Jumat, 02 Juni 2017

Rizkiatul Nur I S



Nama   : Rizkiatul Nur Indah Sari
NIM    : 160211601806
Off/No            : B/31

Tugas 1

Identitas Buku

Judul               : Ki Hajar Dewantara Biografi Singkat 1889-1959
Penulis             : Suparto Rahardjo
Penerbit           : Garasi
Kota Terbit      : Jogjakarta
Tahun Terbit    : 2016
Tebal               : 128 halaman

Catatan tentang Kredibilitas Buku
Buku ini sangat bagus dibaca oleh siapa saja, karena buku biografi Ki Hajar Dewantara ini selain berisi kisah hidupnya juga dapat menjadi inspirasi bagi setiap orang yang membacanya. Pada awal buku ini langsung diceritakan secara singkat bagaimana riwayat hidupnya baru kemudian penjelasannya berada di bab-bab selanjutnya. Oleh karena itu, dengan buku ini pembaca dapat lebih mudah memahami apa isi dari buku tersebut.



Ikhtisar
Buku ini mengisahkan tentang seorang laki-laki yang berasal dari lingkungan keluarga keraton, tepatnya Pura Pakualam, Yogyakarta. Beliau terlahir dengan nama  Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada 2 Mei 1889. Pendidikan pertamanya ditempuh di ELS (Europeesche Lagere School). Ini adalah sekolah dasar pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Setamat ELS, Suwardi meneruskan pelajarannya ke Kweekschool (Sekolah Guru Belanda). Beliau hanya menjalaninya selama satu tahun untuk kemudian pindah ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Karena kecerdasan dan penguasaan bahasa Belandanya yang sangat baik, Suwardi menerima beasiswa di STOVIA. Beliau harus tidak naik kelas dan terpaksa keluar karena sakit selama empat bulan, sehingga beasiswanya dicabut. Setelah keluar dari STOVIA, Suwardi mencoba untuk bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar. Selain itu, Suwardi juga aktif dalam organisasi sosial-politik.
Dengan keyakinan penuh bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912. Ketiga tokoh ini kemudian dikenal dengan “Tiga Serangkai”. Mereka lalu berusaha mendaftarkan Indische Partij untuk memperoleh badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Namun, Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg menolak pendaftaran tersebut pada 11 Maret 1913.
Sikap berani yang dimiliki oleh Ki Hajar Dewantara dengan mengkritik kolonial Belanda membuatnya dijatuhi hukuman interning (hukum buang). Beliau memanfaatkan waktu hukuman itu untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran. Sepulangnya ke Indoneia beliau berjuang bersama teman-temannya untuk mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, yaitu National Onderwijs Instituut Tamansiswa pada 3 Juli 1922. Ketika genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, ia berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Karena kecintaannya pada pendidikan, kemudian  Ki Hajar Dewantara dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan hari lahirnya yaitu 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.








Nilai-nilai
            Buku yang berjudul Ki Hajar Dewantara Biografi Singkat 1889-1959 sangat menginspirasi dan tentunya akan membuat siapa saja yang membacanya mengerti akan pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia. Setiap bab berisi kisah dan perjalanan hidup seorang Ki Hajar Dewantara secara berurutan, dan juga masalah, hamabatan, maupun rintangan apa saja yang dihadapinya untuk memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Buku ini juga mengajarkan kita untuk tidak takut mengemukakan pedapat maupun kritik kepada orang lain, kerena sejatinya setiap manusia memang memiliki hak untuk itu. Selain itu, sikap berani, percaya diri, kerja sama yang tinggi, loyalitas, dan pemanfaatan waktu yang baik, dapat juga kita pelajari dari buku ini.

Refleksi
            Buku yang berjudul Ki Hajar Dewantara Biografi Singkat 1889-1959 sangat memberikan banyak inspirasi bagi para pembacanya, terutama tentang perjuangan dan keberanian dalam memperjuangkan sesuatu. Dari buku ini akan muncul pertanyaan-pertanyaan mengenai apa saja yang sudah kita lakukan untuk dunia pendidikan.
Setelah membaca buku ini, saya merasa sering menyia-nyiakan waktu, sering tak pandai menggunakan waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang baik seputar pendidikan, seperti mengerjakan semua tugas dengan cepat dan tepat, dan lain sebagainya.

