemudian ia menyusul Dyo dengan berjalan tenang. Flo mengerti dan sudah sangat paham akan sifat Dyo yang memang menyebalkan dan terkadang memancing emosi.
                Siput Popo,Mami,Dyo dan Flo sudah berkumpul. Mereka sudah berunding dan sepakat untuk mencari makanan masing-masing baru nanti dikumpulkan dan dimakan bersama. Mereka mulai mencari makanan nanti pada saat hari mulai cerah, sekitar pukul 9 pagi.
                Siput Popo dan Mami sudah mempersiapkan peralatan untuk mencari makanan. Flo sedang menyiapkan beberapa kantung untuk mewadahi makanan yang ia dapat nanti. Sedangkan, Dyo dia hanya diam bermalas-malasan di luar jauh dari rumah. Yang lain sedang sibuk bersiap karena hari telah mulai menjelang pukul 9, tapi Dyo belum kembali ke rumah. Padahal Dyo ditugaskan mencari makanan bersama Flo. Sedari tadi Flo menunggu Dyo.
“Kemana Dyo? Apa dia belum kembali Flo?”tanya siput Mami pada Flo yang sedari tadi sibuk melihat lihat sekitar seperti mencari sesuatu. Ya memang Flo sedang mencari Dyo.
“Belum siput Mami.”jawab Flo.
“Ya sudah, siput Popo dan Mami pergi terlebih dahulu? Tak apa?”tanya siput Popo. Popo lalu melirik Mami dan Flo bergantian.
“Ya. Tak apa. Aku akan menunggu Dyo,kasihan dia nanti mencari-cari. Sebaiknya, ibu siput Mami dan ayah siput Popo terlebih dahulu pergi mencari makanan, nanti hari terlanjur siang. Aku tak apa”jawab Flo seadanya. Ya memang, Flo dewasa dan bijak. Flo memikirkan dan mementingkan orang lain yang belum tentu orang itu mementingkan dirinya juga.
“Ya sudah. Hati-hati disini, “ucap siput Mami. Lalu siput Mami dan siput Popo segera berangkat membawa peralatan dan perlengkapan yang sudah disiapkan. Flo hanya membalas dengan senyuman. Flo tetap diam menunggu. Kemana Dyo? Itu yang Flo pikirkan sedari tadi.
                Setelah lama Flo menunggu akhirnya Dyo datang. Sekarang sudah pukul 9 pagi lebih 15 menit. Itu tandanya Flo dan Dyo sudah tidak displin dalam melaksanakan tugas yang mereka dapat. Pastinya  Ibu siput Mami dan Ayah siput Popo sudah banyak mendapat makanan. Sedangkan Flo dan Dyo belum satu pun. Flo segera mendekati Dyo dan bertanya.
“Kau dari mana Dyo? Aku sedari tadi menunggu”tanya Flo dengan raut wajah kesal.
“Aku? Aku bermain dengan para monyet dan kura-kura”jawab Dyo santai tanpa memerdulikan raut wajah kakaknya kesal.
“Ayolah! Kita bergegas mencari makanan. Kau tak mau kelaparan bukan saat siang nanti?”tanya sekaligus ajak Flo. Dyo mendengus kesal
“Kau saja! Aku tak mau!”tolak Dyo sambil akan melangkah pergi lagi.
“Jangan menghindar dari tugas Dyo! Apa kau mau Ibu Mami menghukum mu agar kau mencari makan tengah malam di hutan ini sendiri? Hiduplah dengan displin Dyo! Ayo ikut kakak!” Flo terus memaksa. Bagaimana pun tugas tetaplah tugas. Bukannya apabila tak mengerjakan tugas akan ada sanksi? Flo menganggap bahwa tugas adalah suatu tanggung jawab juga. Oleh karena itu tugas itu harus dikerjakan.
“Iya. Aku ikut! Kau menyebalkan”ucap Dyo pasrah. Bagaimana pun ucapan kakak nya –Flo- ada benarnya juga.
                Akhirnya setelah perdebatan kecil tadi, Flo dan Dyo segera pergi mencari makanan. Berkeliling hutan. Flo masih terus semangat mencari makanan sebanyak mungkin agar ada persediaan untuk makan malam nanti. Tapi Dyo hanya berjalan saja mengikuti . sudah 2 jam mereka mencari makanan saat nya mereka pulang, namun...
“Kau duluan saja kak! Aku ingin mencoba ke wilayah hutan buas.”ucap Dyo sok jagoan.
“Untuk apa kau pergi kesana?”tanya Flo. Flo sangat heran dengan kelakuan adiknya itu.
“Aku ingin menantang mereka. Kenapa mereka sangat ditakuti? Hanya hewan biasa seperti kita saja”jawab Dyo
“Kau tak boleh menyepelekan hewan lain seperti itu Dyo. Mereka sangat buas, mereka bisa saja memakanmu hidup hidup. Kau mau mati di tangan mereka? Kau tak kasihan pada ibu Mami? Kau tak perduli dengan ayah Popo? Kau tak kasihan padaku Dyo? Kalau kau mati di tangan mereka pasti aku sangat kehilangan mu begitu juga para keluarga siput lain. “ jelas Flo. Flo tak akan membiarkan Dyo menuruti egonya. Ego negatif nya, yang membuat ia merasa paling paling hebat dibanding para hewan buas/
“Kau tak usah banyak bicara kak! Tong kosong nyaring bunyinya. Banyak bicara tapi tak ada hasilnya! Percuma kakak menjelaskan dan menasihati ku. Aku yakin mereka tidak akan memakanku.”ucap Dyo si siput langsung pergi berbelok ke arah wilayah hewan-hewan buas dan berbisa. Flo bingung, bagaimana dengan nasib Dyo nanti, tapi.. apabila Flo mengikuti Dyo, bagaimana dengan makanan yang sudah dikumpulkan.
“Duh... bagaimana ini?”ucap Flo berbicara pada dirinya sendiri.
“Ah iya! Rumah monyet dekat sini bagaimana kalau aku titipkan saja makanan ini pada monyet” ucap Flo. Lalu, Flo berjalan sedikit menuju rumah monyet dan ia berkata titip makanannya sebentar, kalau bisa tolong antarkan pada rumah siput.
“baiklah siput. Aku antarkan saja ke rumah mu. Hati-hati menyusul adikmu.” Ucap monyet. Siput mengangguk. Siput Flo berjalan dengan tergesa-gesa dengan berusaha sekuat tenaga untuk berjalan bahkan berlalri secara cepat. Demi adiknya si siput Dyo.
                Siput Flo telah sampai di perbatasan wilayah hewan buas. Flo melihat kanan kiri mencari Dyo.
“Ya ampun Dyo! Nekad sekali dia!”ucap si siput Flo kaget. Ia melihat siput Dyo sedang mengganggu salah satu singa disana.
“Hey! Kau singa! Jangan ganggu adikku!” ucap siput Flo lantang. Sontak singa menoleh pada Flo. Menatap kilat tajam. Tapi nyali Flo tidak menjadi ciut. Singa masih diam di tempat. Tapi, siput Dyo malah menghampiri Flo.

