Judul
Buku : Jangan
Mau Jadi Orang Rata-rata
Pengarang : Ahmad
Rifa’I Rif’an
Penerbit : PT
Gramedia, Jakarta
Tahun : 2015
Tebal
halaman : 156
halaman
ISBN : 9786020271361
Catatan tentang
Kredibilitas Buku
Buku ini ditulis oleh orang yang ahli di bidangnya. Ahmad Rifa’i Rif’an adalah
seorang yang sederhana akan tetapi berkat usahanya dia menjadi seorng peulis
yang banyak digemari... Diterbitkan oleh penerbit Gramedia, Jakarta, sehingga tidak perlu diragukan lagi
kredibilitasnya.
Ikhtisar
Buku ini menceritakan tentang kisah hidup Rifai Rif’an yang
dulunya merupakan seorang yang sederhana akan tetapi berkat usahanya dia
menjadi seorng peulis yang banyak digemari. Dalam buku tersebut sang penulis memaparkan bahwa
jangan pernah
mau menjadi orang yang biasa saja, karena
penduduk bumi terlalu banyak
orang yang biasa-biasa. Jadilah orang yang luar biasa. Dunia ini hanya
memperhatikan orang-orang yang tak biasa. Dunia tak punya waktu memperhatikan
orang yang hidupnya rata-rata. Siapakah manusia rata-rata itu? W.J Brown
mengungkapkan dalam bukunya
“Dasar-Dasar Sukses Anda” bahwa manusia rata-rata adalah
manusia yang gampang merasa puas asal mereka bisa tetap hidup. Manusia
rata-rata adalah manusia yang mudah merasa puas asalkan dia bisa hidup mengikuti alur hidupnya sebagaimana orang
disekelilingnya.
Buku tersebut juga menjelaskan apa saja ciri-ciri
orang rata-rata. Ciri orang
rata-rata ialah orang
yang takut menjadi yang pertama, enggan menjadi yang terbaik, takut dianggap beda, selalu
ingin seperti orang kebanyakan, tidak
suka perubahan, takut diberi tanggung jawab, ingin hidupnya selalu santai, tidak punya target hidup yang tinggi. Menurut
Rifai Rif’an sang penulis semua orang bebas
menentukan masa depannya, jadi pecundang atau pemenang, jadi kuper atau super.
Tidak
peduli awalnya seperti apa. Apakah dulunya minder, kuper, bodoh, miskin,
kampungan, atau apapun. Asalkan ada kemauan, pasti aka nada hadir kemampuan. Tidak
ada yang mustahil dalam hidup. Siapa yang bertekad mengubah hidupnya, ia pasti
akan berubah. Tidak penting
dimana kita berdiri dimana kita berdiri, yang penting kemana kita akan
melangkah. Tidak penting siapa diri kita sekarang yang terpenting kemana kita ingin menjadi
seperti apa dimasa yang akan datang.
Tidak penting siapa orang tua
kita, yang terpenting
kita ingin menjadi anak yang bisa
mengangkat derajat orang tua kita.
Seseorang yang kuper ternyata adalah calon orang super. Mereka yang tidak popular terlatih untuk bertahan dalam
kondisi dan situasi yang tidak mendukung mereka. Ketidakpedulian terhadap gelar
atau gaul juga membentuk mental mereka sehingga mereka memiliki kepribadian
yang lebih kuat dan berkarakter. Mental ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi
permasalahan hidup kelak. Kita
hidup di dunia hanya sekali, berprestasilah yang tinggi,
jadikan prestasi dunia media utuk menginspirasi sesama dan melejitkan pengabdian mereka.
Prestasi dalam bidang agama memang prioritas utama, tapi prestasi yang lain
juga tidak
boleh diabaikan.
Dalam menuju kesuksesan tentu saja akan
selalu ada penghambatnya. Menara kesuksesan hanya ditopang tiga pilar utama
yakni mimpi yang tinggi, upaya yang
keras dan cerdas, dan pertolongan
yang kuasa. Namun,
ada beberapa hal yang patut dijauhi oleh calon pribadi sukses yaitu, kebiasaan buruk yang
hanya akan memberi dampak buruk dalam hidup, hindari rasa puas, rasa malas, kegemaran
menunda, negative saat melihat kesempatan yang baik, tidak tegas dalam
memutuskan dan
bertindak, cepat menyerah dan putus asa, dan sinis terhadap nasihat baik tapi
tidak bertindak.
Perbedaan antara pemenang dan pecundang.
Pemenang akan selalu menjadi bagian dari solusi, menawarkan bantuan, suka
bilang “itu sulit, tapi pasti mungkin bisa”, melihat jawaban dari masalah.
Sedangakan pecundang selalu menjadi bagian dari masalah, menolak diminta
bantuan, suka bilang “itu mungkin, tapi terlalu sulit”, melihat masalah pada
tiap jawaban. Kisah-kisah orang sukses di dunia ini justru diisi oleh orang-orang
yang sebelumnya lahir dari keluarga sederhana yang penuh dengan keterbatasan.