Artikel Reflektif
Waktumu adalah Samuraimu !
Rizkiatul Nur Indah Sari

            Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, dan kita akan menyesal tiada hentinya saat kita menyia-nyiakan waktu yang kita miliki. Sebut saja dalam dunia pendidikan, ketika banyak sekali tugas yang menghampiri lalu kita terkalahkan oleh rasa malas, jelas kita akan tertinggal dengan teman yang lain. Waktu itu juga ibarat pedang, jika kita  tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu. Waktu itu juga ibarat pedang bermata ganda, bisa mendatangkan kebahagian dan dan bisa juga mendatangkan kesengsaraan.
Banyak orang yang berkata bahwasanya dia tak punya waktu dan terlalu sibuk. Namun, pada kenyataannya banyak orang yang , menyia-nyiakan waktunya hanya untuk hal-hal yang tidak penting. Hal itu terjadi karena mereka semua tidak sadar bahwa waktu itu mengalir lebih cepat dari aliran air, dan lebih cepat  dari pergantian siang ke malam.
Puisi Reflektif
Waktu
Rizkiatul Nur Indah Sari

Waktu,
Selalu mengalir apa adanya
Bagai aliran air pada umumnya
Bagai benci yang tiba-tiba berubah menjadi cinta
Bagai terang yang berganti gelap gulita
Waktu adalah sesuatu yang tak bisa diputar kembali
Ketika aku terlalu naif untuk menyadari
Dan tertalu malu untuk mengakui
Sesuatu yang sudah terjadi
Hingga hanya ada penyesalan kini


Tugas 2

Teks Laporan Hasil Observasi

Banjir Kali Ciliwung

Lingkungan merupakan sesuatu yang ada di sekitar manusia, menopang kehidupannya, sekaligus mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan hidup adalah kesatuan yang terbentuk dari saling terhubungnya ruang, benda, dan makhluk hidup di dalamnya. Termasuk manusia. Oleh karena itu lingkungan harus dijaga agar keberlangsungan hidup manusia tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Dalam lingkungan hidup terdapat 2 ekosistem yaitu, ekosistem darat dan ekosistem perairan. Di antara keduanya, ekosistem airlah yang paling berpengaruh terhadap kehidupan manusia. 2/3 bumi adalah air. 60% – 70% kandungan dalam tubuh manusia juga air.
Ciliwung adalah sungai yang kerap menimbulkan banjir setiap tahunnya. Terutama di bagian hilir. Sungai ini melewati wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok. Sungai ini menjadi salah satu sungai terpenting di Tatar Pasundan dengan panjang aliran utama 120 km.
Hasil pengamatan kami, banjir kali ciliwung disebabkan oleh dua faktor:
1.      Ulah Manusia
Ledakan penduduk di Jakarta, terutama di sekitar sungai ciliwung tidak dibarengi dengan kesadaran tentang bahayanya membuang sampai di kali, akhirnya terjadi penumpukan sampah di sungai ciliwung
2.      Faktor Alam
Setelah diteliti lebih lanjut, ada faktor lain yang mempengaruhi banjir kali ciliwung, yakni rusaknya ekosistem di sepanjang kali ciliwung. Normalisasi yang dilaksanakan oleh PemProv DKI pun hanya menyasar beberapa wilayah saja.







A. Analisis Struktur Isi Teks Laporan Hasil Observasi
Teks
Struktur
Banjir Kali Ciliwung
Judul
Lingkungan merupakan sesuatu yang ada di sekitar manusia, menopang kehidupannya, sekaligus mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan hidup adalah kesatuan yang terbentuk dari saling terhubungnya ruang, benda, dan makhluk hidup di dalamnya. Termasuk manusia. Oleh karena itu lingkungan harus dijaga agar keberlangsungan hidup manusia tetap berjalan sebagaimana mestinya.



Pernyataan Umum
Dalam lingkungan hidup terdapat 2 ekosistem yaitu, ekosistem darat dan ekosistem perairan. Di antara keduanya, ekosistem airlah yang paling berpengaruh terhadap kehidupan manusia. 2/3 bumi adalah air. 60% – 70% kandungan dalam tubuh manusia juga air.


Aspek yang dilaporkan

Ciliwung adalah sungai yang kerap menimbulkan banjir setiap tahunnya. Terutama di bagian hilir. Sungai ini melewati wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok. Sungai ini menjadi salah satu sungai terpenting di Tatar Pasundan dengan panjang aliran utama 120 km.