“Apa apaan kau ini? Datang datang mericuhkan saja!” bentak siput Dyo
“ Aku? Hanya ingin menyelamatkanmu. Aku bertanggung jawab atas mu! Aku harus melindungi mu! Sadarlah Dyo Siput”ucap Flo siput tegas. Bagaimana pun Dyo Siput tetaplah tanggung jawabnya. Apalagi saat ini Dyo sedang bersamanya.
“alah! Kau hanya alas—“ ucapan Dyo Siput terpotong karena tiba-tiba Flo Siput menubruknya hingga terpental jauh. Daann..
‘KHAAM’
Singa melahap Flo siput. Dyo siput yang melihatnya sangat terkejut dan tidak menyangka. Dyo siput segera pergi dari kawasan itu dan pulang ke rumahnya. Segera memberi tahu orangtua dan keluarga siput lainnya.
Kakaknya. Flo Siput. Kini ia telah tiada. Ini semua salah Dyo yang tak mau menurut dan lengah. Ini salahku ini salahku!. Dyo siput terus mengulang-ulang kata itu ia sungguh merasa bersalah atas kelakuan dirinya sendiri.
                Saat Dyo siput sampai di rumahnya. Ia segera bercerita tentang itu semua. Keluarga nya sangat kaget bahkan banyak yang terisak. Dyo siput hanya bisa diam merenung.
“Ini semua salahku maafkan aku. Aku menyesal. Aku berjanji akan menurut, disiplin dan tak akan menyepelakan dan merendahkan hewan lain yang jelas lebih baik dan kuat dari keluarga siput ku aku menyesal. Sungguh aku sangat menyesal.” Batin Dyo siput. Kini tak ada lagi kakak yang cerewet menasihatiinya. Tak ada lagi yang mengatur ngrtur segala kegiatannya selan ibunya, tak ada lagi yang megingatkan tentang kedisiplinan. Tak ada kakak nya telah pergi. Sungguh mengenaskan. Pengorbanan seorang keluarga kakak siput. Untuk sang adik, demi adiknya selamat ia rela berkorban. Bahkan nyaawnya sendiri. Sungguh Flo siput sangat baik hati, dan Dyo siput sangat beruntung mempunyai kakak seperti Flo siput.

