Minggu, 14 Mei 2017

Khoirotul Amaliyah

Tugas 1




Judul Buku      : Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata    
Pengarang       : Ahmad Rifa’I Rif’an
Penerbit           : PT Gramedia, Jakarta
Tahun              : 2015
Tebal halaman : 156 halaman
ISBN               : 9786020271361

Catatan tentang Kredibilitas Buku
Buku ini ditulis oleh orang yang ahli di bidangnya. Ahmad Rifa’i Rif’an  adalah seorang yang sederhana akan tetapi berkat usahanya dia menjadi seorng peulis yang banyak digemari...  Diterbitkan oleh penerbit Gramedia, Jakarta, sehingga tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya.
Ikhtisar
Buku ini menceritakan tentang kisah hidup Rifai Rifan yang dulunya merupakan seorang yang sederhana akan tetapi berkat usahanya dia menjadi seorng peulis yang banyak digemari. Dalam buku tersebut sang penulis memaparkan bahwa jangan pernah mau menjadi orang yang biasa saja, karena penduduk bumi terlalu banyak orang yang biasa-biasa. Jadilah orang yang luar biasa.  Dunia ini hanya memperhatikan orang-orang yang tak biasa. Dunia tak punya waktu memperhatikan orang yang hidupnya rata-rata. Siapakah manusia rata-rata itu? W.J Brown mengungkapkan dalam bukunya “Dasar-Dasar Sukses Anda” bahwa manusia rata-rata adalah manusia yang gampang merasa puas asal mereka bisa tetap hidup. Manusia rata-rata adalah manusia yang mudah merasa puas asalkan dia bisa hidup mengikuti alur hidupnya sebagaimana orang disekelilingnya.
Buku tersebut juga  menjelaskan apa saja ciri-ciri orang rata-rata. Ciri orang rata-rata ialah orang yang takut menjadi yang pertama,  enggan menjadi  yang terbaik, takut dianggap beda, selalu ingin seperti  orang kebanyakan, tidak suka perubahan, takut diberi tanggung jawab, ingin hidupnya selalu santai, tidak punya target hidup yang tinggi. Menurut Rifai Rifan sang penulis semua orang bebas menentukan masa depannya, jadi pecundang atau pemenang, jadi kuper atau super. Tidak peduli awalnya seperti apa. Apakah dulunya minder, kuper, bodoh, miskin, kampungan, atau apapun. Asalkan ada kemauan, pasti aka nada hadir kemampuan. Tidak ada yang mustahil dalam hidup. Siapa yang bertekad mengubah hidupnya, ia pasti akan berubah. Tidak penting dimana kita berdiri dimana kita berdiri, yang penting kemana kita akan melangkah. Tidak penting siapa diri kita sekarang yang terpenting kemana kita ingin menjadi seperti apa dimasa yang akan  datang. Tidak penting siapa orang tua kita, yang terpenting kita ingin menjadi anak yang bisa mengangkat derajat orang tua kita.
Seseorang  yang kuper ternyata adalah calon orang super. Mereka yang tidak popular terlatih untuk bertahan dalam kondisi dan situasi yang tidak mendukung mereka. Ketidakpedulian terhadap gelar atau gaul juga membentuk mental mereka sehingga mereka memiliki kepribadian yang lebih kuat dan berkarakter. Mental ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi permasalahan hidup kelak. Kita hidup  di dunia hanya sekali, berprestasilah yang tinggi, jadikan prestasi dunia media utuk menginspirasi sesama dan melejitkan pengabdian mereka. Prestasi dalam bidang agama memang prioritas utama, tapi prestasi yang lain juga tidak boleh diabaikan.
Dalam menuju kesuksesan tentu saja akan selalu ada penghambatnya. Menara kesuksesan hanya ditopang tiga pilar utama yakni mimpi yang tinggi, upaya yang keras dan cerdas, dan pertolongan yang kuasa. Namun, ada beberapa hal yang patut dijauhi oleh calon pribadi sukses yaitu, kebiasaan buruk  yang hanya akan memberi dampak buruk dalam hidup, hindari rasa puas, rasa malas, kegemaran menunda, negative saat melihat kesempatan yang baik, tidak tegas dalam memutuskan dan bertindak, cepat menyerah dan putus asa, dan sinis terhadap nasihat baik tapi tidak bertindak.
Perbedaan antara pemenang dan pecundang. Pemenang akan selalu menjadi bagian dari solusi, menawarkan bantuan, suka bilang “itu sulit, tapi pasti mungkin bisa”, melihat jawaban dari masalah. Sedangakan pecundang selalu menjadi bagian dari masalah, menolak diminta bantuan, suka bilang “itu mungkin, tapi terlalu sulit”, melihat masalah pada tiap jawaban. Kisah-kisah orang sukses di dunia ini justru diisi oleh orang-orang yang sebelumnya lahir dari keluarga sederhana yang penuh dengan keterbatasan.
Nilai-nilai