Aspek yang dilaporkan

Hasil pengamatan kami, banjir kali ciliwung disebabkan oleh dua faktor:
1.      Ulah Manusia
Ledakan penduduk di Jakarta, terutama di sekitar sungai ciliwung tidak dibarengi dengan kesadaran tentang bahayanya membuang sampai di kali, akhirnya terjadi penumpukan sampah di sungai ciliwung
2.      Faktor Alam
Setelah diteliti lebih lanjut, ada faktor lain yang mempengaruhi banjir kali ciliwung, yakni rusaknya ekosistem di sepanjang kali ciliwung. Normalisasi yang dilaksanakan oleh PemProv DKI pun hanya menyasar beberapa wilayah saja.






Penutup

B. Ciri Bahasa Teks Laporan Hasil Observasi
Ciri
Kata dalam Teks
Menggunakan kelas kata kerja yang menunjukan akibat

Ciliwung adalah sungai yang kerap menimbulkan banjir setiap tahunnya. Terutama di bagian hilir. Sungai ini melewati wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok. Sungai ini menjadi salah satu sungai terpenting di Tatar Pasundan dengan panjang aliran utama 120 km.
Menggunakan verba rasional
Lingkungan merupakan sesuatu yang ada di sekitar manusia, menopang kehidupannya, sekaligus mempengaruhi kehidupan manusia
Menggunakan konjungsi yang menunjukkan tujuan
Oleh karena itu lingkungan harus dijaga agar keberlangsungan hidup manusia tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Menggunakan angka yang menunjukkan hasil laporan observasi
Dalam lingkungan hidup terdapat 2 ekosistem yaitu, ekosistem darat dan ekosistem perairan. Di antara keduanya, ekosistem airlah yang paling berpengaruh terhadap kehidupan manusia. 2/3 bumi adalah air. 60% – 70% kandungan dalam tubuh manusia juga air.
Ciliwung adalah sungai yang kerap menimbulkan banjir setiap tahunnya. Terutama di bagian hilir. Sungai ini melewati wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok. Sungai ini menjadi salah satu sungai terpenting di Tatar Pasundan dengan panjang aliran utama 120 km.









Teks Editorial
Pendidik Tidak Menghasilkan Orang Terdidik, Namun Hanya Orang Pintar Semata
Pada era perkembangan jaman sekarang ini kerap terjadi tindakan memalukan didalam organ negara kita seperti kasus korupsi, suap, mafia pajak, dan sebagainya. Namun tidak disangka sangka ternyata pelaku kasus kejahatan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah orang-orang pintar yang notabennya memiliki ijazah dan gelar sarjana hingga seorang doktor.
Menanggapi fenomena ini, seperti telah terjadi pola pendidikan yang tidak benar telah terjadi di negara ini. Pola pendidikan yang saat ini tengah diterapkan di negara ini hanya mengacu pada ilmu duniawi semata sehingga hanya menghasilkan orang pintar semata, namun tidak menghasilkan orang dengan budi pekerti yang baik.
Akibatnya lulusan yang notabennya merupakan orang-orang pintar tersebut malah menggunakan kepintaran mereka untuk melakukan kejahatan dan menindas kaum yang lebih lemah dari mereka. Padahal mestinya mereka menjadi pemimpin sekaligus penolong yang mampu bermanfaat untuk banyak orang.
Banyak sekali orang-orang pintar nan terhormat yang tertangkap basah tengah melakukan tindakan suap bahkan korupsi. Meskipun mereka memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan mengaku sebagai manusia yang beradab dan beragama namun memiliki tindakan yang memalukan dan bersifat merugikan.
Umumnya ketika seseorang terlibat kasus kejahatan, mereka tidak akan pernah sendirian. Namun mereka tertangkap tangan melakukan kejahatan secara bersama. Mirisnya lagi, ketika telah tertangkap tangan melakukan kejahatan mereka masih bisa menebar senyum lebar di muka masyarakat seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak merasakan malu atas apa yang telah mereka perbuat.
Dalam hati masyarakat bertanya, apakah mereka tidak pernah diajari pengetahua bahwa memakan harta yang bukan merupakan haknya adalah perbuatan dosa yang hukum dalam agama adalah haram. Mungkin mereka memang telah hilang akal sehatnya dan putus urat malunya. Maka dari itu, sistem pendidikan di negara ini harus segera diperbaiki agar tidak menghasilkan orang pintar saja namun juga melahirkan orang yang berpendidikan baik secara jasmani dan rohani.