STRUKTUR TEKS CERPEN

ORIENTASI
                Terdapat sebuah rumah kecil dari pepohonan. Rumah itu milik keluarga Siput. Popo dan Mami adalah orang tua dari Flo, dan Dyo. Rumah kecil ini terletak di hutan sangat jauh sekali dengan kota kota, karena memang ini adalah hutan pedalaman. Rumah keluarga siput juga  bergabung dengan rumah-rumah hewan lain. Tentang wilayah, jelas wilayah dibedakan karena mengingat jenis hewan itu bervariasi. Wilayah untuk hewan buas atau karnivora dipisahkan dan dibatasi sangat jauh dari hewan-hewan lunak yang mungkin akan menjadi buruannya, ya seperti diketahui banyak hewan yang suka memburu hewan lain yang lebih lemah, kan kasihan. Sedangkan hewan herbivora, berdekatan dengan wilayah hewan lunak. Hewan lunak seperti siput,semut,keong,kura-kura dll.Flo adalah anak sulung. Maka Flo lah yang harus sering mengalah. Sedangkan Dyo, dia adalah siput bungsu. Sifatnya masih kekanakan dan sering tak mau mengalah, dan pastinya Dyo selalu dipercaya dan dibela oleh siput Popo dan Mami.        

KOMPLIKASI
                Masalah terjadi saat ibu Mami siput menyuruh Flo siput membangunkan adiknya yaitu Dyo siput, dan menyuruh Dyo siput untuk membantu mencari makanan untuk siang hari nanti. Tapi Dyo yang malas dan tidak disiplin itu malah menolak dan marah marah. Dan juga saat Dyo siput terlambat datang untuk menemani dan bertugas mencari makanan.

RESOLUSI
                Setelah Dyo siput berhasil dibujuk oleh kakaknya yitu Flo siput akhirnya ia mau ikut untuk mencari makanan. Tapi, masalah kembali ditimbulkan oleh Dyo siput yaitu, menjadi sok hebat dan menyepelekan singa dan hewn buas lainnya. Dan Dyo nekad pergi menantang, hingga akhirnya Flo siput menyusul Dyo siput dan mengorbankan nyawanya.

KODA
                Akhirnya, Dyo Siput menyadari bahwa dirinya egois, tidak patuh dan tidak disiplin. Dyo siput sangat sedih dan menyesal.