Buku yang berjudul  Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata ini sangat menginspirasi. Buku ini terdapat banyak sekali inspirasi dan hikmah bagi kehidupan. Karena sang penulis memberikan penjelasan tentang bagaimana menjadi orang yang tidak rata-rata. ada satu pelajaran yang bisa kita dapatkan setelah membaca buku tersebut yakni, bahwa tidak ada keberhasilan yang instan. Hidup adalah suatu proses, perjuangan tak kenal lelah untuk meraih kesuksesan. Mungkin kita harus memulai hidup dengan cara yang kurang membahagiakan. Tetapi tugas kita adalah berjuang, berusaha, dan berdoa untuk menciptakan kebahagiaan kita sendiri. Berjuanglah meraih kesuksesan.
Buku ini juga sangat menarik karena didalamnya berkisahkan cerita nyata dari seorang perempuan dan banyak memberikan pesan agar ketika kita menghadapi kesulitan kita tak boleh putus asa dan terus berusaha. Buku ini mengajarkan tentang nilai keberanian, perjuangan yang tidak kenal lelah, dan totalitas terutama dalam segi kehidupan. Buku ini menyampaikan pesan moral yang mendalam sehingga pembaca merasa tersentuh dan dapat mengambil pesan yang tersirat dalam kisah kehidupan Rifai.
Refleksi
Buku yang berjudul  Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata ini memberikan banyak inspirasi kepada para pembaca terutama bagi orang yang takut menjadi yang pertama,  enggan menjadi  yang terbaik, takut dianggap beda, selalu ingin seperti  orang kebanyakan, tidak suka perubahan, takut diberi tanggung jawab, ingin hidupnya selalu santai, tidak punya target hidup yang tinggi, dan orang yang gampang putus asa.
Setelah membaca buku ini, saya mengerti bahwa tidak ada keberhasilan yang didapatkan secara instan. Hidup adalah suatu proses, perjuangan tak kenal lelah untuk meraih kesuksesan. Mungkin kita harus memulai hidup dengan cara yang kurang membahagiakan. Tetapi tugas kita adalah berjuang, berusaha, dan berdoa untuk menciptakan kebahagiaan kita sendiri. Berjuanglah meraih kesuksesan.
Artikel reflektif
Optimis Meraih Kesuksesan
Oleh : Khoirotul Amaliyah
Jiwa seorang yang sukses pasti mempunyai rasa optimise yang kuat dalam hatinya. Optimis merupakan paduan antara semangat, pandangan (buah pikir), harapan, dan kegigihan. Ketika jiwa optimis kita rendah pasti akan masuk ke ruang pesimisme yang akan mengakibatkan semangat menjadi menurun, pandangannya tidak berkembang, harapannya pun menipis, dan pastinya suka malas-malasa. Rasa optimis yang ada pada diri setiap orang bisa dibangun dengan motivasi yang tepat, bisa ditingkatkan dengan energi positif untuk mendongkrak kesuksesan.
Orang yang tidak mempunyai jiwa optimisme tidak cocok untuk menjadi orang yang sukses. Karena seorang yang sukses dalam kehidupannya tidak mengenal kata menyerah, selalu mencari solusi atau jalan keluar, sehingga masalah bukan untuk ditakuti, dihindari, dan disesali tetapi diselesaikan. Rasa optimis bisa dipupuk dengan kepercayaan diri dak konsistensi meraih tujuan dalam hidup termasuk kesuksesan. Memiliki sikap optimisme yang tinggi tentunya menjadi salah satu modal utama bagi seseorang. Tanpa adanya optimisme bisa dipastikan tidak akan mampu menghadapi persoalan-persoalan yang ada. Jika seseorang mempunyai rasa optimis tidak akan ada alasan untuk gagal, karena dengan adanya sikap optimis sebagai penyangga untuk melindungi kita dari hal yang tidak mungkin terjadi. Orang yang sukses memulai hidupnya tidak dengan cara instan melainkan butuh proses, proses yang panjang untuk meraih kesuksesan.
Dalam menuju kesuksesan tentu saja akan selalu ada penghambatnya. Menara kesuksesan hanya ditopang tiga pilar utama yakni mimpi yang tinggi, upaya yang keras dan cerdas, dan pertolongan yang kuasa. Namun, ada beberapa hal yang patut dijauhi oleh calon pribadi sukses yaitu, kebiasaan buruk  yang hanya akan memberi dampak buruk dalam hidup, hindari rasa puas, rasa malas, kegemaran menunda, negative saat melihat kesempatan yang baik, tidak tegas dalam memutuskan dan bertindak, cepat menyerah dan putus asa, dan sinis terhadap nasihat baik tapi tidak bertindak.  Untuk menjadi orang yang sukses tidak hanya bekerja keras saja, tetapi harus berjuang, berusaha, dan berdoa untuk menciptakan kebahagiaan kita sendiri. Berjuanglah untuk meraih kesuksesan.
Puisi reflektif
Taburan Sejuta Bintang di Angan
Ku awali hari dengan senyuman
Ku langkahkan kaki dengan penuh harapan
Tetap bertahan walau badai menghadang
Demi sebuah masa depan yang cemerlang
            Semangatku
            Semangat para pemenang
            Yang tak mematikan harapan

Ikhtiarku
Ikhtiar para pejuang
Yang tak mudah melemas
Yang tak mudah melunglai sebelum batas
            Kesuksesan akan menjadi titik terang
            Bertabur dengan sejuta bintang
            Pengubah kegelapan menjadi terang benderang
            Berpengharapan dan terus berkembang lebih sempurna
            Yang akan membuat diri percaya
            Dan siap hadapi tantangan yang ada



Tugas 2



ANALISIS TEKS PERSUASIF

Marilah kembali ke Hakekat Manusia!

            Smart Phone, Stupid People, slogan itulah yang tepat untuk menggambarkan keadaan manusia sekarang ini. Saat ini banyak manusia telah disibukan oleh teknologi yang tanpa kita sadari telah membawa kita keluar jauh dari garis hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Sebagaimana makhluk sosial, manusia sangatlah membutuhkan manusia lainnya. Tetapi saat ini, kita sudah melupakan itu semua. Kita lebih memilih bermain dengan handphone kita dibandingkan dengan teman-teman kita. Kita lebih memilih bertanya dengan handphone kita daripada bertanya dengan orang-orang sekitar. Kita lebih memilih berinteraksi di dunia maya daripada berinteraksi dengan orang-orang baru yang ada di sekitar kita.
Tanpa kita sadari perilaku tersebut akan menciptakan pribadi yang pasif, acuh tak acuh dan anti sosial. Sebelum hal tersebut mempengaruhi kita lebih jauh lagi, Bangkitlah dari tempat duduk atau tempat tidur kita. Marilah matikan handpone kita sejenak, lihatlah sekeliling kita betapa banyak hal yang bisa kita lakukan daripada hanya sibuk berkutat dengan handphone. Pergilah keluar dan berinteraksilah dengan sesama. Sapalah dan berikan senyum yang indah, maka kita akan menyadari betapa indah dunia ini tanpa tekhnologi-teknologi tersebut. Oleh karena itu, marilah kembali kepada hakekat umat mnusia dan jangan mau dibodohi oleh smart phone yang membuat kita menjadi stupid people.

Analisis struktur dan kaidah kebahasaan
1.      Analisis struktur
Struktur teks
Kalimat dalam teks
Alenia pembuka (tesis)
Smart Phone, Stupid People, slogan itulah yang tepat untuk menggambarkan keadaan manusia sekarang ini. Saat ini banyak manusia telah disibukan oleh teknologi yang tanpa kita sadari telah membawa kita keluar jauh dari garis hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Sebagaimana makhluk sosial, manusia sangatlah membutuhkan manusia lainnya.
Alenia penjelas (argumen/opini)
Kita lebih memilih bermain dengan handphone kita dibandingkan dengan teman-teman kita. Kita lebih memilih bertanya dengan handphone kita daripada bertanya dengan orang-orang sekitar. Kita lebih memilih berinteraksi di dunia maya daripada berinteraksi dengan orang-orang baru yang ada di sekitar kita
            Tanpa kita sadari perilaku tersebut akan menciptakan pribadi yang pasif, acuh tak acuh dan anti sosial.
Alenia penutup (ajakan)
Sebelum hal tersebut mempengaruhi kita lebih jauh lagi, Bangkitlah dari tempat duduk atau tempat tidur kita. Marilah matikan handpone kita sejenak, lihatlah sekeliling kita betapa banyak hal yang bisa kita lakukan daripada hanya sibuk berkutat dengan handphone. Pergilah keluar dan berinteraksilah dengan sesama. Sapalah dan berikan senyum yang indah, maka kita akan menyadari betapa indah dunia ini tanpa tekhnologi-tekhnologi tersebut. Oleh karena itu, marilah kembali kepada hakekat umat mnusia dan jangan mau dibodohi oleh smart phone yang membuat kita menjadi stupid people.


2.      Kaidah kebahasaan

Ciri bahasa
Kalimat

1.       
Kalimat persuasif
Marilah matikan handphone kita sejenak, lihatlah sekeliling kita betapa banyak hal yang bisa kita lakukan daripada hanya sibuk berkutat dengan handphone. Pergilah keluar dan berinteraksilah dengan sesama. Sapalah dan berikan senyum yang indah, maka kita akan menyadari betapa indah dunia ini tanpa tekhnologi-tekhnologi tersebut. Oleh karena itu, marilah kembali kepada hakekat umat manusia dan jangan mau dibodohi oleh smart phone yang membuat kita menjadi stupid people.



2.       
Sebab-akibat
Kita lebih memilih bermain dengan handphone kita dibandingkan dengan teman-teman kita. Kita lebih memilih bertanya dengan handphone kita daripada bertanya dengan orang-orang sekitar. Kita lebih memilih berinteraksi di dunia maya daripada berinteraksi dengan orang-orang baru yang ada di sekitar kita.         
Tanpa kita sadari perilaku tersebut akan menciptakan pribadi yang pasif, acuh tak acuh dan anti sosial .


ANALISIS TEKS DESKRIPSI
Tari Saman

Tari Saman tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Penetapan itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, pada 24 November 2011. Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki. Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Penari Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur dengan bahasa Arab saat menari. Nyanyian dalam Tari Saman dibagi dalam lima macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Sek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama gerak ini adalah bahasa Gayo).
Kostum atau busana khusus Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulang teleng dan sunting kepies. Bulang teleng, yaitu kain berdasar hitam berbentuk empat persegi panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala. Pada badan dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Baju kantong disebut juga baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam disulam benang putih, hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topong gelang dan sapu tangan. Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi karena warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan, kebijakan, keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para pemakainya.


1.      Analisis Struktur Teks
Struktur Teks
Contoh
Identifikasi
Tari Saman tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Penetapan itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untukPelindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Bali, pada 24 November 2011.
Klasifikasi
Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki. Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Penari Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur dengan bahasa Arab saat menari.
Deskripsi Bagian
Nyanyian dalam Tari Saman dibagi dalam lima macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Sek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama gerak ini adalah bahasa Gayo).
Kostum atau busana khusus Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulang teleng dan sunting kepies. Bulang teleng, yaitu kain berdasar hitam berbentuk empat persegi panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala. Pada badan dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Baju kantong disebut juga baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam disulam benang putih, hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topong gelang dan sapu tangan. Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi karena warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan, kebijakan, keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para pemakainya.

2.      Analisis Ciri Bahasa

Ciri Bahasa
Contoh
Menggunakan kata benda
Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki.
Mengandung kata kerja transitif untuk memberikan informasi subjek
Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan
Mengandung kata keterangan untuk memberikan informasi tambahan tentang objek
Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala
Banyak ditemukan kata-kata atau frasa yang bermakna kata sifat atau keadaan.
Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.




Tugas 3




1.      Judul               : Susianty Kawira                                           
2.      Penulis             : Susianty Kawira, Suradi, Msi.
3.      Penerbit           : Swastisvarna
4.      Cetakan           : Pertama November 2015
5.      Tebal               :312 Halaman
6.      ISBN               : 602728790X, 9786027287907


Wanita Penakhluk Dunia

Hidup ini tidaklah seburuk yang kita khawatirkan dan tidaklah seindah yang kita impikan.

Buku ini merupakan tulisan dari seorang wanita yang berasal dari masyarakat etnis Tionghoa, Pontianak  yang menulis buku tersebut berdasarkan pengalaman hidup yang ia jalani sendiri.

Dalam buku ini menceritakan tentang sosok seorang Susianty Kawira. Buku tersebut menceritakan sebuah rangkaian riwayat kisah perjuangan hidup yang apa adanya, inspiratif dan menarik. Kisah kehidupan yang diangkat sangat kaya dengan kisah suka duka dimulai dari Singkawang dan mengalir mengikuti kisah perjuangan Susianty keliling dunia. Susianty adalah sosok yang tidak saja ulet tetapi selalu membawa ketidak beruntungan bukan sebagai malapetaka yang diikuti dengan upaya mengakhiri segalanya, tetapi dipergunakan sebagai landasan dan tantangan baru yang mendorong semangat untuk membangun aktifitas baru yang lebih menjanjikan. Buku ini merupakan buku motivasi dan inspirasi dari Susianti Kawira selaku penulis buku dan seorang pebisnis yang sukses. Buku ini diterbitkan pada Nopember 2015 di Jakarta. Buku ini baru saja diterbitkan oleh Swastivana yaitu yayasan peduli lansia (lanjut usia) yang di dirikan oleh Susianty Kawira.
Susianty merupakan wanita yang sangat terbuka. Dengan sikap terbuka inilah, ia merasa semua beban hidup dari kecil hingga saat ini bisa terbagi. Lewat keterbukaan itu pula, ia banyak menjalin hubungan dengan orang dari berbagai kalangan dan profesi. Susianty terlahir dari tumbuh dalam keluarga yang broken home, kurang kasih sayang, bahkan ia harus bekerja ekstra keras untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya yang luar biasa sulit. Ia lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, pada tanggal 11 November 1957.
Masa awal Susianty ini merupakan modal baginya untuk menempuh hidup yang penuh keragaman, diselingi, dan diwarnai oleh berbagai penderitaan, kesusahan, bercampur dengan kebagiaan. Berbagai macam kehidupan dijalaninya mulai dari operator mesin fotokopi, menjual kue, mengurus masalah keadministrasian, bertindak sebagai “inang” yang beroperasi dari Jakarta ke Singapura. Berbagai usaha dan dagang telah dijalaninya dengan diwarnai pelbagai masalah, kebahagiaan, dan diselingi oleh kerugian dan kekecewaan. Bahkan kebakaran yang menghabiskan semua modal yang ditanamkannya dalam bisnisnya di Batam. Semua pengalamannya ia akhirnya mengantarkan ia menjadi seorang perempuan pebisnis yang sukses. Bidang usahanya yang dimulai dari bisnis kecil-kecilan telah menjelma menjadi kegiatan impir dan ekspor. Hasil jerih payahnya telah membawa sukses, ia bisa keliling dunia, menyekolahkan anak-anaknya di New Zealand, Amerika Serikat, dan Kanada serta membantu sanak keluarganya yang semasa dia mengalami kesukaran hidup dulu justru pernah memandang dan memperlakukannya dengan sinis. Susianty ini adalah seorang figur yang memberi contoh sekaligus bukti bahwa ditengah himpitan hidup sesulit apapun, jika ada kemauan untuk bangkit dan maju, semua itu akan menemui jalan keberhasilan
Dalam buku ini terdapat nilai-nilai positif yang dapat diambil dari cerita pengalaman hidup seorang Susianty Kawira bahwa sesulit apapun dalam menjalani hidup, jika ada kemauan untuk bangkit dan maju, semua itu akan menemui jalan untuk menuju keberhasilan. Walaupun saudara-saudara tirinya dan ayahya sudah menghianati cinta ibunya ia tetap mempunyai sikap cinta terhadap sesama manusia yang disebut dengan prinsip ren atau welas asih dari delapan kebajikan. Sikap hormat pada kedua orang tuanya dan keluarganya sangat ia jaga, bahkan ayah kandung yang telah meninggalkannya ketika ia berusia hanya beberapa bulan, tetap ia hormati.
Kita dapat mengambil pelajaran setelah membaca buku ini bahwa seorang anak harus menghormati dan menjaga kedua orang tua, walaupun orang tua kita meninggalkan kita waktu masih kecil, ia tetap orang tua yang sudah melahirkan kita. Kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa sesulit apapun dalam menjalani kehidupan, jika ada kemauan untuk bengkit dan maju, semua akan menuai jalan untuk menuju keberhasilan dan kesuksesan.
Buku ini memiliki kelemahan yaitu bahasanya terlalu bertele-tele. Buku ini juga memiliki kelebihan yakni terdapat foto-foto Susianty Kawira yang memudahkan pembaca memahami isi dari buku tersebut. Buku ini juga terdapat kesan, pesan keluarga, tokoh, kolega, dan sahabat dari penulis tentang Susianty Kawira.

Kekhasan buku ini yaitu banyak sekali motivasi-motivasi, inspirasi dan hikmah kehidupan. Cerita di dalam buku ini berdasarkan kehidupan nyata dari seorang Susianty Kawira. Buku ini juga memaparkan perjuangan hidup yang dilakukan oleh Susianty Kawira selama menjadi seorang pebisnis yang sukses. Bidang usahanya yang dimulai dari bisnis kecil-kecilan telah menjelma menjadi kegiatan impir dan ekspor. Hasil jerih payahnya telah membawa sukses danbisa keliling dunia
Dibandingkan dengan buku-buku lain yang pernah saya baca, misalnya saja pada buku yang berjudul “Menjadi Pribadi Inovatif, Kreatif, dan Mandiri yang Berspiritualisasi” dengan buku berjudul “Susanty Kawira  , Sang Penakluk  Romantisme dan Pejuang Hidup ini terdapat perbedaan yang menonjol di antara keduanya meskipun sama-sama termasuk motivasi yaitu mengenai isi buku. Buku berjudul “Susanty Kawira, Sang Penakluk Romantisme dan Pejuang Hidup” ini mengulas tentangkisah perjuangan hidup seorang Susianty Kawira yang apa adanya, inspiratif dan menarik.Sedangkan, buku yang berjudul “Menjadi Pribadi Inovatif, Kreatif, dan Mandiri yang Berspiritualisasibuku yang di dalamnya mengajarkan dan sekaligus memberi pelajaran untuk melakukan harmonisasi kesadaran, pemikiran dengan realitas fakta kehidupan. Nalar dengan nurani penyeimbangan kecerdasan emosi dan spiritual.
Buku ini layak untuk dibaca oleh kaum wanita dan generasi muda dan mereka yang masih menanti masa depan yang gemilang. Dalam buku tersebut juga banyak sekali inspirasi dan hikmah kehidupan. Karena Susianty ini adalah seorang figur yang memberi contoh sekaligus bukti bahwa ditengah himpitan hidup sesulit apapun, jika ada kemauan untuk bangkit dan maju, semua itu akan menemui jalan keberhasilan. Pengalaman Susianty mengajarkan banyak hal pada kita semua, terutama generasi muda, dan lebih utamanya kaum wanita. Keluarga yang berantakan dan kondisi ekonomi yang pas-pasan harus menjadi pelecut untuk maju dan sukses. Bukan sebaliknya menyerah pada keadaan, lalu melangkah dan akhirnya kita diligas oleh waktu dan zaman.





Nama               : Dian Rokhmawati Ardi
Off/No. Abs    : B/08
NIM                : 160211601825


Judul               : When Breath Becomes Air  
Apa yang Membuat Hidup Layak Dijalani?
Penulis             : Paul Kalanithi
Penerbit           : Random House
Cetakan           : Pertama 2016
Tebal               : 224 Halaman