A. Analisis Teks Kebahasaan Teks Editorial
Teks
Struktur
Pada era perkembangan jaman sekarang ini kerap terjadi tindakan memalukan didalam organ negara kita seperti kasus korupsi, suap, mafia pajak, dan sebagainya. Namun tidak disangka sangka ternyata pelaku kasus kejahatan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah orang-orang pintar yang notabennya memiliki ijazah dan gelar sarjana hingga seorang doktor.



Pernyataan atau pendapat
(latar belakang)
Menanggapi fenomena ini, seperti telah terjadi pola pendidikan yang tidak benar telah terjadi di negara ini. Pola pendidikan yang saat ini tengah diterapkan di negara ini hanya mengacu pada ilmu duniawi semata sehingga hanya menghasilkan orang pintar semata, namun tidak menghasilkan orang dengan budi pekerti yang baik.
Akibatnya lulusan yang notabennya merupakan orang-orang pintar tersebut malah menggunakan kepintaran mereka untuk melakukan kejahatan dan menindas kaum yang lebih lemah dari mereka. Padahal mestinya mereka menjadi pemimpin sekaligus penolong yang mampu bermanfaat untuk banyak orang.
Banyak sekali orang-orang pintar nan terhormat yang tertangkap basah tengah melakukan tindakan suap bahkan korupsi. Meskipun mereka memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan mengaku sebagai manusia yang beradab dan beragama namun memiliki tindakan yang memalukan dan bersifat merugikan.
Umumnya ketika seseorang terlibat kasus kejahatan, mereka tidak akan pernah sendirian. Namun mereka tertangkap tangan melakukan kejahatan secara bersama. Mirisnya lagi, ketika telah tertangkap tangan melakukan kejahatan mereka masih bisa menebar senyum lebar di muka masyarakat seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak merasakan malu atas apa yang telah mereka perbuat.
Dalam hati masyarakat bertanya, apakah mereka tidak pernah diajari pengetahuan bahwa memakan harta yang bukan merupakan haknya adalah perbuatan dosa yang hukum dalam agama adalah haram. Mungkin mereka memang telah hilang akal sehatnya dan putus urat malunya.














Argumentasi
(penyebab)
Maka dari itu, sistem pendidikan di negara ini harus segera diperbaiki agar tidak menghasilkan orang pintar saja namun juga melahirkan orang yang berpendidikan baik secara jasmani dan rohani.


Saran & Pernyataan Ulang Pendapat


B. Analisis Teks Kebahasaan Teks Editorial

Ciri

Kata dalam Teks
Menggunakan konjungsi yang menyatakan akibat
Akibatnya lulusan yang notabennya merupakan orang-orang pintar tersebut malah menggunakan kepintaran mereka untuk melakukan kejahatan dan menindas kaum yang lebih lemah dari mereka. Padahal mestinya mereka menjadi pemimpin sekaligus penolong yang mampu bermanfaat untuk banyak orang.
Pola pendidikan yang saat ini tengah diterapkan di negara ini hanya mengacu pada ilmu duniawi semata sehingga hanya menghasilkan orang pintar semata, namun tidak menghasilkan orang dengan budi pekerti yang baik.

Menggunakan kalimat saran
Maka dari itu, sistem pendidikan di negara ini harus segera diperbaiki agar tidak menghasilkan orang pintar saja namun juga melahirkan orang yang berpendidikan baik secara jasmani dan rohani.

Menggunakan kata kerja material yang menunjukkan adanya aktivitas fisik
Mirisnya lagi, ketika telah tertangkap tangan melakukan kejahatan mereka masih bisa menebar senyum lebar di muka masyarakat seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak merasakan malu atas apa yang telah mereka perbuat.
Dalam hati masyarakat bertanya, apakah mereka tidak pernah diajari pengetahuan bahwa memakan harta yang bukan merupakan haknya adalah perbuatan dosa yang hukum dalam agama adalah haram. Mungkin mereka memang telah hilang akal sehatnya dan putus urat malunya.
Maka dari itu, sistem pendidikan di negara ini harus segera diperbaiki agar tidak menghasilkan orang pintar saja namun juga melahirkan orang yang berpendidikan baik secara jasmani dan rohani.