AMANAT
                Kita harus sayang pada keluarga dan orang-rang sekitar kita. Dan tidak menyia-nyiakan mereka. Agar tidak menyesal ketika kehilangan mereka yang baru kita sadari bahwa kita sayang pada mereka. Kita tidak boleh menganggap remeh orang lain. Kita harus disiplin agar bisa hidup lebih baik. Kita juga harus menuruti nasihat orang yang lebih tua dari kita, menghargai mereka dan menganggap ada mereka, dan juga tidak menentang perintah dan saran dari mereka selama itu baik.


CIRI KEBAHASAAN TEKS

KELAS KATA
                 1.      Nomina : rumah, siput, hutan, dll
                 2.      Verba : dibedakan, melakukan, menyesal, dll
KONJUNGSI
1.      yang, atau, adalah, merupakan, dll.

KALIMAT
1.      Simplek : Terdapat sebuah rumah kecil dari pepohonan.
2.      Kompleks : Wilayah untuk hewan buas dipisahkan dan dibatasi sangat jauh dari hewan-hewan lunak yang mungkin akan menjadi buruannya. 
  
TUGAS 3 

1.      Judul : Berpikir dan Bertindak Strategis
2.      Penulis : Juli Wahyu Paridunda
3.      Tahun Terbit : Februari 2013
4.      Penerbit : Smile Indonesia Institute (SII) Publishing
5.     Tebal: 164 halaman




Sukses adalah Proses

Pengetahuan adalah sebuah kekuatan. Dengan ilmu sesuatu yang susah menjadi mudah, yang goyah menjadi kokoh. Ketika kamu tahu lebih baik, lakukan dengan baik. Semakin berbobot pengetahuan kita, maka semakin berkualitas pekerjaan yang dilakukan. Segala sesuatu harus disadari dan didasari dengan ilmunya.
Tentu saja pengetahuan tidak datang dengan sendirinya. Ia membutuhkan infrastruktur yang melekat kuat dalam diri kita. Selain sikap mental positif terhadap pengetahuan, ilmu dan pembelajaran, ia membutuhkan modalitas pribadi manusia yang unik. Modalitas itu pertama, gaya belajar. Kedua, cara berpikir yang tepat. Dengan kedua modalitas ini, maka pemberdayaan potensi diri menjadi on the track. Sehingga akan melahirkan tindakan-tindakan yang tepat dan mampu melesatkan potensi diri.
Pertama, gaya belajar. Gaya belajar adalah jendela otak dalam menangkap dan mengolah informasi secara “nyaman”, sesuai dengan kekhasan diri kita. Semakin kompatible gaya belajar yang digunakan semakin dekat dengan keberhasilan pembelajaran. Tentu saja, gaya belajar yang tidak didukung dengan cara berpikir yang tepat, bagaikan sayur tanpa garam, hambar.
Kedua, berpikir. Berpikir adalah pintu pengetahuan. Dengan berpikir mebuat otak beraktivitas. Dengan berpikir pula yang membedakan kualitas seseorang. Kita tergantung kualitas berpikir kita. Semakin berbobot kualitas berpikir, semakin bernilai diri kita. Merubah cara berpikir menjadi lebih baik, bukan hanya membantu menyelesaikan persoalan, melainkan merubah hidup menjadi lebih bermakna. Semakin baik cara berpikir, semakin baik tindakan kita. Semakin baik tindakan, maka hasilnya pun semakin baik. Dari hasil yang terbaik, Insya Allah rezekinya pun akan bertambah.
Jika hal ini mampu diwujudkan, maka hanya ada satu ruang yaitu kesuksesan. Apa pun bentuk kesuksesan yang kita inginkan. Pekerjaan, karir, pendidikan dan sebagainya. Namun satu hal yang penting bahwa sukses lebih dari sekedar tercapainya tujujuan yang diharapkan. Tetapi lebih dari itu, yaitu pertambahan nilai dan makna yang melampaui tujuan semula.
           