Menyelami Makna Kehidupan
Stop!!!!! Jangan baca buku ini! Buat yang masih nekat baca buku ini, awas tempat tidurnya banjir air mata…. Hiks…hiks…
Buku ini ditulis berdasarkan kisah hidup dari Paul Kalanithi, seorang dokter bedah saraf dan seorang neurologis yang handal dan kompeten.
Melihat dan membaca awal dari buku ini pasti banyak yang berpikir bahwa penulisnya adalah seorang pengarang yang handal, namun Anda salah! Justru yang menulis cerita buku ini adalah seorang dokter bedah saraf yang terkesan dingin dan angkuh. Namun, setiap kalimat dalam buku ini mampu menyihir dan menghipnotis para pembacanya untuk terus menggali makna yang tersembunyi didalamnya. Buku ini merupakan memoar dari Paul Kalanithi selaku penulis buku dan seorang dokter ahli bedah saraf. Buku ini diterbitkan pada Januari 2016 di New York dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada Agustus 2016. Buku ini menduduki 21 minggu di puncak New York times best seller dan telah terbit dalam 31 edisi.
Buku ini mengangkat tema arti penting suatu kehidupan. Buku ini sangat menggugah dan menghujam orang-orang yang ingin mengerti arti dari suatu kehidupan secara utuh. Memoar ini ditulis pada saat Paul Kalanithi berjuang melawan kankernya. When Breath Becomes Air adalah kisah tentang hidup yang dijalani dengan bayang-bayang kematian di saat segala mimpi tentang kehidupan dan masa depan berada di depan mata. Paul Kalanithi adalah seorang dokter bedah saraf yang sangat konsisten dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Namun, saat berusia tiga puluh enam tahun, Paul didiagnosa mengidap kanker paru-paru stadium IV. Perubahan dari seorang dokter yang membantu pasien menjadi pasien itu sendiri, memberikan sebuah kontemplasi mendalam baginya tentang makna kehidupan.
Ia merasa badai kehancuran datang dalam kariernya dan masa depan yang diidamkannya bersama sang istri beserta anaknya tiba-tiba lenyap ditelan sang waktu. Di tengah kondisinya yang sedang sekarat ini, ia tetap berjuang untuk hidup. Perenungan yang begitu mengesankan dan menyentuh mengenai arti dan pilihan yang membuat hidup layak dijalani, bahkan saat kematian berada di depan mata. Namun, di saat harapan itu mulai datang, yaitu ketika putrinya, Cady berumur 8 bulan, kondisi Paul semakin menurun dan akhirnya meninggal.
Buku ini mengandung nilai-nilai positif yang dapat kita teladani yaitu sikap pantang menyerah, dedikasi dan tanggung jawab terhadap pasien-pasiennya selama berprofesi sebagai dokter bedah saraf, dan pengabdian yang tulus dan iklas dari seorang Paul Kalanithi. Pelajaran yang dapat kita ambil setelah membaca buku ini yaitu lebih memaknai arti sebuah kehidupan dengan tulus dan ikhlas dalam menjalaninya.
Kelebihan dari buku ini yaitu membuktikan bahwa mereka yang sedang sekaratlah yang paling bisa mengajari kita tentang arti sebuah kehidupan. Buku ini mendorong pembacanya untuk mengerti alasan mengapa hidup layak untuk dijalani dan lebih memaknai kehidupan mereka. Kelebihan lain buku ini yaitu sebagai investasi emosional yang mendalam dan menggugah para pembacanya. Kelemahan buku ini yaitu kisah hidup penulisnya berakhir terlalu cepat dan banyak menggunakan bahasa atau istilah medis yang sulit untuk dimengerti, misalnya saja inseminasi intrauterin, aneurisme aorta, dll. Hal ini membuat pembacanya, terutama yang bukan dari bidang medis atau kedokteran menjadi kebingungan dan sulit memahami arti dari kata tersebut.
Kekhasan buku ini yaitu banyak menggunakan kata-kata kiasan serta cerita di dalam buku ini berdasarkan kehidupan nyata dari seorang Paul Kalanithi. Sehingga dibutuhkan kepekaan dan keterbukaan pemikiran untuk memahaminya. Buku ini juga memaparkan kegiatan yang dilakukan oleh Paul Kalanithi selama menjadi seorang dokter bedah saraf mulai dari menggergaji tengkorak manusia sampai membelah dada dan mengambil jantung pasiennya.
Dibandingkan dengan buku-buku lain yang pernah saya baca, misalnya saja pada buku yang berjudul “Aku Sadar Aku Gila” karya Bahril Hidayat Lubis dengan buku berjudul “When Breath Becomes Air” ini terdapat perbedaan yang menonjol di antara keduanya meskipun sama-sama termasuk memoar yaitu mengenai isi buku. Buku berjudul “When Breath Becomes Air” ini ingin mengulas seputar arti penting sebuah kehidupan dimana Paul Kalanithi yang seorang dokter bedah saraf menderita kanker paru-paru dan berusaha untuk tetap hidup, namun akhirnya ia meninggal dikalahlah sang waktu. Sedangkan, buku yang berjudul “Aku Sadar Aku Gila” ini ingin mengupas seputar seorang penderita psikosis yang sembuh melalui mimpi dan surat Ar-Rahman.
Buku ini layak dan cocok dibaca oleh remaja dan dewasa karena didalamnya mengandung pelajaran penting agar kita lebih menghargai arti suatu kehidupan, dimana tak semua orang mendapatkan kesempatan tersebut. Jadi, mulailah harimu dengan tekad dan semangat baru karena hidup tak cukup dijalankan dengan satu skenario saja. Jangan hanya berkutat di beceknya lumpur, tapi teruslah melangkah dengan mantap. Pesan utama dari buku ini yaitu hargailah hidupmu karena setiap kehidupan layak untuk dijalani, jangan sia-siakan waktumu dan hidupmu untuk hal-hal yang tidak berguna.

KOMENTAR :
            Resensi buku berjudul “When Breath Becomes Air”, diawali dengan judul resensi yang berbeda dengan isi buku. Judul resensi tersebut sesuai dengan isi resensi. Kemudian terdapat kutipan yang mencerminkan isi buku. Kutipan tersebut membuat para pembaca menjadi tertarik dengan isi buku. Mulai dari pembukaan isi resensi sudah baik yaitu penulis mengenalkan judul, pengarang, dan kepopuleran buku, terdapat juga klasifikasi jenis buku. Pada sinopsis dan detil atau informasi tambahan mencerminkan keseluruhan isi buku yang ditulis ringkas, padat makna dan menggunakan pilihan-pilihan kata emotif, sehingga pembaca menjadi tertarik untuk membaca. Pada penilaian kelebihan buku terdapat kata-kata emotif, pada penilaian kekurangan buku menggunakan gaya pengungkapan yang khas atau unik, dan juga terdapat perbandingan dengan buku lain.

Nama pengomentar: Khoirotul Amaliyah




Tugas 4



JURNAL REFLEKSI

Pada semester  ini saya mendapatkan mata kuliah membaca teks nonilmiah atau membaca informatif. Saya mendapatkan banyak sekali ilmu yang belum saya dapatkan sebelumnya, dalam mengikuti mata kuliah yang di bimbing oleh ibu Endah Tri Priyatni ini, saya mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan. Sejak awal perkuliahan kami diperkenalkan bagaimana cara membedakan konsep teks ilmiah dengan teks nonilmiah. Dari situ kami mulai memahami bagaimana konsep sebenarnya membaca nonilmiah tersebut. Kemudian kami diberikan tugas untuk membaca 10 buku untuk dijadikan laporan membaca 10 kali petemuan ke depan. Di situ lah saya merasa bahwa banyak sekali hal-hal yang belum saya pelajari, dari saya yang awalnya malas untuk membaca buku tentang biografi, tips-tips, dan lain sebagainya. Ketika adanya mata kuliah ini saya menjadi lebih tertarik dan saya dapat mengambil pelajaran dan amanat dari setiap buku yang saya baca.
Setiap pertemuan atau setiap minggu mahasiswa  diberikan sebuah pertanyaan mengenai buku apa saja yang telah dibaca setiap minggunya. Mulai dari judul, isi buku, apa saja yang bisa kita petik atau yang kita dapatkan dari buku tersebut dan lain-lain. Di sini saya mulai belajar untuk mengingat kembali apa yang kita sudah pelajari atau kita baca dari buku setiap minggunya. Kemudian kita akan diarahkan pada proses belajar selanjutnya yakni menulis resensi dari buku yang telah dibaca. Awalnya memang saya kesusahan untuk membuat resensi, karena ternyata membuat resensi tidak sama seperti membuat sinopsis pada umumnya. Jadi dari sini saya dapat mengetahui perbedaan dari resensi dengan sinopsis. Dengan bantuan dari contoh yang diberikan oleh ibu dosen, saya merasa diberikan kemudahan untuk mengerjakan resensi.
Di pertengahan pertemuan, matakuliah ini tidak hanya diberikan tugas untuk membaca buku. Tetapi, dosen juga memperkenalkan tentang jenis-jenis teks seperti teks persuasif, editorial, LHO, deskripsi dan masih banyak lagi. Ketika mempelajarinya memang mudah, namun ketika dikoreksi dan dibahas bersama-sama kembali ternyata banyak sekali kesalahan pada struktur teks dan ciri bahasa teks. Saya diajarkan untuk mengenali berbagai macam teks dan ternyata banyak sekali pelajaran tentang teks yang belum kita ketahui tentang struktur dan ciri bahasanya.
Akhir pertemuan diakhiri dengan menuliskan refleksi isi buku multimoda (berbentuk artikel dan puisi). Awalnya memang bingung dan tidak mengerti apa itu refleksi multimoda. Tetapi, saya mencoba membuat refleksi dengan contoh yang diberikan oleh dosen. Meskipun sedikit sulit dipahami lama kelamaan jika sudah mengerjakan akan lebih mudah.
Dengan adanya matakuliah membaca nonilmiah/membaca infomatif ini saya bisa tahu pentingnya membaca buku. Karena awalnya memang saya tidak begitu suka membaca buku apalagi tentang biografi. Oleh karena itu, matakuliah tersebut dapat membantu saya mengetahui apa itu membaca informatif dan apa saja yang termasuk buku nonilmiah selain buku sastra dan banyak sekali manfaat yang didapat dari membaca nonilmiah. Saya juga belajar bagaimana cara membedakan antara resensi dengan sinopsis, membandingkan beberapa teks dan menuliskan refleksi. Banyak sekali pengalaman menulis dan membaca yang saya dapatkan. Matakuliah ini suatu pembelajaran yang baru dan dapat memberikan pengetahuan yang banyak  bagi saya.



5 komentar:

  1. tulisannya enak dibaca. artikelnya juga menarik. tingkatkan ya.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Resensi milik Khoiroul Amaliyah yang berjudul “”Susianty Kawira” diawali dengan judul resensi yang berbeda dengan buku aslinya sehingga memberikan kesan penasaran bagi pembacanya. Dalam resensi tersebut juga terdapat Kutipan tersebut membuat para pembaca menjadi tertarik dengan isi buku. Mulai dari pembukaan isi resensi sudah baik yaitu penulis mengenalkan judul, pengarang, dan kepopuleran buku, terdapat juga klasifikasi jenis buku. Pada sinopsis dan detil atau informasi tambahan mencerminkan keseluruhan isi buku yang ditulis ringkas, padat makna dan menggunakan pilihan-pilihan kata emotif, sehingga pembaca menjadi tertarik untuk membaca. Pada penilaian kelebihan buku terdapat kata-kata emotif, pada penilaian kekurangan buku menggunakan gaya pengungkapan yang khas atau unik, dan juga terdapat perbandingan dengan buku lain. Dengan lengkapnya isi resensi milik Khoirotul sehingga memberikan nilai lebih pada buku.

    BalasHapus