Nilai-nilai
Buku yang berjudul Jangan
Mau Jadi Orang Rata-rata ini
sangat menginspirasi. Buku ini terdapat banyak sekali inspirasi dan hikmah bagi kehidupan. Karena sang penulis memberikan penjelasan tentang
bagaimana menjadi orang yang tidak rata-rata. ada satu
pelajaran yang bisa kita dapatkan
setelah membaca buku tersebut yakni, bahwa tidak ada
keberhasilan yang instan. Hidup adalah suatu proses, perjuangan tak kenal lelah
untuk meraih kesuksesan. Mungkin kita harus memulai hidup dengan cara yang
kurang membahagiakan. Tetapi tugas kita adalah berjuang, berusaha, dan berdoa
untuk menciptakan kebahagiaan kita sendiri. Berjuanglah meraih kesuksesan.
Buku ini juga sangat menarik karena didalamnya
berkisahkan cerita nyata dari seorang perempuan dan banyak memberikan pesan
agar ketika kita menghadapi kesulitan kita tak boleh putus asa dan terus
berusaha. Buku ini mengajarkan tentang nilai keberanian, perjuangan yang
tidak kenal lelah, dan totalitas terutama dalam segi
kehidupan. Buku ini menyampaikan pesan moral yang mendalam sehingga pembaca
merasa tersentuh dan dapat mengambil pesan yang tersirat dalam kisah kehidupan
Rifai.
Refleksi
Buku yang berjudul Jangan
Mau Jadi Orang Rata-rata ini
memberikan banyak inspirasi kepada para pembaca terutama bagi orang yang takut
menjadi yang pertama, enggan menjadi yang terbaik, takut dianggap beda, selalu
ingin seperti orang kebanyakan, tidak
suka perubahan, takut diberi tanggung jawab, ingin hidupnya selalu santai, tidak punya target hidup yang tinggi, dan orang yang gampang putus asa.
Setelah membaca
buku ini, saya mengerti bahwa tidak ada keberhasilan yang didapatkan secara instan. Hidup adalah
suatu proses, perjuangan tak kenal lelah untuk meraih kesuksesan. Mungkin kita
harus memulai hidup dengan cara yang kurang membahagiakan. Tetapi tugas kita
adalah berjuang, berusaha, dan berdoa untuk menciptakan kebahagiaan kita
sendiri. Berjuanglah meraih kesuksesan.
Artikel
reflektif
Optimis Meraih Kesuksesan
Oleh : Khoirotul Amaliyah
Jiwa seorang yang
sukses pasti mempunyai rasa optimise yang kuat dalam hatinya. Optimis merupakan
paduan antara semangat, pandangan (buah pikir), harapan, dan kegigihan. Ketika
jiwa optimis kita rendah pasti akan masuk ke ruang pesimisme yang akan mengakibatkan
semangat menjadi menurun, pandangannya tidak berkembang, harapannya pun
menipis, dan pastinya suka malas-malasa. Rasa optimis yang ada pada diri setiap
orang bisa dibangun dengan motivasi yang tepat, bisa ditingkatkan dengan energi
positif untuk mendongkrak kesuksesan.
Orang yang tidak
mempunyai jiwa optimisme tidak cocok untuk menjadi orang yang sukses. Karena
seorang yang sukses dalam kehidupannya tidak mengenal kata menyerah, selalu
mencari solusi atau jalan keluar, sehingga masalah bukan untuk ditakuti,
dihindari, dan disesali tetapi diselesaikan. Rasa optimis bisa dipupuk dengan
kepercayaan diri dak konsistensi meraih tujuan dalam hidup termasuk kesuksesan.
Memiliki sikap optimisme yang tinggi tentunya menjadi salah satu modal utama
bagi seseorang. Tanpa adanya optimisme bisa dipastikan tidak akan mampu
menghadapi persoalan-persoalan yang ada. Jika seseorang mempunyai rasa optimis
tidak akan ada alasan untuk gagal, karena dengan adanya sikap optimis sebagai
penyangga untuk melindungi kita dari hal yang tidak mungkin terjadi. Orang yang
sukses memulai
hidupnya tidak dengan cara instan
melainkan butuh proses, proses yang panjang untuk meraih kesuksesan.
Dalam menuju kesuksesan tentu saja akan
selalu ada penghambatnya. Menara kesuksesan hanya ditopang tiga pilar utama
yakni mimpi yang tinggi, upaya yang
keras dan cerdas, dan pertolongan
yang kuasa. Namun,
ada beberapa hal yang patut dijauhi oleh calon pribadi sukses yaitu, kebiasaan buruk yang
hanya akan memberi dampak buruk dalam hidup, hindari rasa puas, rasa malas, kegemaran
menunda, negative saat melihat kesempatan yang baik, tidak tegas dalam memutuskan
dan bertindak,
cepat menyerah dan putus asa, dan sinis terhadap nasihat baik tapi
tidak bertindak. Untuk
menjadi orang yang sukses tidak hanya bekerja keras saja, tetapi harus berjuang,
berusaha, dan berdoa untuk menciptakan kebahagiaan kita sendiri. Berjuanglah untuk meraih kesuksesan.
Puisi
reflektif
Taburan Sejuta Bintang di Angan
Ku awali hari dengan senyuman
Ku langkahkan kaki dengan penuh harapan
Tetap bertahan walau badai menghadang
Demi sebuah masa depan yang cemerlang
Semangatku
Semangat para pemenang
Yang tak mematikan harapan
Ikhtiarku
Ikhtiar para pejuang
Yang tak mudah melemas
Yang tak mudah melunglai sebelum batas
Kesuksesan akan menjadi
titik terang
Bertabur dengan sejuta
bintang
Pengubah kegelapan menjadi
terang benderang
Berpengharapan dan terus
berkembang lebih sempurna
Yang akan membuat diri
percaya
Dan siap hadapi tantangan
yang ada
Tugas 2
ANALISIS TEKS PERSUASIF
Marilah kembali ke Hakekat
Manusia!
Smart Phone, Stupid People, slogan itulah yang tepat untuk menggambarkan keadaan manusia sekarang ini. Saat ini banyak manusia telah disibukan oleh teknologi yang tanpa kita sadari telah membawa kita keluar jauh dari garis hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Sebagaimana makhluk sosial, manusia sangatlah membutuhkan manusia lainnya. Tetapi saat ini, kita sudah melupakan itu semua. Kita lebih memilih bermain dengan handphone kita dibandingkan dengan teman-teman kita. Kita lebih memilih bertanya dengan handphone kita daripada bertanya dengan orang-orang sekitar. Kita lebih memilih berinteraksi di dunia maya daripada berinteraksi dengan orang-orang baru yang ada di sekitar kita.
Tanpa kita sadari perilaku tersebut akan
menciptakan pribadi yang pasif, acuh tak acuh dan anti sosial. Sebelum hal
tersebut mempengaruhi kita lebih jauh lagi, Bangkitlah dari tempat duduk atau
tempat tidur kita. Marilah matikan handpone kita sejenak, lihatlah sekeliling
kita betapa banyak hal yang bisa kita lakukan daripada hanya sibuk berkutat
dengan handphone. Pergilah keluar dan
berinteraksilah dengan sesama. Sapalah dan berikan senyum yang indah, maka kita
akan menyadari betapa indah dunia ini tanpa tekhnologi-teknologi tersebut. Oleh
karena itu, marilah kembali kepada hakekat umat mnusia dan jangan mau dibodohi
oleh smart phone yang membuat kita
menjadi stupid people.
Analisis
struktur dan kaidah kebahasaan
1. Analisis
struktur
Struktur teks
|
Kalimat dalam teks
|
Alenia pembuka (tesis)
|
Smart Phone, Stupid People,
slogan itulah yang tepat untuk menggambarkan keadaan manusia sekarang ini.
Saat ini banyak manusia telah disibukan oleh teknologi yang tanpa kita sadari
telah membawa kita keluar jauh dari garis hakekat manusia sebagai makhluk
sosial. Sebagaimana makhluk sosial,
manusia sangatlah membutuhkan manusia lainnya.
|
Alenia penjelas
(argumen/opini)
|
Kita lebih memilih bermain
dengan handphone kita dibandingkan
dengan teman-teman kita. Kita lebih memilih bertanya dengan handphone kita daripada bertanya
dengan orang-orang sekitar. Kita lebih memilih berinteraksi di dunia maya
daripada berinteraksi dengan orang-orang baru yang ada di sekitar kita
Tanpa kita sadari perilaku tersebut akan menciptakan pribadi yang pasif, acuh tak acuh dan anti sosial. |
Alenia penutup
(ajakan)
|
Sebelum
hal tersebut mempengaruhi kita lebih jauh lagi, Bangkitlah dari tempat duduk
atau tempat tidur kita. Marilah matikan handpone kita sejenak, lihatlah
sekeliling kita betapa banyak hal yang bisa kita lakukan daripada hanya sibuk
berkutat dengan handphone. Pergilah keluar dan berinteraksilah dengan sesama.
Sapalah dan berikan senyum yang indah, maka kita akan menyadari betapa indah
dunia ini tanpa tekhnologi-tekhnologi tersebut. Oleh karena itu, marilah
kembali kepada hakekat umat mnusia dan jangan mau dibodohi oleh smart phone
yang membuat kita menjadi stupid people.
|
2. Kaidah
kebahasaan
Ciri
bahasa
|
Kalimat
|
|
|
1.
|
Kalimat
persuasif
|
Marilah matikan handphone kita sejenak, lihatlah
sekeliling kita betapa banyak hal yang bisa kita lakukan daripada hanya sibuk
berkutat dengan handphone. Pergilah
keluar dan berinteraksilah dengan sesama. Sapalah dan berikan senyum yang
indah, maka kita akan menyadari betapa indah dunia ini tanpa
tekhnologi-tekhnologi tersebut. Oleh karena itu, marilah kembali kepada
hakekat umat manusia dan jangan mau dibodohi oleh smart phone yang membuat
kita menjadi stupid people.
|
|
2.
|
Sebab-akibat
|
Kita
lebih memilih bermain dengan handphone
kita dibandingkan dengan teman-teman kita. Kita lebih memilih bertanya dengan
handphone kita daripada bertanya
dengan orang-orang sekitar. Kita lebih memilih berinteraksi di dunia maya
daripada berinteraksi dengan orang-orang baru yang ada di sekitar kita.
Tanpa
kita sadari perilaku tersebut akan menciptakan pribadi yang pasif, acuh tak
acuh dan anti sosial .
|
ANALISIS TEKS DESKRIPSI
Tari Saman
Tari Saman
tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Penetapan
itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan
Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, pada 24 November 2011. Pada awalnya
Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan
ditarikan oleh laki-laki. Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun,
kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Penari
Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur
dengan bahasa Arab saat menari. Nyanyian dalam Tari Saman dibagi dalam lima
macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah suara auman
yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat dengan suara pendek
yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Sek adalah lagu
yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking,
biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama
oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian, gerakan
penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara teriakan penari, tepuk
tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari itu
disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama gerak ini adalah
bahasa Gayo).
Kostum
atau busana khusus Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulang
teleng dan sunting kepies. Bulang teleng, yaitu kain berdasar hitam berbentuk
empat persegi panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian
kanan kepala. Pada badan dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Baju
kantong disebut juga baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam disulam
benang putih, hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topong gelang dan sapu
tangan. Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi
karena warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan, kebijakan,
keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para pemakainya.
1.
Analisis
Struktur Teks
Struktur
Teks
|
Contoh
|
Identifikasi
|
Tari Saman tercatat di
UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Penetapan
itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untukPelindungan
Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Bali, pada 24 November 2011.
|
Klasifikasi
|
Pada awalnya Tari Saman
merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan
oleh laki-laki. Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun,
kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
Penari Saman berjumlah
ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur dengan bahasa
Arab saat menari.
|
Deskripsi Bagian
|
Nyanyian dalam Tari Saman
dibagi dalam lima macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering
adalah suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat
dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah
tari. Sek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara
panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu
lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari
solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang,
suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha
penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang, kirep, lingang, dan
surang-saring (semua nama gerak ini adalah bahasa Gayo).
Kostum atau busana khusus
Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulang teleng dan sunting
kepies. Bulang teleng, yaitu kain berdasar hitam berbentuk empat persegi panjang.
Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala. Pada badan
dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Baju kantong disebut juga baju
kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam disulam benang putih,
hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topong gelang dan sapu tangan.
Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi karena
warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan, kebijakan,
keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para pemakainya.
|
2.
Analisis
Ciri Bahasa
Ciri Bahasa
|
Contoh
|
Menggunakan kata benda
|
Tari Saman merupakan salah satu media untuk
menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki.
|
Mengandung kata kerja transitif untuk
memberikan informasi subjek
|
Tari Saman merupakan salah
satu media untuk menyampaikan pesan
|
Mengandung kata keterangan untuk memberikan informasi
tambahan tentang objek
|
Sunting kepies atau tajuk
bunga digunakan di bagian kanan kepala
|
Banyak
ditemukan kata-kata atau frasa yang bermakna kata sifat atau keadaan.
|
Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan,
sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan.
|
Tugas 3
1.
Judul : Susianty
Kawira
2.
Penulis : Susianty
Kawira, Suradi, Msi.
3.
Penerbit : Swastisvarna
4.
Cetakan : Pertama
November 2015
5.
Tebal :312 Halaman
6.
ISBN : 602728790X, 9786027287907
Wanita Penakhluk Dunia
Hidup ini tidaklah seburuk yang kita khawatirkan
dan tidaklah seindah yang kita impikan.
Buku ini merupakan tulisan dari seorang wanita yang
berasal dari masyarakat etnis Tionghoa, Pontianak yang menulis buku tersebut berdasarkan
pengalaman hidup yang ia jalani sendiri.
Dalam
buku ini menceritakan tentang sosok seorang Susianty Kawira. Buku tersebut
menceritakan sebuah rangkaian riwayat kisah perjuangan hidup yang apa adanya,
inspiratif dan menarik. Kisah kehidupan yang diangkat sangat kaya dengan kisah
suka duka dimulai dari Singkawang dan mengalir mengikuti kisah perjuangan
Susianty keliling dunia. Susianty adalah sosok yang tidak saja ulet tetapi
selalu membawa ketidak beruntungan bukan sebagai malapetaka yang diikuti dengan
upaya mengakhiri segalanya, tetapi dipergunakan sebagai landasan dan tantangan
baru yang mendorong semangat untuk membangun aktifitas baru yang lebih
menjanjikan. Buku ini merupakan buku motivasi dan inspirasi dari Susianti Kawira selaku penulis buku dan
seorang pebisnis
yang sukses. Buku ini diterbitkan pada Nopember 2015 di Jakarta. Buku
ini baru saja
diterbitkan oleh Swastivana yaitu yayasan peduli lansia (lanjut usia) yang di
dirikan oleh Susianty Kawira.
Susianty
merupakan wanita yang sangat terbuka. Dengan sikap terbuka inilah, ia merasa
semua beban hidup dari kecil hingga saat ini bisa terbagi. Lewat keterbukaan
itu pula, ia banyak menjalin hubungan dengan orang dari berbagai kalangan dan
profesi. Susianty terlahir dari tumbuh dalam keluarga yang broken home, kurang kasih sayang, bahkan ia harus bekerja ekstra
keras untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya yang luar biasa sulit. Ia lahir
di Pontianak, Kalimantan Barat, pada tanggal 11 November 1957.
Masa
awal Susianty ini merupakan modal baginya untuk menempuh hidup yang penuh
keragaman, diselingi, dan diwarnai oleh berbagai penderitaan, kesusahan,
bercampur dengan kebagiaan. Berbagai macam kehidupan dijalaninya mulai dari
operator mesin fotokopi, menjual kue, mengurus masalah keadministrasian,
bertindak sebagai “inang” yang beroperasi dari Jakarta ke Singapura. Berbagai
usaha dan dagang telah dijalaninya dengan diwarnai pelbagai masalah,
kebahagiaan, dan diselingi oleh kerugian dan kekecewaan. Bahkan kebakaran yang
menghabiskan semua modal yang ditanamkannya dalam bisnisnya di Batam. Semua
pengalamannya ia akhirnya mengantarkan ia menjadi seorang perempuan pebisnis
yang sukses. Bidang usahanya yang dimulai dari bisnis kecil-kecilan telah
menjelma menjadi kegiatan impir dan ekspor. Hasil jerih payahnya telah membawa
sukses, ia bisa keliling dunia, menyekolahkan anak-anaknya di New Zealand,
Amerika Serikat, dan Kanada serta membantu sanak keluarganya yang semasa dia
mengalami kesukaran hidup dulu justru pernah memandang dan memperlakukannya
dengan sinis. Susianty ini adalah seorang figur yang memberi contoh sekaligus
bukti bahwa ditengah himpitan hidup sesulit apapun, jika ada kemauan untuk
bangkit dan maju, semua itu akan menemui jalan keberhasilan
Dalam buku ini terdapat
nilai-nilai positif yang dapat diambil dari cerita pengalaman hidup seorang
Susianty Kawira bahwa sesulit apapun dalam menjalani hidup, jika ada kemauan
untuk bangkit dan maju, semua itu akan menemui jalan untuk menuju keberhasilan.
Walaupun saudara-saudara tirinya dan ayahya sudah menghianati cinta ibunya ia
tetap mempunyai sikap cinta terhadap sesama manusia yang disebut dengan prinsip
ren atau welas asih dari delapan kebajikan. Sikap hormat pada kedua orang
tuanya dan keluarganya sangat ia jaga, bahkan ayah kandung yang telah
meninggalkannya ketika ia berusia hanya beberapa bulan, tetap ia hormati.
Kita dapat mengambil
pelajaran setelah membaca buku ini bahwa seorang anak harus menghormati dan
menjaga kedua orang tua, walaupun orang tua kita meninggalkan kita waktu masih
kecil, ia tetap orang tua yang sudah melahirkan kita. Kita juga bisa mengambil
pelajaran bahwa sesulit apapun dalam menjalani kehidupan, jika ada kemauan
untuk bengkit dan maju, semua akan menuai jalan untuk menuju keberhasilan dan
kesuksesan.
Buku ini memiliki kelemahan yaitu bahasanya terlalu
bertele-tele. Buku ini juga memiliki kelebihan yakni terdapat foto-foto Susianty Kawira yang
memudahkan pembaca memahami isi dari buku tersebut. Buku ini juga terdapat kesan,
pesan keluarga, tokoh, kolega, dan sahabat dari penulis tentang Susianty
Kawira.
Kekhasan
buku ini yaitu banyak sekali motivasi-motivasi, inspirasi
dan hikmah kehidupan. Cerita di dalam buku ini berdasarkan kehidupan
nyata dari seorang Susianty Kawira. Buku
ini juga memaparkan perjuangan hidup yang dilakukan
oleh Susianty Kawira selama menjadi seorang pebisnis yang sukses. Bidang usahanya yang
dimulai dari bisnis kecil-kecilan telah menjelma menjadi kegiatan impir dan
ekspor. Hasil jerih payahnya telah membawa sukses danbisa
keliling dunia
Dibandingkan
dengan buku-buku lain yang pernah saya baca, misalnya saja pada buku yang
berjudul “Menjadi Pribadi Inovatif, Kreatif, dan Mandiri yang
Berspiritualisasi” dengan buku berjudul “Susanty Kawira , Sang Penakluk Romantisme dan Pejuang Hidup ” ini terdapat perbedaan yang menonjol di antara
keduanya meskipun sama-sama termasuk motivasi yaitu
mengenai isi buku. Buku berjudul “Susanty Kawira, Sang Penakluk
Romantisme dan Pejuang Hidup” ini mengulas tentangkisah perjuangan hidup seorang Susianty Kawira yang apa adanya, inspiratif dan menarik.Sedangkan, buku yang berjudul “Menjadi Pribadi
Inovatif, Kreatif, dan Mandiri yang Berspiritualisasi” buku
yang di dalamnya mengajarkan dan sekaligus memberi pelajaran untuk melakukan
harmonisasi kesadaran, pemikiran dengan realitas fakta kehidupan. Nalar dengan
nurani penyeimbangan kecerdasan emosi dan spiritual.
Buku ini layak untuk
dibaca oleh kaum wanita dan generasi muda dan mereka yang masih menanti masa
depan yang gemilang. Dalam buku tersebut juga banyak sekali inspirasi dan hikmah kehidupan. Karena Susianty ini adalah seorang figur yang
memberi contoh sekaligus bukti bahwa ditengah himpitan hidup sesulit apapun,
jika ada kemauan untuk bangkit dan maju, semua itu akan menemui jalan
keberhasilan. Pengalaman Susianty mengajarkan banyak hal pada kita semua, terutama generasi muda, dan lebih
utamanya kaum wanita. Keluarga yang berantakan dan kondisi ekonomi yang
pas-pasan harus menjadi pelecut untuk maju dan sukses. Bukan sebaliknya
menyerah pada keadaan, lalu melangkah dan akhirnya kita diligas oleh waktu dan
zaman.
Nama : Dian Rokhmawati Ardi
Off/No.
Abs : B/08
NIM : 160211601825
Judul : When Breath Becomes Air
Apa yang Membuat Hidup Layak Dijalani?
Penulis : Paul Kalanithi
Penerbit : Random House
Cetakan : Pertama 2016
Tebal : 224 Halaman
Menyelami Makna
Kehidupan
Stop!!!!! Jangan baca
buku ini! Buat yang masih nekat baca buku ini, awas tempat tidurnya banjir air
mata…. Hiks…hiks…
Buku ini ditulis
berdasarkan kisah hidup dari Paul Kalanithi, seorang dokter bedah saraf dan
seorang neurologis yang handal dan kompeten.
Melihat dan membaca awal dari buku ini pasti banyak yang
berpikir bahwa penulisnya adalah seorang pengarang yang handal, namun Anda
salah! Justru yang menulis cerita buku ini adalah seorang dokter bedah saraf
yang terkesan dingin dan angkuh. Namun, setiap kalimat dalam buku ini mampu menyihir
dan menghipnotis para pembacanya untuk terus menggali makna yang tersembunyi
didalamnya. Buku ini merupakan memoar dari Paul Kalanithi selaku penulis buku
dan seorang dokter ahli bedah saraf. Buku ini diterbitkan pada Januari 2016 di
New York dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada Agustus 2016. Buku
ini menduduki 21 minggu di puncak New York times best seller dan telah terbit
dalam 31 edisi.
Buku ini mengangkat tema arti penting suatu kehidupan. Buku ini
sangat menggugah dan menghujam orang-orang yang ingin mengerti arti dari suatu
kehidupan secara utuh. Memoar ini ditulis pada saat Paul
Kalanithi berjuang melawan kankernya. When Breath Becomes Air adalah
kisah tentang hidup yang dijalani dengan bayang-bayang kematian di saat segala
mimpi tentang kehidupan dan masa depan berada di depan mata. Paul Kalanithi
adalah seorang dokter bedah saraf yang sangat konsisten dan berdedikasi tinggi
terhadap pekerjaannya. Namun, saat berusia tiga puluh enam tahun, Paul
didiagnosa mengidap kanker paru-paru stadium IV. Perubahan dari seorang dokter
yang membantu pasien menjadi pasien itu sendiri, memberikan sebuah kontemplasi
mendalam baginya tentang makna kehidupan.
Ia
merasa badai kehancuran datang dalam kariernya dan masa depan yang diidamkannya
bersama sang istri beserta anaknya tiba-tiba lenyap ditelan sang waktu. Di
tengah kondisinya yang sedang sekarat ini, ia tetap berjuang untuk hidup.
Perenungan yang begitu mengesankan dan menyentuh mengenai arti dan pilihan yang
membuat hidup layak dijalani, bahkan saat kematian berada di depan mata. Namun,
di saat harapan itu mulai datang, yaitu ketika putrinya, Cady berumur 8 bulan,
kondisi Paul semakin menurun dan akhirnya meninggal.
Buku
ini mengandung nilai-nilai positif yang dapat kita teladani yaitu sikap pantang
menyerah, dedikasi dan tanggung jawab terhadap pasien-pasiennya selama
berprofesi sebagai dokter bedah saraf, dan pengabdian yang tulus dan iklas dari
seorang Paul Kalanithi. Pelajaran yang dapat kita ambil setelah membaca buku
ini yaitu lebih memaknai arti sebuah kehidupan dengan tulus dan ikhlas dalam
menjalaninya.
Kelebihan
dari buku ini yaitu membuktikan bahwa mereka yang sedang sekaratlah yang paling
bisa mengajari kita tentang arti sebuah kehidupan. Buku ini mendorong
pembacanya untuk mengerti alasan mengapa hidup layak untuk dijalani dan lebih
memaknai kehidupan mereka. Kelebihan lain buku ini yaitu sebagai investasi
emosional yang mendalam dan menggugah para pembacanya. Kelemahan buku ini yaitu
kisah hidup penulisnya berakhir terlalu cepat dan banyak menggunakan bahasa
atau istilah medis yang sulit untuk dimengerti, misalnya saja inseminasi
intrauterin, aneurisme aorta, dll. Hal ini membuat pembacanya, terutama yang
bukan dari bidang medis atau kedokteran menjadi kebingungan dan sulit memahami arti
dari kata tersebut.
Kekhasan
buku ini yaitu banyak menggunakan kata-kata kiasan serta cerita di dalam buku
ini berdasarkan kehidupan nyata dari seorang Paul Kalanithi. Sehingga
dibutuhkan kepekaan dan keterbukaan pemikiran untuk memahaminya. Buku ini juga
memaparkan kegiatan yang dilakukan oleh Paul Kalanithi selama menjadi seorang
dokter bedah saraf mulai dari menggergaji tengkorak manusia sampai membelah
dada dan mengambil jantung pasiennya.
Dibandingkan
dengan buku-buku lain yang pernah saya baca, misalnya saja pada buku yang
berjudul “Aku Sadar Aku Gila” karya Bahril Hidayat Lubis dengan buku berjudul “When Breath Becomes Air” ini terdapat perbedaan
yang menonjol di antara keduanya meskipun sama-sama termasuk memoar yaitu
mengenai isi buku. Buku berjudul “When Breath
Becomes Air” ini ingin mengulas seputar arti penting sebuah kehidupan dimana
Paul Kalanithi yang seorang dokter bedah saraf menderita kanker paru-paru dan
berusaha untuk tetap hidup, namun akhirnya ia meninggal dikalahlah sang waktu.
Sedangkan, buku yang berjudul “Aku Sadar Aku Gila” ini ingin mengupas
seputar seorang penderita psikosis yang sembuh melalui mimpi dan surat
Ar-Rahman.
Buku
ini layak dan cocok dibaca oleh remaja dan dewasa karena didalamnya mengandung
pelajaran penting agar kita lebih menghargai arti suatu kehidupan, dimana tak
semua orang mendapatkan kesempatan tersebut. Jadi, mulailah harimu dengan tekad
dan semangat baru karena hidup tak cukup dijalankan dengan satu skenario saja.
Jangan hanya berkutat di beceknya lumpur, tapi teruslah melangkah dengan
mantap. Pesan utama dari buku ini yaitu hargailah hidupmu karena setiap
kehidupan layak untuk dijalani, jangan sia-siakan waktumu dan hidupmu untuk
hal-hal yang tidak berguna.
KOMENTAR :
Resensi buku berjudul “When Breath Becomes Air”, diawali dengan judul resensi yang berbeda dengan isi
buku. Judul resensi tersebut sesuai dengan isi resensi. Kemudian terdapat
kutipan yang mencerminkan isi buku. Kutipan tersebut membuat para pembaca
menjadi tertarik dengan isi buku. Mulai dari pembukaan isi resensi sudah baik yaitu penulis mengenalkan judul, pengarang, dan kepopuleran buku, terdapat juga klasifikasi jenis buku. Pada sinopsis dan detil atau informasi tambahan mencerminkan
keseluruhan isi buku yang ditulis ringkas, padat
makna dan menggunakan pilihan-pilihan kata emotif, sehingga pembaca menjadi
tertarik untuk membaca. Pada penilaian kelebihan buku terdapat
kata-kata emotif, pada penilaian kekurangan buku menggunakan gaya pengungkapan yang khas atau unik, dan juga terdapat perbandingan dengan buku lain.
Tugas 4
JURNAL REFLEKSI
Pada semester ini
saya mendapatkan mata kuliah membaca teks nonilmiah atau membaca informatif.
Saya mendapatkan banyak sekali ilmu yang belum saya dapatkan sebelumnya, dalam mengikuti
mata kuliah yang di bimbing oleh ibu Endah Tri Priyatni ini, saya mendapatkan
banyak ilmu dan pengetahuan. Sejak awal perkuliahan kami diperkenalkan bagaimana
cara membedakan konsep teks ilmiah dengan teks nonilmiah. Dari situ kami mulai
memahami bagaimana konsep sebenarnya membaca nonilmiah tersebut. Kemudian kami
diberikan tugas untuk membaca 10 buku untuk dijadikan laporan membaca 10 kali
petemuan ke depan. Di situ lah saya merasa bahwa banyak sekali hal-hal yang
belum saya pelajari, dari saya yang awalnya malas untuk membaca buku tentang
biografi, tips-tips, dan lain sebagainya. Ketika adanya mata kuliah ini saya menjadi
lebih tertarik dan saya dapat mengambil pelajaran dan amanat dari setiap buku
yang saya baca.
Setiap pertemuan atau setiap minggu mahasiswa diberikan sebuah pertanyaan mengenai buku apa
saja yang telah dibaca setiap minggunya. Mulai dari judul, isi buku, apa saja
yang bisa kita petik atau yang kita dapatkan dari buku tersebut dan lain-lain.
Di sini saya mulai belajar untuk mengingat kembali apa yang kita sudah pelajari
atau kita baca dari buku setiap minggunya. Kemudian kita akan diarahkan pada
proses belajar selanjutnya yakni menulis resensi dari buku yang telah dibaca.
Awalnya memang saya kesusahan untuk membuat resensi, karena ternyata membuat
resensi tidak sama seperti membuat sinopsis pada umumnya. Jadi dari sini saya
dapat mengetahui perbedaan dari resensi dengan sinopsis. Dengan bantuan dari
contoh yang diberikan oleh ibu dosen, saya merasa diberikan kemudahan untuk
mengerjakan resensi.
Di pertengahan pertemuan, matakuliah ini tidak hanya
diberikan tugas untuk membaca buku. Tetapi, dosen juga memperkenalkan tentang
jenis-jenis teks seperti teks persuasif, editorial, LHO, deskripsi dan masih
banyak lagi. Ketika mempelajarinya memang mudah, namun ketika dikoreksi dan
dibahas bersama-sama kembali ternyata banyak sekali kesalahan pada struktur
teks dan ciri bahasa teks. Saya diajarkan untuk mengenali berbagai macam teks
dan ternyata banyak sekali pelajaran tentang teks yang belum kita ketahui
tentang struktur dan ciri bahasanya.
Akhir pertemuan diakhiri dengan menuliskan refleksi isi
buku multimoda (berbentuk artikel dan puisi). Awalnya memang bingung dan tidak
mengerti apa itu refleksi multimoda. Tetapi, saya mencoba membuat refleksi
dengan contoh yang diberikan oleh dosen. Meskipun sedikit sulit dipahami lama
kelamaan jika sudah mengerjakan akan lebih mudah.
Dengan adanya matakuliah membaca nonilmiah/membaca
infomatif ini saya bisa tahu pentingnya membaca buku. Karena awalnya memang
saya tidak begitu suka membaca buku apalagi tentang biografi. Oleh karena itu,
matakuliah tersebut dapat membantu saya mengetahui apa itu membaca informatif
dan apa saja yang termasuk buku nonilmiah selain buku sastra dan banyak sekali
manfaat yang didapat dari membaca nonilmiah. Saya juga belajar bagaimana cara
membedakan antara resensi dengan sinopsis, membandingkan beberapa teks dan
menuliskan refleksi. Banyak sekali pengalaman menulis dan membaca yang saya
dapatkan. Matakuliah ini suatu pembelajaran yang baru dan dapat memberikan
pengetahuan yang banyak bagi saya.



tulisannya enak dibaca. artikelnya juga menarik. tingkatkan ya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusResensi milik Khoiroul Amaliyah yang berjudul “”Susianty Kawira” diawali dengan judul resensi yang berbeda dengan buku aslinya sehingga memberikan kesan penasaran bagi pembacanya. Dalam resensi tersebut juga terdapat Kutipan tersebut membuat para pembaca menjadi tertarik dengan isi buku. Mulai dari pembukaan isi resensi sudah baik yaitu penulis mengenalkan judul, pengarang, dan kepopuleran buku, terdapat juga klasifikasi jenis buku. Pada sinopsis dan detil atau informasi tambahan mencerminkan keseluruhan isi buku yang ditulis ringkas, padat makna dan menggunakan pilihan-pilihan kata emotif, sehingga pembaca menjadi tertarik untuk membaca. Pada penilaian kelebihan buku terdapat kata-kata emotif, pada penilaian kekurangan buku menggunakan gaya pengungkapan yang khas atau unik, dan juga terdapat perbandingan dengan buku lain. Dengan lengkapnya isi resensi milik Khoirotul sehingga memberikan nilai lebih pada buku.
BalasHapus