Tugas 3

Resensi Buku Terbaru

Judul               : Para Pemburu Masa Depan
Penulis             : Surya Burhanuddin & Tony Hendroyono
Penerbit           : Bentang Pustaka
Tahun Terbit    : 2016
Tebal               : 188 halaman

Buku ini menceritakan tentang pendapat Surya Burhanudin, mengenai pendidikan yang haruslah diperjuangkan. Setiap anak harus mendapatkan fasilitas pendidikan terbaik supaya mereka mampu menjadi generasi penerus bermasa depan cerah. Baginya, kuliah di luar negeri adalah kewajiban. Bukan karena pendidikan di dalam negeri tak ada yang memadai, melainkan generasi muda harus memiliki kesempatan untuk bertemu dengan mahasiswa dari berbagai bangsa. Dengan demikian, generasi muda Indonesia akan mampu berkompetisi di ranah global.
Berbekal tekad tersebut, setelah pensiun dari perusahaan BUMN ternama di Indonesia, Surya mendirikan yayasan yang memfasilitasi anak-anak Indonesia untuk berkuliah ke Malaysia. Ia bahkan melakukan berbagai mediasi untuk mendapatkan bantuan beasiswa dan biaya hidup bagi para calon mahasiswa yang kurang mampu. Di luar dugaan, inisiatif  Surya tak disambut gembira. Berbagai prasangka buruk mengarah kepadanya, mulai dari trafficking hingga menganggap Surya sebagai sumber dana yang bisa dimanfaatkan kapan saja.
Para Pemburu Masa Depan merupakan memoar Surya Burhanudin dalam upayanya memberangkatkan 500 pelajar Indonesia untuk kuliah ke luar negeri. “Pak Surya orang yang helpful. Ia senantiasa berupaya dan tidak pernah menunjukkan kelelahan dalam mencari putra-putri Indonesia yang cerdas dan berbakat, terutama yang kurang mampu. Anak-anak ini difasilitasi untuk menempuh pendidikan di beberapa perguruan tinggi di Malaysia. Sebuah langkah mulia untuk membantu memperbaiki masa depan bangsa.”

Komentar Milik Teman  (Nur Lita Aldania Rizki)

Judul Buku                  : WHEN BREATH BECOMES AIR
Penulis                         : Paul Kalanithi
Penerjemah                  : InggridDwijani&YusaTripeni
Penyunting                  : IkaYulianaKurniasih
Penerbit                       : PenerbitBentang(PT BentangPustaka)
TahunTerbit                 : 2016
JumlahHalaman           : 244 Halaman
ISBN                           : 978-602-291-246-0

Resensi yang ditulis oleh Nur Lita Aldania Rizki ini sudah berbeda dengan judul buku aslinya, dimana judul aslinya adalah “When Breath Becomes Air”. Sedangkan di dalam resensinya ia memakai judul Menemukan “Makna Kehidupan dalam Kematian”. Jelas judul tersebut akan menggugah rasa ketertarikan pembaca, karena di dalamnya terdapat kata-kata yang emotif. Kemudian pada pembukaan resensi tersebut berisi pengenalan buku dengan pengungkapanyang khas. Sayangnya, tidak disertakan pula dengan klasifikasi buku. Pada bagian sinopsis penulis menggunakan kata-kata yang emotif dan juga ada informasi tambahan. Informasi tersebut diungkapkan secara khas, namun informasi esensisal masih minim sekali.
Di dalam menulis resensi buku pastinya tidak akan pernah lepas dari yang namanya kelemahan dan kelebihan isi buku. Ia memang mengungkapkan kelebihan isi  buku tersebut dengan bahsa yang khas. Namun, pada kelemahan isi buku ia mengungkapkannya hanya dengan batas standar saja. Selain itu, ia juga tidak menyertakan perbandingan buku yang ia resensi dengan buku yang lain. Pada bagian penutup ia memang menuliskannya. Namun, kalimatnya masih sangat minim dan belum ada kesan serta rekomendasi yang diharapkan.


Tugas 4

Menulis Jurnal Refleksi

            Membaca teks non ilmiah atau membaca informatif adalah mata kuliah ku di hari kamis pada semester dua. Saya sempat berpikir pasti aku akan bosan dengan mata kuliah ini, karena mata kuliah ini dimulai ketika hari sudah siang dimana itu adalah waktu ketika saya sedang lelah-lelahnya. Selain itu, mata kuliah ini berakhir sore sekali karena memang jadwalnya adalah 3 jam. Mula-mula ketika saya masuk kelas pertama kali dalam mata kuliah ini, saya langsung mendapat tugas untuk mencari pengertian mengenai apa itu perbedaan teks ilmiah dan teks non ilmiah. Saya berusaha untuk mencarinya di internet dan membacanya, lalu kami satu kelas saling menegmukakan pendapat, hingga akhirnya dapat disimpulkan bahawasanya teks ilmiah adalah
            Selanjutnya tugas kedua saya adalah membaca satu buku informatif setiap minggu nya dengan disertai ikhtisar dan juga refleksi buku, tugas ini harus dilakukan hingga saya membaca 10 buku. Waw, tugas macam apa ini, melihat pengalaman-pengalaman saya yang sebelumnya ketika membaca buku selalu tidak sampai selesai karena dikalahkan ileh rasa malas. Jelas sekali, tugas ini sangat memberatkan bagi saya. Namun, dengan lapang dada dan hati yang ikhlas serta dengan keyakinan penuh bahwasanya tidak ada tugas yang  hasilnya akan berdampak buruk bagi saya. Seiring berjalannya waktu, saya mulai terbiasa akan tugas ini, terbiasa untuk membaca, dan terbiasa untuk menganalisis apa saja yang ada dalam buku yang sudah saya baca. Efek dari tugas ini  bisa saya rasakan hingga sekarang, dulu ketika ada berita yang amat panjat di media sosial saya enggan sekali membacanya. Namun, karena saya sudah terbiasa dengan tugas ini, tanpa pikir panjang panjang aku langsung membacanya hingga kalimat terkahir. Mengeherankan bukan, sesuatu yang sebelumnya dianggap sangat membosankan dan juga membebani tetapi ternyata efeknya sunggguh luar biasa.
            Pada pertemuan selanjutnya, saya disuguhi dengan bacaan yang menurut saya konyol sekali. Lalu saya membacanya dan menegrjakan soal-soal yang ada. Bagi saya soalnya sangat gampang dan saya merasa pasti jawaban saya benar semua. Namun, setelah dibahas bersama dengan dosen. Sungguh sangat mencengangkan, ternyata banyak sekali  jawaban saya yang salah. Dari peristiwa tersebut saya dapat mengambil pelajaran bahwasanya tidak baik meremehkan sesuatu. Selain itu, pada saat mengerjakan sesuatu dibutuhkan yang namanya ketelitian.


            Resensi buku, itu tugas selanjutnya yang harus saya kerjakan, saya serasa mabuk tugas. Namun, saya tetap menegerjakannya untuk menggugurkan kewajiban. Pada suatu hari akhirnya saya sadar apa yang bisa saya dapat dari tugas tersebut. Yang pertama saya menjadi tahu apa saja uyang seharusnya ada ketika hendak meresensi suatu buku, mulai dari identitas buku, sinopsis, kelemahan dan kelebihan isi buku, serta yang lainnya. Itu benar-benar harus diperhatikan.
            Tugas yang diberikan tidak hanya sampai di situ. Pada pertemuan selanjutnya saya dan teman-teman di kelas diperintahkan untuk menganalisis berbagai macam teks. dari tugas tersebut say menjadi tahu menegani perbedaan yang mendasar mengenai teks-teks yang sebenarnya hampir sama. Seperti hal nya teks LHO dan eksposisi yang hampir sama.
Tugas selanjutnya yang saya dapat adalah menulis refleksi isi buku multimoda (berbentuk artikel dan puisi). Refleksi multimoda masih terdengar asing di telinga saya. Namun, setelah saya baca dan mencoba mengerjakan tugas tersebut ternyata tugas ini mengajarkan saya tentang bagaimana membuat parafrase dari buku yang sudah dibaca ke dalam bentuk artikel dan puisi.
Pada tugas akhir saya diperintahkan untuk membuat jurnal artikel yang berisi curhatan mengenai perkuliahan yang saya jalani mulai dari awal semester dua. Saya sangat suka dengan tugas ini, karena dengan tugas ini saya bisa mengungkapkan apa saja yang ada dalam hati dan pikiran saya. Saya mengharapkan nilai A.

1 komentar:

  1. Artikel sudah bagus, serta pemilihan buku juga sangat menarik untuk dibaca. Mohon ditingkatkan kembali kejelian terhadap ejaannya.

    BalasHapus