Komentar :

Buku ini pada dasarnya merupakan obrolan ringan sang Penulis yang mengajak kita untuk menyadari kembali potensi diri kita, membaca kembali makna dari keberadaan kita. Dalam paparannya, kita juga diajak untuk belajar dari para tokoh tentang bagaimana bertinfak sesuai dengan etika dan misi kebajikan yang sudah menjadi kewajiban setiap kita. Karena itu, buku ini sangat layak untuk dibaca oleh siapa aja, baik para pendidik, pelajar dan masyarakat umu yang tertarik tentang pengembangan diri. 


TUGAS 4

ARTIKEL REFLEKTIF

Awal perkuliahan semester dua saya mendapatkan mata kuliah “Membaca Teks Nonilmiah/ Membaca Informatif”. Awalnya saya bingung dengan mata kuliah ini karena saya tidak mengetahui apa itu. Awal pertemuan dosen menjelaskan tentang pengertian teks ilmiah dan teks non ilmiah. Teks ilmiah merupakan teks yang menggunakan penelitian. Sedangkan teks nonilmiah merupakan teks yang menggunakan bahasa tidak baku dan tidak menggunakan penelitian.
Setelah memahami antara teks ilmiah dan nonilmiah, kami diberii tugas untuk membaca 10 buku informatif selama satu semester. Di awal minggu saya membaca buku dan membuat ikhtisar dari buku tersebut serta membuat refleksi isi buku. Itu adalah tugas yang cukup berat untuk saya karena saya bukan termasuk orang yang suka membaca buku, akan tetapi setelah berjalannya waktu saya suka membaca buku karena mata kuliah ini. Mata kuliah ini membuat saya yang dulunya tidak suka membaca buku jadi suka.
Di tengah-tengah kita sedang mengerjakan 10 buku, saat di kelas kita diberi teks cerita dan diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada. Pertanyaan yang diberikan cuku mudah dan saya mencoba untuk menjawab akan tetapi jawaban saya salah. Saya belajar dari kesalahan tersebut ternyata saya kurang teliti dalam menjawab pertanyaan. Saya baca lagi dan saya teliti dan di pertanyaan selanjutnya saya benar.
Tugas yang selanjutnya diberikan adalah menulis resensi. Awal saya menulis resensi itu sangatlah susah. Karena saya belum mengenal apa itu resensi. Setelah dijelaskan oleh dosen akhirnya saya mengerti dan mulai mengerjakan tugasnya. Awal mengerjakan tugas saya banyak salah. Setelah dua tiga kali saya mulai memahami tugas tersebut dan mulai sedikit salah. Tujuan dibuatnya resensi adalah agar pembaca mudah menggambarkan isi buku.
Selanjutnya ada tugas menganalisis struktus ini dan ciri beragam teks. Di tugas ini saya mengetahui bahwa setiap teks memiliki ciri tersendiri, terkadang kita menggapnya mirip akan tetapi itu tidak sama. Kami diminta untuk mencari teks dan menganalisis teks tersebut bedasarkan ciri-cirinya.
Setelah itu ada tugas menulis refleksi. Menurut saya ini tugas yang paling saya sukai, karena didalam tugas ini kita membuat artikel dan puisi. Ditugas ini saya memiliki buku yang menurut saya menarik.  Tugas ini juga menjadi pelajaran buat saya, disini saya bisa berkreasi dengan imanjinasi saya dengan membuat artikel dan puisi tersebut.
Tugas terakhir saya adalah menulis jurnal refleksi perkuliahan. Pada tugas terakhir ini saya berterima kasih dan meminta maaf sebesar-besarnya apabila ada salah didalam kelas maupun diluar kelas. Saya berterimakasih kepada dosen saya karena materi yang diberikan sangat bermanfaat dan berharga bagi saya. Dengan adanya mata kuliah ini saya menjadi suka membaca. Terimakasih lagi untuk dosen saya, karena telah membimbing kita dengan sabar.
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar