Jumat, 12 Mei 2017

Ike Karunia S



Tugas 1
TEKS MULTIMODA




Identitas Buku :


Judul                           : Steal Like an Artist
Penulis                         : Austin Kleon
Tahun Terbit                : 2012
Penerbit                       : Publishing Company, Inc., New York
Cetakan                       : kelima 2015
Penerbit Terjemahan   : Naura Books
Kota                            : Jakarta
ISBN
                           : 978-602-1606-81-0

Catatan tentang Kredibilitas Buku :

Buku ini ditulis oleh orang yang ahli di bidang seni. Austin Kleon adalah seniman terkenal dan penulis buku ternama di New York. Karya-karyanya banyak dipasarkan di dunia, salah satunya di Indonesia. Bukunya yang sempat menjadi best seller buku motivasi adalah buku Steal Like an Artist dan Show your work. Buku ini diterbitkan oleh Publishing Company, Inc., New York dan diterjemahkan Naura Books sehinnga tidak perlu diragukan lagi.

Ikhtisar           :
Buku ini merupakan buku motivasi yang didalamnya menceritakan tentang cara-cara bagaimana kita menumbuhkan jiwa kreatif dalam diri kita. Cara-cara tersebut diadaptasi dari kisah real penulis buku tersebut yaitu Austin Kleon. Ia mengisahkan perjalanannya dalam menghasilkan sebuah karya seni  telah ia pelajari selama kurang lebih satu dekade lamanya. Selama satu dekade tersebut ia berusaha mencari cara yang benar untuk membuat sebuah karya seni.
Buku ini merupakan buku yang dapat mengubah cara pandang kita mengenai makna kreatif yang sesungguhnya. Austin kleon berpandangan bahwa sesungguhnya kretifitas itu berasal dari plagiasi. Plagiasi yang seperti apa? Tentunya dengan cara yang benar. Cara plagiasi yang ia temukan sendiri kemudian ia bagikan melalui buku ini yang kemudian menjadi buku motivasi best seller di New York saat itu.
Buku ini menurut saya mengangkat beberapa hal penting yang patut untuk dipertimbangkan. Yaitu bab pertama, dengan judul “Mencuri Seperti Seniman” dan kedua “Untuk Memulai Tak Perlu Menunggu Sampai Kau Temukan Jati Dirimu.
Pada bab pertama dari buku ini kita diajak merefleksi diri bahwa setiap karya sesugguhnya berasal dari  plagiasi terhadap karya-karya yang sudah ada. Bagaimana tidak, Bukankah setiap orang yang akan membuat sebuah karya pasti mencari referensi untuk mencari ide?
Kleon menyertakan kata-kata dari William Ralph Inge yang telah membuatnya terinspirasi, yaitu “Apakah orisinalitas itu? Plagiarisme yang tidak terdeteksi”. Hal ini pastilah menimbulkan pertanyaan besar di benak pembacanya. Mengapa harus plagiarisme? Apakah setiap kali ingin membuat karya maka seseorang harus mencuri ide dari orang lain?
Pada bab pertama ini penulis menjelaskan apa maksudnya. Ia berusaha membuat pembaca menjadi lebih jujur terhadap dirinya sendiri dan menyadari bahwa ide karya mereka adalah hasil curian dan tidak dapat dipungkiri lagi. Karena semakin seseorang memungkiri kenyataan tersebut maka ia akan memnutup diri dari karya-karya orang lain dan memaksa untuk menjadi berbeda dari mereka.
Ia juga memberikan gambaran konkrit melalui hal yang disebut dengan silsilah ide. Bahwa sesungguhnya ide itu berasal dari ide banyak orang yang kemudian kita adaptasi menjadi ide yang baru. Kita harus menyadarinya, memahaminya, dan menerimanya.
Dalam bab 1 terdapat sub bab yang berjudul “Panjat Pohon Keluargamu”. Pada bagian ini penulis berbagi bahwa sebagai seorang seniman baik dalam menulis, melukis, dan mematung kita harus memiliki panutan kemudian mengenalnya. Bagaimana cara mengenalnya? Yaitu dengan mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang panutan kita. Setelah memahaminya, maka harus mengenal sumber inspirasi panutan kita. Terus seperti itu hingga terbentuklah pohon panutan kita sendiri.
Bagian dari bab ke-2 yang paling menarik adalah sub bab dengan judul “Pura-Puralah Sampai Berhasil”. Kleon mengutarakan maksud dari judul ini bahwa ia pernah mencoa menjadi seniman sebelum benar-benar menjadi seninam. Kemudian ia menyadari bahwa untuk memulai sesuatu kita hanya membutuhkan keyakinan hati untuk apa yang dimaui. Tak perlu menunggumu siap, karena siap adalah proses. Berpura-puralah menjadi seseorang yang kau impikan hingga kau benar-benar berhasil.
Sub bab selanjutnya adalah “Mulai Meniru” tahap selanjutnya setelah anda berpura-pura adalah memulai. Kita tiak perlu takut akan identik dengan seseorang karena pada hakikatnya tangan manusia tidak akan meniru sama persis. Kleon menceritakan mengenai seorang pemain basket yang bernama Conan O’Brien yang dahulu sebelum menjadi pemain profesional ia selalu meniru gerakan pemain basket yang ia gemari. Sayangnya, dalam proses tersebut tinggi Conan dan idolanya tidak sama sehingga ia harus berusaha untuk membuat gerakan dan tekniknya sendiri dengan berbekal pengetahuan tersebut
            Di bukunya Kleon memberikan arahan mengenai cara meniru dengan baik, yaitu dengan mencari bahan tiruan yang pantas ditiru kemudian menghubungkan ide-ide tersebut. Menurutnya, curian bagus adalah cara mencuri yang terhormat, memahami, curi dari banyak, cantumkan sumber, ubah, dan padukan. Sedangkan curian buruk adalah curian dengan cara tanpa etika, tahu sepintas, curi dari satu, plagiat, contek, ambil mentah-mentah.
Masih banyak metode yang dituangkan oleh seniman Kleon dalam bukunya tetapi dua tema tersebutlah yang paling menarik dan meyadarkan kita bahwa plagiasi itu penting seperti kata-kata yang ia tulis bahwa “Mulailah meniru yang kamu suka. Tiru, tiru, tiru, hingga suatu saat kau akan menemukan dirimu sendiri”.




Nilai-nilai
Buku ini terbilang sangat inspiratif karena sempat menjadi best seller di tempat ia terbit. Namun, sebagai pembaca yang masih awam mungkin akan menimbulkan pro dan kontra jika belum menyelesaikan membaca buku ini. Karena sekilas, buku ini seolah mendukung plagiasi pada bagian awalnya dan seolah memberikan tuntunan supaya semua orang mencuri sebelum membuat suatu karya.
Namun, apabila kita pahami secara menyeluruh, ternyata Kleon hanya memberikan gambaran bagaimana cara menumbuhkan jiwa kreatif untuk semua orang. Tentu ada banyak nilai di dalam buku ini. Yaitu nilai kejujuran, nilai keberanian, kepercayaan diri, kesabaran, kedisiplinan, serta rasa tanggung jawab yang tinggi.


Artikel
Tema : Tanggung Jawab
Bagian dari Beberapa Potong
            Terlahir dalam sebuah perkumpulan masyarakat kecil, apalagi masyarakat desa memanglah bukan hal yang mudah. Pola pikir orang desa memang lebih merapat pada adat serta lebih mengerat pada kemasyarakatan. Satu saja titik hitam yang kita gores pada wajah akan menjadi pergunjingan selama beberapa dasawarsa. Bukan hanya itu, mungkin orang dewasa sepanjang jalan akan mendekatkan mulut ke telinga orang di dekatnya sekedar untuk menebar racun dari satu kuping ke kuping lain. Akhirnya, matilah segalanya.
            Tumbuh di tempat ini memang aneh, Pakde dan Bude selalu memberi wejangan agar aku selalu menjaga amanah orang tua. Bahkan sedari aku masih dalam pelukan ibu, digendong ayah setiap malam, dan diajarkan berjalan oleh eyang hingga sampai dalam umurku yang hampir dewasa aku masih saja belum pernah dibonceng pria apa lagi keluar bersama.
            Biasanya aku menggerutu, sebab ayah dan ibu terlalu posesif padaku. Di umur yang dua tahun lagi duduk di kepala dua aku masih saja belum sempat membawa pria ke rumah. Saya pun sangat jarang pergi kemana-mana karena mas mewajibkanku untuk diantar. Bukannya aku tidak ingin diantar, tetapi ada kala mataku mulai memberat dan tertutup akibat malu. Hanya ada beberapa acara kelas maupun sekolah yang pernah aku hadiri.
            Tetapi semakin dewasa, saat tinggiku sudah 150 cm, tersadarlah bawa apapun itu adalah terbaik bagiku. Amarahku tenyata salah, karena ketika aku merantau jadi mahasiswa di tengah kota kebiasaanku memberikan perlindungan tersendiri. Terkadang aku juga mengingat, hidup dari keluarga yang dahulunya bukan orang punya, mungkin itulah yang menjadi alasan ayahku melarangku ini dan itu. Hanya tidak ingin ada satupun cibiran yang perlu masuk ke gendang telingaku. Sesalku adalah mengapa baru sekarang aku menyadarinya.
            Sekarang aku kuliah di fakultas yang sama dengan temanku SMA tapi ia mengambil jurusan Sastra Asing, setiap kali aku menemuinya aku teringat pada adikku. Selain memiliki seorang kakak aku juga memiliki dua orang adik yang masih kecil. Ade, adalah adik laki-lakiku yang paling cerdas dan duduk di bangku SD saat ini. Sedangkan Hafizha adalah adik perempuanku yang paling manja di rumah. Temanku itu, mengingtakanku pada Hafiz. Entah mengapa, bayang-bayang buruk selalu terrefleksi saat aku melihatnya dari kejauhan.
Teringat benar aku, tiga tahun lalu ibunya meninggal dan baru saja tahun lalu ayahnya menyusul. Dia adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. Karena ditinggal kedua orang tuanya ia hidup sendirian di rumahnya. Karena memang kedua kakaknya telah berkeluarga.
Mengingatnya aku jadi teringat pada kedua adikku. Meski aku selalu berdoa semoga orang tua kami akan merasakan kesuksesan keempat anaknya tetapi melihat adik terkecilku yang masih berumur tiga tahun aku jadi merasa ketakutan tak beralasan. Hanya mampu aku berharap tidak akan terjadi hal yang sama pada adik perempuanku itu.
Tiap kali aku melihat temanku dari kejauhan aku menyadari bahwa diriku bukan hanya bagian dari masyarakat desa yang karenanya harus bersikap baik. Tetapi aku juga potongan dari sebuah keluarga kecil. Akulah harapan bagi adik-adikku. Masih ada yang harus aku lindungi. Memang, ini bukan hanya sekedar tanggung jawab, ini adalah bagian dari diriku. Menjadi sosok sempurna sebagai seorang putri, adik yang baik bagi kakak laki-laki, juga panutan bagi kedua saudara kecilku.



Puisi

Jangan-Jangan Kau Takut
Oleh : Ike Karunia


Ku jemput dirimu dengan galak
Jangan jangan
Kau takut?
Tapi janganlah jangan
Kau takut pada apiku

Menyentak itu nadaku
Mengoyak itu caraku
Jangankan merah jambu
Aku seperti senja kesumba
Memerah bak gincu
Anak perawan raja Kalingga

Jangan-jangan kau ingin meniru?
Merupa aku yang menerjang hadang
Tak putus-putus jua doa juang
Aku bergoyang beriringan oleh ilalang
Aku menderu sewaktu derai hujan
Aku berhempas senafas ombak terjang
Kamu?

Jangan-jangan kau takut?
Pada sajak padu  yang memuntahkan rentetan mimpiku semalam
Pada udara yang menerbangkan nyanyianku
Pada nestapa orang yang mengagungkanku
Haha, tapi jangan





TUGAS 2
Menganalisis Struktur Isi dan Ciri Bahasa Teks


Teks 1 : LHO
Sapi
      Sapi digolongkan sebagai hewan mamalia atau hewan yang menyusui. Sapi atau yang bernama Latin Bos Taurus mendapatkan tempat di Kingdom Animalia. Sapi Pemakan Tumbuhan(Rerumputan).
      Sapi yang baru lahir beratnya mencapai 25-45 Kg. Tetapi saat dewasa, Beratnya bisa mencapai rata-rata 1,090 Kg. Beratnya ini pun tergantung jenis atau Ras nya. Umurnya rata-rata mencapai 15 tahun. Tahun Lalu, Presiden kita berkurban dengan sapi jenis Ongole Kualitas Terbaik.
      Daging sapi (Bahasa Inggris: beef) adalah daging yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah, penggunaan daging ini berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. Sebagai contoh has luar, daging iga dan T-Bone sangat umum digunakan di Eropa dan di Amerika Serikat sebagai bahan pembuatan steak sehingga bagian sapi ini sangat banyak diperdagangkan. Akan tetapi seperti di Indonesia dan di berbagai negara Asia lainnya daging ini banyak digunakan untuk makanan berbumbu dan bersantan seperti sup konro dan rending.
Sapi atau lembu adalah hewan ternak anggota suku Bovidae dan anak suku Bovinae. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai penggerak alat transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain (seperti peremas tebu). Karena banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.
      

Struktur Teks LHO
1. Definisi Umum (Pembukaan)
Bagian ini memberi penjelasan kepada pembaca mengenai konsep dan definisi umum terkait objek observasi sehingga pembaca paham terkait apa yang akan dibahas pada teks tersebut. Selayaknya sebuah teks, maka pembukaan merupakan bagian penting yang menjadi pengantar ke bagian berikutnya. Namun, sebagai catatan, penjelasan yang diberikan pada bagian pembukaan tidaklah mendetail seperti pada bagian selanjutnya. Sebagai contoh, pada observasi mengenai minuman kemasan, maka dalam definisi umum (pembukaan) penulis perlu menjabarkan definisi dari minuman kemasan tersebut.
2. Deskripsi Bagian
Pada bagian ini, disajikan penjelasan lebih detail mengenai objek observasi. Untuk contoh objek observasi yaitu minuman kemasan, penulis dapat mencantumkan jenis-jenis minuman kemasan yang beredar di Indonesia, kandungan dari masing-masing minuman, serta pengetahuan tentang manfaat dan bahaya dari zat-zat tersebut.
3. Deskripsi Manfaat
Pada bagian ini, penulis diberi ruang untuk menjelaskan manfaat dari objek observasi ataupun hasil observasi yang dilakukan bagi pembaca. Dalam contoh observasi mengenai minuman kemasan, pembaca dapat mengambil manfaat berupa pengetahuan terkait minuman kemasan untuk kemudian menentukan apakah itu bermanfaat atau justru berbahaya.
Sapi digolongkan sebagai hewan mamalia atau hewan yang menyusui. Sapi atau yang bernama Latin Bos Taurus mendapatkan tempat di Kingdom Animalia. Sapi Pemakan Tumbuhan(Rerumputan).

Definisi Umum (Pembukaan)
      Sapi yang baru Lahir beratnya mencapai 25-45 Kg. Tetapi saat dewasa, Beratnya bisa mencapai rata-rata 1,090 Kg. Beratnya ini pun tergantung jenis atau Ras nya. Umurnya rata-rata mencapai 15 tahun. Tahun Lalu, Presiden kita berkurban dengan sapi jenis Ongole Kualitas Terbaik.
      Daging sapi (Bahasa Inggris: beef) adalah daging yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah, penggunaan daging ini berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. Sebagai contoh has luar, daging iga dan T-Bone sangat umum digunakan di Eropa dan di Amerika Serikat sebagai bahan pembuatan steak sehingga bagian sapi ini sangat banyak diperdagangkan. Akan tetapi seperti di Indonesia dan di berbagai negara Asia lainnya daging ini banyak digunakan untuk makanan berbumbu dan bersantan seperti sup konro dan rending.








Deskripsi bagian
Sapi atau lembu adalah hewan ternak anggota suku Bovidae dan anak suku Bovinae. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai penggerak alat transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain (seperti peremas tebu). Karena banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.



Deskripsi Manfaat








Analisis Unsur Kebahasaan
1. Menggunakan kata benda penjenis dan kata benda pendeskripsi.
• Kata penjenis adalah kata yang menentukan jenis atau klasifikasi benda yang diikuti.
Contoh :       Sapi yang baru lahir
• Kata pendeskripsi adalah kata yang mendeskripsikan/ menjelaskan kata benda yang dimaksud oleh kata penjenis.
Contoh : beratnya mencapai 25-45 Kg
2. Menggunakan kata kerja yang dapat digunakan untuk menjelaskan ciri teks, misal menggolongkan, mengklasifikasikan, memilah, dan sebagainya. Dalam teks hasil observasi dikelompokkan beberapa jenis benda sesuai dengan sifat, bentuk, rasa, dan ketentuan lainnya.
Contoh : ….. has luar, daging iga dan T-Bone sangat umum digunakan di Eropa dan di Amerika Serikat sebagai bahan pembuatan steak sehingga bagian sapi ini sangat banyak diperdagangkan.
3. Menggunakan kata kerja dalam menjelaskan prilaku/ sifat.
4. Menggunakan pernyataan fakta.
Teks laporan hasil observasi merupakan hasil pengamatan, artinya apa yang diamati dan diperoleh dari pengamatan maka itulah yang menjadi bahan penyusunan laporan. Temuan yang didapat itu merupakan fakta yang terjadi di lapangan.




Teks 2 : Cerita Imajinatif
ARCANE OF ENCHANTED AND MAGIC ADVENTURE
Pada suatu hari di tahun 2026 terdapat 7 anak yang pintar di sekolahnya, sekolah tersebut bernama “Sekolah Menengah Pertama Negeri 21 Jakarta”. 7 anak tersebut duduk di kelas 3 SMPN 21 Jakarta. Mereka terdiri dari 4 laki-laki dan 3 perempuan. Mereka bernama Alfred,  Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, Nala. Mereka semua suka berkumpul, membahas pr, belajar bersama, dan sebagainya, tetapi pada hari itu mungkin akan mengubah hidup mereka. Pada malam hari itu di kamar mereka masing-masing mereka bermimpi menaiki perahu masing-masing, tiba-tiba mereka dihantam oleh ombak yang besar sampai mereka tenggelam. Mereka pun langsung terbangun dari mimpi mereka yang menegangkan tersebut dan melihat bahwa mereka tidak lagi berada di kamar mereka masing-masing. Mereka melihat, mereka berada di sebuah daratan tepat di atas pasir, terdapat tumbuhan dan hutan, dan berada di tepi laut.
Mereka saling melihat sesama dari jarak jauh dan berkumpul. Mereka saling bertanya tentang apa yang terjadi. Tetapi setiap pertanyaan yang dipertanyakan masing-masing, semuanya hanya menggelengkan kepala dan menjawab tidak tahu. Todd kemudian bertanya kepada teman-temannya apa yang terjadi sebelum terdampar di sebuah daratan ini. Ternyata jawaban mereka sama yaitu menaiki kapal tiba-tiba dihantam oleh ombak yang besar sampai tenggelam. Nala menyarankan untuk menyari informasi segera. Akhirnya Alfred mengajak untuk berpencar dan mencari informasi di area sekitar dan tidak masuk ke hutan tersebut. 
Tidak lama kemudian Justin berteriak, “Semuanya….. di sini…!” semuanya langsung menuju ke arah Justin dan mengharapkan ada petunjuk. Setelah Alfred, Steve, Todd, Lisa, Yelena, Nala sampai di Justin mereka melihat ternyata ada sebuah tanda bertulis “Starter Island” yang artinya Pulau Pemula dengan tulisan yang agak tidak jelas. 
Alfred berkata, “Ini tidak cukup, mungkin kita harus mencari informasi yang lebih dalam.” “Tapi bagaimana caranya?” tanya Yelena. Akhirnya Alfred menemukan caranya tetapi akan beresiko tinggi untuk semua, yaitu memasuki hutan tersebut yang berada dekat dari sini. 
Alfred, Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, Nala akhirnya memasuki hutan tersebut, Alfred menyarankan untuk tetap berhati-hati dan waspada karena tidak tahu bahaya apa yang akan dihadapi atau menghadapi
Petualangan yang misteri ini dilanjutkan, sejauh ini belum ada yang terjadi pada Alfred, Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, maupun Nala. Sejauh ini yang terjadi hanyalah mereka melihat ada makhluk sesuatu yang aneh dan bergerak dengan melompat-lompat. Tidak lama kemudian terdengar suara “Sssrrtt,” “Jjepp,” “Aaaaaaa…..” “Suara apa itu?”,  semua pada bertanya. “Di mana Steve?” tanya Todd. Akhirnya Alfred, Todd, Justin, Lisa, Yelena, dan Nala mencari Steve sambil berteriak memanggil nama Steve.
Setelah 3 kali teriakan memanggil Steve terdengar suara “Sssrrt,” “Tolooongg!!!”. “Jangan khawatir Steve,” bilang Todd. Semuanya masih penasaran di mana Steve.
Tidak sengaja Yelena melihat ke atas dan ternyata melihat Steve yang sedang terperangkap di sebuah jaring yang terbuat dari benda yang lengket. Saat mencoba membebaskan Steve dari terperangkap Nala berteriak, “Semuanya….lihat di situ…!!” teriakan tersebut sempat membuat yang lainnya kaget dan membuat Steve jatuh dan bebas dari perangkap tersebut. Alfred bertanya, “Ada apa?” “Di situ ada terdapat cahaya,” jawab Nala.
Alfred mengajak Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, dan Nala untuk memeriksa sumber cahaya tersebut. Kemudian Alfred berlari menuju sumber cahaya tersebut diikuti dengan 6 temannya. Sesampai di sana mereka melihat bahwa sumber cahaya tersebut adalah api unggun berwarna biru, dengan dilapisi seperti gelombang Aurora berwarna hijau. Di situ juga terdapat kakek-kakek yang tampan duduk bersila dan melayang, juga terdapat tongkat yang terdapat semacam batu jimat misterius yang berada di atas tongkat tersebut. Alfred menyarankan untuk tetap berhati-hati dan waspada.
            Lisa mendekati kakek tersebut, menyapa dan memperkenalkan diri. Kakek tersebut berdiri kembali ke tanah, menyapa kembali dengan ramah dan memperkenalkan dirinya sendiri juga. Setelah memperkenalkan diri semuanya mengetahui bahwa nama kakek tersebut adalah Leonardo Stanford Cals, bisa dipanggil Leo. Kemudian Lisa bertanya kepada Kakek Leo bagaimana cara keluar dari pulau ini dan kembali ke tempat kami.
            Kakek itu hanya menggelengkan kepala dengan perlahan dan berkata, “Aku tidak tahu tentang itu aku hanya tahu bahwa lautan di sekitar pulau ini dapat melenyapkan kapal dan mengembalikan ke pulau ini, tetapi mungkin desa terdekat tahu bagaimana caranya.” 
            Lisa beterima kasih kepada kakek tersebut dan memberitahukan kepada yang lainnya. Alfred berpikir dan mempertimbangkan, akhirnya memutuskan untuk pergi ke desa terdekat tersebut. Tetapi sebelum berangkat kakek tersebut memberikan sebuah pedang kayu kepada masing-masing, pedang kayu tersebut dilapisi seperti gelombang berwarna ungu dan bergerak. Katanya gelombang tersebut adalah sebuah sihir yang bisa membantu meningkatkan kekuatan pedang kayu tersebut. Ada juga yang diberi oleh kakek tersebut yaitu sebuah permata pada masing-masing anak permata tersebut bernama “Ender Pearl” kakek tersebut juga menunjukan di mana letak desa terdekat tersebut. Mereka ber-7 berterima kasih dan melanjutkan pejalanan mereka dengan membawa barang yang di beri oleh Kakek Leo.
Mereka melanjutkan perjalanan untuk mengetahui bagaimana caranya untuk kembali ke tempat mereka. Waktu di pulau ini berputar dengan cepat akhirnya mereka sampai di depan gerbang desa pada malam hari. Di situ terdapat tanda yang merupakan nama desa tersebut setelah dilihat ternyata nama desa tersebut adalah “Magic Village” yang artinya Desa Ajaib. Setelah itu mereka masuk ke desa tersebut untuk mencari penginapan, dipertengahan jalan mereka melihat banyak orang mengeluarkan sihir mereka untuk kebaikan. Sihir untuk kebaikan tersebut seperti: sihir untuk membangkitkan tanaman, mengendalikan air, membuat monster tanah atau yang sering disebut golem tanah, sihir kekuatan listrik untuk keperluan mesin, dan masih banyak lagi. Akhirnya mereka menemukan sebuah penginapan untuk menginap, tetapi mereka menyuruh membayar dengan sesuatu akhirnya Justin mengorbankan satu buah Ender Pearl-nya untuk membayar biaya penginapan tersebut. Untungnya bapak tersebut baik kepada anak-anak yang tidak di kenal bapak tersebut. Mereka menginap satu malam dan paginya mereka keliling dan mencari informasi, mereka menanyakan pada setiap orang tetapi mereka tetap tidak tahu dan menyarankan untuk menanyakan kepada kepala desa di sini. Akhirnya  Alfred, Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, dan Nala pergi ke rumah kepala desa tersebut. Sesampai di rumah Kepala Desa Ajaib di depan terdapat 2 penjaga yang terlihat sangat megah dan memegang sebuah tombak yang bentuknya unik dan terdapat sihir di dalam tombak tersebut. Tetapi penjaga tersebut tidak membiarkan mereka masuk ke dalam rumah Kepala Desa Ajaib.
Akhirnya terjadi keributan di depan rumah Kepala Desa Ajaib. Karena keributan tersebut Kepala Desa Ajaib  melihat keluar untuk mengetahui penyebab keributan di depan rumahnya. Setelah melihat keluar kepala desa tersebut terkejut melihat 7 anak yang berada di depan rumahnya. Kepala desa tersebut membolehkan 7 anak tersebut masuk. Alfred dan yang lainnya lega karena dapat masuk ke dalam rumah Kepala Desa Ajaib.
            Setelah mereka masuk ke dalam rumah kepala desa, kepala desa menanyakan kepada mereka, “Kalian tahu mengapa kalian saya perbolehkan masuk?” semua pada bingung dan hati mereka merasa berdebar karena tidak tahu apa yang akan dilakukan kepada mereka. Ternyata kepala desa tersebut menjawab, “Kalian saya perbolehkan masuk karena saya akan memberi tahu sesuai yang akan di takdirkan dari bola kristal ini.” semuanya kaget dan hati mereka lega karena tidak ada yang akan dilakukan pada mereka.
            Kepala desa tersebut memperjelas bahwa selama ini dia melihat takdir mereka dari bola Kristal ini. “Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?” tanya Todd. Kepala desa tersebut kemudian mengecek dengan melihat bola Kristal tersebut dengan dibantu sihirnya.
            Setelah melihat dari Kristal bolanya kepala desa berkata, “Yang dari saya lihat kalian harus ke gunung yang berada dekat dari sini, gunung itu bernama “Nightmare Mountain” yang artinya Gunung Mimpi Buruk, kalian harus ke gunung tersebut untuk kembali ke tempat kalian.”
            Setelah Alfred, Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, dan Nala bercakap-cakap dengan Kepala Desa Ajaib mereka berterima kasih kepada kepala desa kemudian melanjutkan perjalanan mereka untuk kembali ke tempat mereka. Akhirnya mereka sampai di depan gerbang  pemisah antara gunung mimpi buruk dan desa ajaib. Tiba-tiba mereka mendengar suara “Hhhhooooaaarrrgg,” terdengar suara suatu makhluk ajaib yang berteriak marah, kemudian munculah makhluk buas yang besar seperti ular dan mempunyai sayap, makhluk tersebut berwarna biru. Makhluk tersebut juga mengeluarkan asap. Alfred mengatakan untuk berhati-hati dan keluarkan pedang masing-masing untuk berjaga-jaga jika makhluk tersebut menyerang.
Tiba-tiba makhluk tersebut mengeluarkan asap pada mereka dan menuju pada mereka dengan kecepatan seperti kilat, dan terdengar suara “Ssseeeppp”, “Aaaaaaaaaahh..” Kemudian Nala bertanya, “Di mana Lisa?”
 Ternyata Lisa tertangkap oleh makhluk tersebut, Alfred berkata, “Aku dapat melakukan ini.” Kemudian Alfred mengeluarkan Ender Pearl-nya dan melemparkan Ender Pearl tersebut. Tiba-tiba Alfred berteleportasi saat Ender Pearl tersebut pecah dan terdengar suara “nnppfff,” serta terdapat partikel-partikel ungu saat Alfred berteleportasi. 
Alfred menusuk mata makhluk tersebut dengan pedangnya dan menyelamatkan Lisa dan berpegangan pada makhluk tersebut. Akhirnya Alfred, Lisa, serta makhluk buas tersebut jatuh di daratan. Teman-teman yang lain mencari tempat jatuhnya makhluk buas tersebut, saat mereka sampai di tempat jatuhnya makhluk buas tersebut mereka melihat Alfred dan Lisa selamat dan makhluk buas tersebut mati. Mereka juga terkejut karena mereka sudah di depan pintu masuk untuk memasuki Gunung Mimpi Buruk. Tetapi pintu masuk tersebut berada di atas mereka dan ketinggiannya sangat tinggi. 
Akhirnya mereka berpikir-pikir bagaimana cara mereka masuk ke pintu yang ketinggiannya sangat tinggi, kemudian Justin berkata, “Aku punya ide bagaimana kita menggunakan Ender Pearl kita, yang tidak punya berpegangan pada yang lain.” Mereka setuju dengan pendapat Justin, kemudian mereka saling berpegangan dan melemparkan Ender Pearl-nya masing-masing secara bersamaan. “3…2…1…,” “nnppfff,” terdengar saat mereka berteleportasi dan terdapat partikel-partikel kecil berwarna ungu saat mereka berteleportasi.
Akhirnya dari sekian petualangan mereka sampai juga untuk mereka kembali ke tempat mereka. Tetapi sesampai mereka di pintu mereka melihat dari jauh ternyata jalan buntu. 
            Mereka mendekat pada jalan buntu tersebut, Lisa bertanya, “Mengapa ini jalan buntu?” Lisa bertanya dengan marah. “Tidak apa-apa yang menting kita masih tetap bersatu dan tak ada yang akan menghalangi jika persahabatan kita kuat,” jawab Steve. Mereka menyetujui perkataan Steve. 
Tiba-tiba gunung tersebut bergoncang semua pada takut dan berpegangan erat satu sama lain, kemudian munculah seorang pria dan gunung tersebut berhenti bergoncang. 
Yelena bertanya kepada pria yang misterius tersebut dengan sedikit gagap, “Si…si…si..siapa.. anda?” Pria itu menjawab dengan ramah “Akulah penjaga gunung ini dan saya menjaga sebuah harta karun di sini dan namaku adalah Sloth Steven Path bisa dipanggil Sloth, aku juga akan memberikan harta karun tersebut jika kalian menjawab pertanyaanku dengan benar.” 
“Okeee… Sloth apa pertanyaanmu?” tanya Afred kepada Sloth. Jawab Sloth dengan pertanyaan “Apa yang kalian pelajari dari petualangan kalian tersebut?” “Kami mempelajari bahwa tak akan yang menghalangi kami jika persahabatan kami kuat,” jawab Steve. 
“Kami harus pantang menyerah walupun sesulit apapun,” sambung Nala. “Peduli satu sama yang lain,” jawab Justin. 
“Selalu sopan pada orang yang lebih tua,” jawab Yelena. “Dan yang penting selalu bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa,” jawab Alfred dengan mantap. 
Tiba-tiba terdapat cahaya yang memancar dari langit turun ke bawah sampai membentuk sebuah meja dari batu. Sambil cahaya itu memancar Sloth bertepuk tangan dan berkata, “Bagus….bagus….bagus…semuanya, kalian telah memahami pelajaran yang kalian terima dari petualangan kalian.” 
Cahaya yang memancar dari langit berhenti dan terdapat 7 batu yang berwarna-warni di atas meja batu. Sloth berkata, “Baiklah karena kalian telah menjawab pertanyaan saya dengan benar maka saya akan mengasih kalian 7 batu ini dan pililah sesuka kalian.” 
Alfred, Steve, Justin, Todd, Lisa, Yelena, dan Nala mengambil 7 batu tersebut mengambil sesuai kesukaan warna mereka masing-masing. Alfred mengambil warna merah, Steve warna biru muda, Justin warna coklat tua, Todd warna hitam, Lisa warna kuning, Yelena warna biru tua, dan Nala warna putih. Batu tersebut mereka kalungkan. Mereka belum tahu apa yang dilakukan pada 7 batu tersebut tetapi tiba-tiba pedang yang mereka bawa keluar dan mengumpul pada pedang yang lain di atas mereka, dan batu yang mereka kalungkan terbelah menjadi dua. Batu yang setengah menempel pada pedang mereka masing-masing dan munculah cahaya pada yang terang sekali menerangi gua yang redup. Saat muncul cahaya dari pedang juga terdapat pada pedang tersebut partikel-partikel kecil berbentuk pixel dan dari bawah pedang masing-masing berubah bentuk yang unik dan seusai dengan elemen pada batu tersebut. Ternyata elemen-elemen tersebut adalah: batu merah = elemen api, batu biru muda = listrik, batu coklat tua = batu, batu hitam = bayangan, batu kuning = cahaya, batu biru tua = air, dan batu putih = angin. Setelah selesai perubahan, pedang tersebut kembali ke tangan pemiliknya. Mereka semua berterima kasih pada Sloth atas hadiah yang diberi pada mereka.
Tiba-tiba tanah bergoyang dan retak semua pada hancur dan terdapat angin tornado yang besar menghantam mereka ber-7 sampai mereka tidak bisa bernapas dan pingsan. Dan mereka langsung bangun dari tidur mereka dan berada di kamar mereka masing-masing. Dikira mereka itu adalah mimpi, ternyata saat mereka melihat di samping tidur mereka. Mereka melihat bahwa terdapat pedang yang sesuai berada dalam mimpi mereka tersebut dan juga terdapat batu yang dikalungkan pada leher mereka masing-masing persis yang berada di dalam mimpi mereka. Untungnya mereka bangun pada pagi hari, kemudian mereka bersiap-siap dan berangkat ke sekolah sambil membawa pedang mereka masing- masing di sembunyikan pada tas mereka masing-masing. Pada pulang sekolah mereka berkumpul di tempat yang agak tersembunyi dan bercakap-cakap. 
Alfred berkata pada yang lain saat berkumpul, “Apakah kalian mengalami mimpi yang sama?” Semua pada mengangguk-angguk. “Apakah kalian mempunyai pedang dan batu yang diberikan oleh Sloth?” Semua pada menunjukan pedang dan batu elemen mereka masing-masing. 
Dari setelah beberapa percakapan mereka masih heran tentang kejadian yang dialami  pada mereka. Mereka bertanya-tanya, apakah benar terdapat Pulau Pemula? Dan apa yang terjadi pada pulau tersebut? Tetapi yang pasti pengalaman itu masih misteri yang dialami mereka ber-7.
2. Bertanya
Tahukah Kalian?
Bagaimanakah struktur isi teks  cerita imajinatif?
Berikut dipaparkan struktur isi teks cerita imajinatif.
·         Abstrak merupakan opsional atau boleh ada maupun tidak ada, bagian ini menjadi inti dari sebuah teks cerita fiksi.
·         Orientasi merupakan berisi tentang pengenalan tema, latar belakang tema serta tokoh-tokoh didalam cerita, terletak pada bagian awal dan menjadi penjelasan dari teks cerita fiksi dalam cerita.
·         Komplikasi merupakan klimaks dari teks cerita fikasi karena pada bagian ini mulai muncul berbagai permasalahan, biasanya komplikasi disebuah cerita menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca.
·         Evaluasi merupakan bagian dalam teks naskah novel yang berisi munculnya pembahasan pemecahan atau pun penyelesaian masalah.
·         Resolusi merupakan bagian yang berisi inti pemecahan masalah dari masalah-masalah yang dialami tokoh utama.
·         Koda (reorientasi) berisi amanat dan juga pesan moral positif yang bisa dipetik dari sebuah naskah teks cerita fiksi.

Analisis Struktur Isi Teks 1 
1.
Abstrak

Abstrak

2.
Orientasi
Pada suatu hari di tahun 2026 terdapat 7 anak yang pintar di sekolahnya, sekolah tersebut bernama “Sekolah Menengah Pertama Negeri 21 Jakarta”. 7 anak tersebut duduk di kelas 3 SMPN 21 Jakarta. Mereka terdiri dari 4 laki-laki dan 3 perempuan. Mereka bernama Alfred,  Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, Nala. Mereka semua suka berkumpul, membahas pr, belajar bersama, dan sebagainya, tetapi pada hari itu mungkin akan mengubah hidup mereka. Pada malam hari itu di kamar mereka masing-masing mereka bermimpi menaiki perahu masing-masing, tiba-tiba mereka dihantam oleh ombak yang besar sampai mereka tenggelam. Mereka pun langsung terbangun dari mimpi mereka yang menegangkan tersebut dan melihat bahwa mereka tidak lagi berada di kamar mereka masing-masing. Mereka melihat, mereka berada di sebuah daratan tepat di atas pasir, terdapat tumbuhan dan hutan, dan berada di tepi laut.
Orientasi
3.
Komplikasi
Mereka saling melihat sesama dari jarak jauh dan berkumpul. Mereka saling bertanya tentang apa yang terjadi. Tetapi setiap pertanyaan yang dipertanyakan masing-masing, semuanya hanya menggelengkan kepala dan menjawab tidak tahu. Todd kemudian bertanya kepada teman-temannya apa yang terjadi sebelum terdampar di sebuah daratan ini. Ternyata jawaban mereka sama yaitu menaiki kapal tiba-tiba dihantam oleh ombak yang besar sampai tenggelam. Nala menyarankan untuk menyari informasi segera. Akhirnya Alfred mengajak untuk berpencar dan mencari informasi di area sekitar dan tidak masuk ke hutan tersebut. 
Tidak lama kemudian Justin berteriak, “Semuanya….. di sini…!” semuanya langsung menuju ke arah Justin dan mengharapkan ada petunjuk. Setelah Alfred, Steve, Todd, Lisa, Yelena, Nala sampai di Justin mereka melihat ternyata ada sebuah tanda bertulis “Starter Island” yang artinya Pulau Pemula dengan tulisan yang agak tidak jelas. 
Alfred berkata, “Ini tidak cukup, mungkin kita harus mencari informasi yang lebih dalam.” “Tapi bagaimana caranya?” tanya Yelena. Akhirnya Alfred menemukan caranya tetapi akan beresiko tinggi untuk semua, yaitu memasuki hutan tersebut yang berada dekat dari sini. 
Alfred, Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, Nala akhirnya memasuki hutan tersebut, Alfred menyarankan untuk tetap berhati-hati dan waspada karena tidak tahu bahaya apa yang akan dihadapi atau menghadapi
Petualangan yang misteri ini dilanjutkan, sejauh ini belum ada yang terjadi pada Alfred, Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, maupun Nala. Sejauh ini yang terjadi hanyalah mereka melihat ada makhluk sesuatu yang aneh dan bergerak dengan melompat-lompat. Tidak lama kemudian terdengar suara “Sssrrtt,” “Jjepp,” “Aaaaaaa…..” “Suara apa itu?”,  semua pada bertanya. “Di mana Steve?” tanya Todd. Akhirnya Alfred, Todd, Justin, Lisa, Yelena, dan Nala mencari Steve sambil berteriak memanggil nama Steve.
Setelah 3 kali teriakan memanggil Steve terdengar suara “Sssrrt,” “Tolooongg!!!”. “Jangan khawatir Steve,” bilang Todd. Semuanya masih penasaran di mana Steve.
Tidak sengaja Yelena melihat ke atas dan ternyata melihat Steve yang sedang terperangkap di sebuah jaring yang terbuat dari benda yang lengket. Saat mencoba membebaskan Steve dari terperangkap Nala berteriak, “Semuanya….lihat di situ…!!” teriakan tersebut sempat membuat yang lainnya kaget dan membuat Steve jatuh dan bebas dari perangkap tersebut. Alfred bertanya, “Ada apa?” “Di situ ada terdapat cahaya,” jawab Nala.
Alfred mengajak Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, dan Nala untuk memeriksa sumber cahaya tersebut. Kemudian Alfred berlari menuju sumber cahaya tersebut diikuti dengan 6 temannya. Sesampai di sana mereka melihat bahwa sumber cahaya tersebut adalah api unggun berwarna biru, dengan dilapisi seperti gelombang Aurora berwarna hijau. Di situ juga terdapat kakek-kakek yang tampan duduk bersila dan melayang, juga terdapat tongkat yang terdapat semacam batu jimat misterius yang berada di atas tongkat tersebut. Alfred menyarankan untuk tetap berhati-hati dan waspada.
            Lisa mendekati kakek tersebut, menyapa dan memperkenalkan diri. Kakek tersebut berdiri kembali ke tanah, menyapa kembali dengan ramah dan memperkenalkan dirinya sendiri juga. Setelah memperkenalkan diri semuanya mengetahui bahwa nama kakek tersebut adalah Leonardo Stanford Cals, bisa dipanggil Leo. Kemudian Lisa bertanya kepada Kakek Leo bagaimana cara keluar dari pulau ini dan kembali ke tempat kami.
            Kakek itu hanya menggelengkan kepala dengan perlahan dan berkata, “Aku tidak tahu tentang itu aku hanya tahu bahwa lautan di sekitar pulau ini dapat melenyapkan kapal dan mengembalikan ke pulau ini, tetapi mungkin desa terdekat tahu bagaimana caranya.”
            Lisa beterima kasih kepada kakek tersebut dan memberitahukan kepada yang lainnya. Alfred berpikir dan mempertimbangkan, akhirnya memutuskan untuk pergi ke desa terdekat tersebut. Tetapi sebelum berangkat kakek tersebut memberikan sebuah pedang kayu kepada masing-masing, pedang kayu tersebut dilapisi seperti gelombang berwarna ungu dan bergerak. Katanya gelombang tersebut adalah sebuah sihir yang bisa membantu meningkatkan kekuatan pedang kayu tersebut. Ada juga yang diberi oleh kakek tersebut yaitu sebuah permata pada masing-masing anak permata tersebut bernama “Ender Pearl” kakek tersebut juga menunjukan di mana letak desa terdekat tersebut. Mereka ber-7 berterima kasih dan melanjutkan pejalanan mereka dengan membawa barang yang di beri oleh Kakek Leo.
Mereka melanjutkan perjalanan untuk mengetahui bagaimana caranya untuk kembali ke tempat mereka. Waktu di pulau ini berputar dengan cepat akhirnya mereka sampai di depan gerbang desa pada malam hari. Di situ terdapat tanda yang merupakan nama desa tersebut setelah dilihat ternyata nama desa tersebut adalah “Magic Village” yang artinya Desa Ajaib. Setelah itu mereka masuk ke desa tersebut untuk mencari penginapan, dipertengahan jalan mereka melihat banyak orang mengeluarkan sihir mereka untuk kebaikan. Sihir untuk kebaikan tersebut seperti: sihir untuk membangkitkan tanaman, mengendalikan air, membuat monster tanah atau yang sering disebut golem tanah, sihir kekuatan listrik untuk keperluan mesin, dan masih banyak lagi. Akhirnya mereka menemukan sebuah penginapan untuk menginap, tetapi mereka menyuruh membayar dengan sesuatu akhirnya Justin mengorbankan satu buah Ender Pearl-nya untuk membayar biaya penginapan tersebut. Untungnya bapak tersebut baik kepada anak-anak yang tidak di kenal bapak tersebut. Mereka menginap satu malam dan paginya mereka keliling dan mencari informasi, mereka menanyakan pada setiap orang tetapi mereka tetap tidak tahu dan menyarankan untuk menanyakan kepada kepala desa di sini. Akhirnya  Alfred, Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, dan Nala pergi ke rumah kepala desa tersebut. Sesampai di rumah Kepala Desa Ajaib di depan terdapat 2 penjaga yang terlihat sangat megah dan memegang sebuah tombak yang bentuknya unik dan terdapat sihir di dalam tombak tersebut. Tetapi penjaga tersebut tidak membiarkan mereka masuk ke dalam rumah Kepala Desa Ajaib.
Akhirnya terjadi keributan di depan rumah Kepala Desa Ajaib. Karena keributan tersebut Kepala Desa Ajaib  melihat keluar untuk mengetahui penyebab keributan di depan rumahnya. Setelah melihat keluar kepala desa tersebut terkejut melihat 7 anak yang berada di depan rumahnya. Kepala desa tersebut membolehkan 7 anak tersebut masuk. Alfred dan yang lainnya lega karena dapat masuk ke dalam rumah Kepala Desa Ajaib.
            Setelah mereka masuk ke dalam rumah kepala desa, kepala desa menanyakan kepada mereka, “Kalian tahu mengapa kalian saya perbolehkan masuk?” semua pada bingung dan hati mereka merasa berdebar karena tidak tahu apa yang akan dilakukan kepada mereka. Ternyata kepala desa tersebut menjawab, “Kalian saya perbolehkan masuk karena saya akan memberi tahu sesuai yang akan di takdirkan dari bola kristal ini.” semuanya kaget dan hati mereka lega karena tidak ada yang akan dilakukan pada mereka.
            Kepala desa tersebut memperjelas bahwa selama ini dia melihat takdir mereka dari bola Kristal ini. “Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?” tanya Todd. Kepala desa tersebut kemudian mengecek dengan melihat bola Kristal tersebut dengan dibantu sihirnya.
            Setelah melihat dari Kristal bolanya kepala desa berkata, “Yang dari saya lihat kalian harus ke gunung yang berada dekat dari sini, gunung itu bernama “Nightmare Mountain” yang artinya Gunung Mimpi Buruk, kalian harus ke gunung tersebut untuk kembali ke tempat kalian.”
            Setelah Alfred, Steve, Todd, Justin, Lisa, Yelena, dan Nala bercakap-cakap dengan Kepala Desa Ajaib mereka berterima kasih kepada kepala desa kemudian melanjutkan perjalanan mereka untuk kembali ke tempat mereka. Akhirnya mereka sampai di depan gerbang  pemisah antara gunung mimpi buruk dan desa ajaib. Tiba-tiba mereka mendengar suara “Hhhhooooaaarrrgg,” terdengar suara suatu makhluk ajaib yang berteriak marah, kemudian munculah makhluk buas yang besar seperti ular dan mempunyai sayap, makhluk tersebut berwarna biru. Makhluk tersebut juga mengeluarkan asap. Alfred mengatakan untuk berhati-hati dan keluarkan pedang masing-masing untuk berjaga-jaga jika makhluk tersebut menyerang.
Tiba-tiba makhluk tersebut mengeluarkan asap pada mereka dan menuju pada mereka dengan kecepatan seperti kilat, dan terdengar suara “Ssseeeppp”, “Aaaaaaaaaahh..” Kemudian Nala bertanya, “Di mana Lisa?”
 Ternyata Lisa tertangkap oleh makhluk tersebut, Alfred berkata, “Aku dapat melakukan ini.” Kemudian Alfred mengeluarkan Ender Pearl-nya dan melemparkan Ender Pearl tersebut. Tiba-tiba Alfred berteleportasi saat Ender Pearl tersebut pecah dan terdengar suara “nnppfff,” serta terdapat partikel-partikel ungu saat Alfred berteleportasi.
Alfred menusuk mata makhluk tersebut dengan pedangnya dan menyelamatkan Lisa dan berpegangan pada makhluk tersebut. Akhirnya Alfred, Lisa, serta makhluk buas tersebut jatuh di daratan. Teman-teman yang lain mencari tempat jatuhnya makhluk buas tersebut, saat mereka sampai di tempat jatuhnya makhluk buas tersebut mereka melihat Alfred dan Lisa selamat dan makhluk buas tersebut mati. Mereka juga terkejut karena mereka sudah di depan pintu masuk untuk memasuki Gunung Mimpi Buruk. Tetapi pintu masuk tersebut berada di atas mereka dan ketinggiannya sangat tinggi. 
Akhirnya mereka berpikir-pikir bagaimana cara mereka masuk ke pintu yang ketinggiannya sangat tinggi, kemudian Justin berkata, “Aku punya ide bagaimana kita menggunakan Ender Pearl kita, yang tidak punya berpegangan pada yang lain.” Mereka setuju dengan pendapat Justin, kemudian mereka saling berpegangan dan melemparkan Ender Pearl-nya masing-masing secara bersamaan. “3…2…1…,” “nnppfff,” terdengar saat mereka berteleportasi dan terdapat partikel-partikel kecil berwarna ungu saat mereka berteleportasi.
Akhirnya dari sekian petualangan mereka sampai juga untuk mereka kembali ke tempat mereka. Tetapi sesampai mereka di pintu mereka melihat dari jauh ternyata jalan buntu.
            Mereka mendekat pada jalan buntu tersebut, Lisa bertanya, “Mengapa ini jalan buntu?” Lisa bertanya dengan marah. “Tidak apa-apa yang menting kita masih tetap bersatu dan tak ada yang akan menghalangi jika persahabatan kita kuat,” jawab Steve. Mereka menyetujui perkataan Steve.
Tiba-tiba gunung tersebut bergoncang semua pada takut dan berpegangan erat satu sama lain, kemudian munculah seorang pria dan gunung tersebut berhenti bergoncang. 
Yelena bertanya kepada pria yang misterius tersebut dengan sedikit gagap, “Si…si…si..siapa.. anda?” Pria itu menjawab dengan ramah “Akulah penjaga gunung ini dan saya menjaga sebuah harta karun di sini dan namaku adalah Sloth Steven Path bisa dipanggil Sloth, aku juga akan memberikan harta karun tersebut jika kalian menjawab pertanyaanku dengan benar.” 
“Okeee… Sloth apa pertanyaanmu?” tanya Afred kepada Sloth. Jawab Sloth dengan pertanyaan “Apa yang kalian pelajari dari petualangan kalian tersebut?” “Kami mempelajari bahwa tak akan yang menghalangi kami jika persahabatan kami kuat,” jawab Steve. 
“Kami harus pantang menyerah walupun sesulit apapun,” sambung Nala. “Peduli satu sama yang lain,” jawab Justin. 
“Selalu sopan pada orang yang lebih tua,” jawab Yelena. “Dan yang penting selalu bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa,” jawab Alfred dengan mantap. 
Tiba-tiba terdapat cahaya yang memancar dari langit turun ke bawah sampai membentuk sebuah meja dari batu. Sambil cahaya itu memancar Sloth bertepuk tangan dan berkata, “Bagus….bagus….bagus…semuanya, kalian telah memahami pelajaran yang kalian terima dari petualangan kalian.” 





Komplikasi




Komplikasi
 
3.
Evaluasi


4.
Resolusi
Alfred, Steve, Justin, Todd, Lisa, Yelena, dan Nala mengambil 7 batu tersebut mengambil sesuai kesukaan warna mereka masing-masing. Alfred mengambil warna merah, Steve warna biru muda, Justin warna coklat tua, Todd warna hitam, Lisa warna kuning, Yelena warna biru tua, dan Nala warna putih. Batu tersebut mereka kalungkan. Mereka belum tahu apa yang dilakukan pada 7 batu tersebut tetapi tiba-tiba pedang yang mereka bawa keluar dan mengumpul pada pedang yang lain di atas mereka, dan batu yang mereka kalungkan terbelah menjadi dua. Batu yang setengah menempel pada pedang mereka masing-masing dan munculah cahaya pada yang terang sekali menerangi gua yang redup. Saat muncul cahaya dari pedang juga terdapat pada pedang tersebut partikel-partikel kecil berbentuk pixel dan dari bawah pedang masing-masing berubah bentuk yang unik dan seusai dengan elemen pada batu tersebut. Ternyata elemen-elemen tersebut adalah: batu merah = elemen api, batu biru muda = listrik, batu coklat tua = batu, batu hitam = bayangan, batu kuning = cahaya, batu biru tua = air, dan batu putih = angin. Setelah selesai perubahan, pedang tersebut kembali ke tangan pemiliknya. Mereka semua berterima kasih pada Sloth atas hadiah yang diberi pada mereka.
Tiba-tiba tanah bergoyang dan retak semua pada hancur dan terdapat angin tornado yang besar menghantam mereka ber-7 sampai mereka tidak bisa bernapas dan pingsan. Dan mereka langsung bangun dari tidur mereka dan berada di kamar mereka masing-masing. Dikira mereka itu adalah mimpi, ternyata saat mereka melihat di samping tidur mereka. Mereka melihat bahwa terdapat pedang yang sesuai berada dalam mimpi mereka tersebut dan juga terdapat batu yang dikalungkan pada leher mereka masing-masing persis yang berada di dalam mimpi mereka. Untungnya mereka bangun pada pagi hari, kemudian mereka bersiap-siap dan berangkat ke sekolah sambil membawa pedang mereka masing- masing di sembunyikan pada tas mereka masing-masing. Pada pulang sekolah mereka berkumpul di tempat yang agak tersembunyi dan bercakap-cakap. 
Alfred berkata pada yang lain saat berkumpul, “Apakah kalian mengalami mimpi yang sama?” Semua pada mengangguk-angguk. “Apakah kalian mempunyai pedang dan batu yang diberikan oleh Sloth?” Semua pada menunjukan pedang dan batu elemen mereka masing-masing. 
Dari setelah beberapa percakapan mereka masih heran tentang kejadian yang dialami  pada mereka. Mereka bertanya-tanya, apakah benar terdapat Pulau Pemula? Dan apa yang terjadi pada pulau tersebut? Tetapi yang pasti pengalaman itu masih misteri yang dialami mereka ber-7.


Ciri bahasa teks  cerita imajinatif?
1.      Simile (persamaan), digunakan sebagai perbanding yang bersifat eksplisit dengan maksud menyatakan sesuatu hal dengan hal lainnya. Misalnya: seumpama, selayaknya, laksana.
2.      Metonimia, merupakan gaya bahasa yang digunakan, kata-kata tertentu dipakai sebagai pengganti kata yang sebenarnya, namun penggunaan nya hanya pada kata yang memiliki pertalian yang begitu dekat.
3.      Metafora merupakan perumpamaan yang sering digunakan untuk membandingkan sebuah benda atau menggambarkan secara langsung atas dasar sifat yang sama.






TUGAS 3
Menulis Resensi (Buku Terbaru)
Menulis Komentar (Buku Terbaru)
RESENSI BUKU TERBARU

Identitas Buku :
Judul buku: Rudy - Kisah Masa Muda Sang Visioner

Penulis: Gina S. Noer
Redaksi Plot Point: Amelya Oktavia
Tim riset: Amelya Oktavia & Diva Apresya
Penyunting: Arief Ash Shiddiq, Amelya Oktavia, & Zen R.S
Perancang sampul: Teguh Pandirian
Penerbit: Bentang Pustaka dan THC Mandiri
Tahun terbit: September 2015
Tebal buku: 266 halaman
ISBN : 978-602-291-111-1

JADILAH SEPERTI MATA AIR
“Jadilah seperti mata air. Jika air yang keluar dari sana jernih, maka semuanya akan ikut jernih. Jika yang keluar dari sana kotor, maka semuanya jadi kotor.”
-Ayah Habibie
Rudy adalah kisah yang disusun dari cerita-cerita B.J. Habibie yang belum diceritakan sebelumnya. Ini adalah kisah tentang perjalanan tumbuh dewasa seorang anak laki-laki dan Indonesia yang masih belia.
Buku ini adalah buku karangan Gina S. Noer yang termasuk ke dalam kategori buku biografi. Meski demikian buku ini sangat menyenangkan ketika dibaca karena dikemas dengan tutur bahasa bercerita layaknya novel tidak berbentuk ujaran formal layaknya buku biografi pada umumnya.
Tak banyak yang tahu bahwa cita-cita membangun industri pesawat terbang untuk Indonesia justru berawal dari ketakutan Rudy akan pesawat pada masa Perang Dunia Kedua. Tak banyak juga yang tahu kisah cinta tersembunyi Rudy sebelum akhirnya ia bertemu Ainun, cinta sejatinya, dan fakta bahwa Rudy tak terlalu suka kata "mimpi" sebagai kata ganti apa yang sangat ia inginkan. Baginya, "cita-cita" adalah kata yang lebih menjejak nyata.
Dalam buku ini kita akan temukan alasan kenapa Rudy jengah bila dipanggil genius, tapi lebih senang bila disebut sebagai pekerja keras yang setia. Setia pada cita-citanya. Setia pada cintanya. Kita akan mengikuti perjalanan bagaimana B.J. Habibie yang kita kenal datang dari bentukan visi besar orangtuanya, pengorbanan keluarganya, dukungan para sahabatnya, dan inspirasi terbesarnya: Indonesia.
Buku ini memang kisah tentang masa kecil dan masa muda B.J. Habibie atau yang biasa dipanggil Rudy. Kisah Rudy yang penuh rasa ingin tahu. Berbeda dengan anak kebanyakan yang senang bermain, Rudy lebih senang berpikir dan mencari jawaban akan rasa ingin tahunya. Selalu ada pertanyaan di benak Rudy, dan jika ia tidak bisa mendapatkan jawabannya dari Papi (Alwi Abdul Jalil Habibie) atau dari buku-buku yang dibawakan Papi, Rudy akan melakukan eksperimen sendiri untuk mendapatkan jawabannya.
Prolog merupakan potongan kisah ketika Rudy diantar keluarga dan kerabat di bandara untuk berangkat ke Jerman. Ada harapan dan keraguan yang saling melintas di benak Rudy saat harus menaiki pesawat yang akan membawanya jauh dari rumah. Sebuah perjalanan yang akan mengubah hidupnya selamanya.
Babak 1 adalah babak dengan rentang kisah masa kecil Rudy hingga ia kuliah di Bandung. Bukan hanya berisi kisah masa kecil yang penuh kenakalan dan kelucuan tapi juga masa kelam saat harus mengungsi karena perang dan masa duka karena Papi meninggal. Dalam babak ini diungkap bagaimana cara Papi dan Mami mendidik putra-putrinya.
Di babak 2 terdapat kisah-kisah Rudy setelah tiba di Jerman dan memulai kuliahnya. Kehidupan yang penuh kerja keras bukan hanya dalam hal pendidikan tapi juga dalam hal bertahan hidup. Rudy yang tak pintar bergaul dan tak sabaran harus beradaptasi dengan lingkungan, hingga ia bisa menemukan sahabat sejati. Dalam babak ini juga terlihat jelas bahwa Rudy memang tak pernah tertarik dengan politik sejak awal. Ia bahkan berani menentang kehendak Presiden Soekarno dan tetap mempertahankan prinsip-prinsipnya.
 Bukan hanya Rudy saja yang berjuang di negeri orang dengan kiriman uang yang tak pasti datangnya. Di sisi lain ada perjuangan Mami dan saudari Rudy yang berjuang mengumpulkan uang untuk dikirim ke Jerman. Yang paling menarik tentunya adalah Babak 3 yang bercerita bagaimana Rudy diseret pulang dan dipaksa bertemu Ainun.
Membaca buku ini memberi banyak pengalaman berharga bagi saya. Bahwa setiap orangtua tak pernah sengaja bersikap pilih kasih tapi orangtua yang baik tahu bagaimana membuat skala prioritas, mana yang harus diutamakan.  Selain itu keluarga adalah penyokong, tak boleh saling iri, semua berdiri sama tinggi dengan kapasitas masing-masing.
Penyajian buku ini sangat baik dan di dalamnya berisi motivasi yang baik untuk dikonsumsi oleh semua kalangan. Kualitas buku ini juga sangat baik sehingga beberawa waktu setelah buku ini terbit, buku ini kemudian difilmkan. Buku ini memiliki kualitas nilai-nilai sejarah yang tinggi serta memiliki muatan nilai moral dan cinta tanah air kuat sehingga tidak lagi dapat dipungkiri jika buku ini sangat berkualitas.
Dibandingkan dengan buku biografi lain, buku ini jauh lebih menarik karena disajikan seolah-olah sebuat novel. Ada yang menggolongkan buku ini sebagai sebuah buku biografi namun, ada pula yang menggolongkan buku ini sebagai novel biografi. Namun, menurut saya pribadi, buku ini merupakan buku biografi karena kisahnya merupakan kisah nyata, bukan fiksi.


KOMENTAR TERHADAP RESENSI
MILIK :

NAMA            : NINDYA MEIPINGKAN
NIM                : 160211601829
OFF/NU          : B/26


Judul               : Kisah Kaneko
Penulis             : Kaneko Ikeda
Penerbit           : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Cetakan           : Pertama Desember 2015
Tebal               : 246 halaman

Berjumpa dengan Takdir
            Buku ini akan menjadi mata air yang jernih yang memberikan inspirasi yang menyejukkan bagi siapa saja yang membacanya.
            Buku ini merupakan tulisan dari wanita Jepang Kaneko Ikeda yang menulis berdasarkan pengalaman hidupnya sendiri.
Cuplikan kalimat yang menghiasi awal dan akhir buku ini sudah menunjukkan bahwa buku ini merupakan buku dari seorang penulis yang menginspirasi bagi pembacanya. Buku ini merupakan kisah pengalaman hidup penulis, yakni seorang wanita Jepang Kineko Ikeda yang merupakan isteri dari Presiden Soka Gakkai. Bahkan isteri presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yakni Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid telah membacanya, ia menganggap buku ini memberikan inspirasi yang menyejukkan di tengah kegersangan hati dan jiwa manusia. Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2005 di Jepang yang kemudian diterjemahan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2015 di Indonesia.
Tema yang diangkat dalam buku ini sangat menarik para pembaca khususnya para kalangan wanita yakni menanti takdir. Pengarang mengambil cerita dari pengalamannya sendiri mulai dari kisah masa kecilnya dahulu yang tengah hidup di zaman perang dunia kedua.  Kaneko dan sekeluarga mengalami krisis ekonomi. Adanya perang di Tokyo, terpaksa tempat bekerja ayah Kaneko harus diberhentikan. Pada saat itulah keluarga Kaneko mengalami masa-masa tersulit dalam hidup mereka. Mereka kemudian meninggalkan Tokyo ke tengah pegunungan Prefektur Gifu.
Kaneko bertemu dengan suaminya ketika bergabung dengan organisasi Soka Gakkai. Disitulah awal pertemuan mereka hingga akhirnya menikah. Ketika menjadi seorang istri sekaligus menjadi seorang ibu. Kaneko memiliki perilaku seperti ibunya. Ibunya yang menginspirasinya menjadi seseorang yang teguh, disiplin dan menghormati suaminya. Suami Kaneko sekarang menjabat sebagai presiden di Sokka Gakkai. Meskipun begitu Kaneko tetap rendah hati. Ia tetap menjadi istri yang mengurus ketiga anaknya sendirian sekaligus memberi ketiga anaknya itu rasa kehadiran seorang ayah. Suami Kaneko tentu saja selalu sibuk, tetapi rasa sayangnya kepada anak-anak selalu tampak jelas. Bila Kaneko berbicara tentang anak-anak, ekspresi keras diwajah suaminya akan melembut, dan dia akan menyunggingkan senyum bahagia. Suaminya tidak pernah marah kepada anak-anaknya. Dia membiarkan mereka sebebas mungkin, namun dengan sikap kedisiplinan dan tanggung jawab.
Buku ini terdapat nilai-nilai yang dapat diambil dalam cerita pengalaman hidup Kaneko Ikeda. Bahwa Kaneko mengajarkan anak-anaknya ketika dewasa nanti untuk hidup dengan integritas dan ketulusan. Agar mereka menjalankan hidup dengan didasari prinsip-prinsip yang mendalam dan mengambil jalan lurus dan menjalani hidup yang penuh bermakna. Kata kaneoka dan suaminya Daisaku Ikeda, mereka nengidentifikasikan tiga harta yang paling dihargai dalam hidup mereka. Yang pertama adalah harta memiliki guru yang hebat, yang kedua adalah harta teman-teman seperjuangan kami diseluruh dunia, dan yang ketiga adalah harta adanya penerus yang berkemampuan.
Kita dapat mengambil pelajaran bahwa seorang anak harus menghormati kedua orang tua, tidak pernah mengeluh meskipun dapat ujian dihidupnya. Belajar disiplin dari ibunya membuat Kaneki Ikeda menirunya dan membawanya sampai dikehidupan keluarganya.
Buku ini memiliki kelebihan yakni sangat menginspirasi pada para pembaca, karena berisi tentang kisah perjalanan hidup yang sangat menginspirasi dalam keluarga Kaneko Ikeda. Buku ini memberikan sajian seperti pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya. Buku ini juga menyajikan foto-foto Kaneko Ikeda dari semasa kecilnya hingga ia menikah dan memiliki tiga putra. Buku ini layak dibaca oleh para wanita maupun pria yang ingin membina sebuah keluarga yang harmonis sekaligus belajar tentang bagaimana mendidik seorang anak dan bagaimana sikap seorang isteri terhadap suaminya. Topic-topik yang menginspirasi yang di dapat dari buku tersebut adalah keberanian dalam mengatasi ujian hidup, menghormati peran ibu dalam keluarga masa kini dan tentang perdamaian dan  kebahagiaan.
KOMENTAR TERHADAP RESENSI
Menurut saya resensi ini sudah baik. Judul resensi merupakan kesan/penilaian terhadap isi buku, judul resensi tidak sama dengan judul bukunya. Penulis memperkenalkan buku, identitas buku yang meliputi judul, pengarang, kepopuleran buku dan lain sebagainya. Kualitas isi buku juga dipaparkan dengan cukup jelas,
Ada klasifikasi jenis buku, pengklasifikasiannya didasarkan pada bukti yang jelas. Isi resensi menggambarkan keseluruhan isi buku dengan runtut dan mudah dipahami. Bahasa yang digunakan dapat diterima akal sehat dan dapat memberikan gambaran konkrit mengenai isi buku tersebut.
Selain hal itu ada informasi tambahan, misalnya hal yang menarik dari buku dan beberapa kalimat motivasi. Penulis menganalisis buku dengan ringkas dan jelas. Hany dua halama lengkap dengan keseluruhan isi buku.
Penilaian kelebihan buku juga dijelaskan dengan sangat baik, hal-hal yang khas diulas walau hanya sedikit. Selain hal-hal itu terdapat pendapat pembaca mengenai kesan setelah membaca buku. Hal ini sangat penting untuk diulas karena akan menarik perhatian si pembaca dan merupakan unsur persuasife. Kesimpulan, saran, dan rekomendasi disusun secara sistematis. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa persuasif dan emotif.






TUGAS 4
MENULIS JURNAL REFLEKSI

Guru terbaik dalam hidup ini adalah pengalaman. Begitu berharganya sebuah pengalaman hingga Paulo Coelho mengatakan bahwa “Be brave, take risks. Nothing can substitute experience yang memiliki makna beranilah mengambil resiko, tidak ada yang bisa menggantikan sebuah pengalaman. Pengalaman bisa datang dari mana saja dan dimana saja. Bahkan dari hal-hal kecil yang kita lakukan sehari-hari dan tak luput juga dari kegiatan perkuliahan.
Salah satu pengalaman yang banyak merubahku adalah matakuliah Membaca TEks non Ilmiah (Membaca Informatif). Apabila mereview kembali kegiatan perkuliahan selama satu semester, tepatnya kegiatan perkuliahan membaca informatif maka tentu ada banyak hal yang terekam dalam benak mahasiswanya. Saya pun juga merasa ada banyak hal yang saya dapat dalam kegiatan tersebut. Kegiatan pertemuan pertama hingga terakhir memberikan kesan positif di benak saya. Awalnya terasa berat karena saya harus sering-sering membaca buku yang pada hakekatnya bukanlah hobi saya.
Awal perkuliahan yang harus dimulai dengan menemukan perbedaan konsep teks ilmiah dan nonilmiah, membaca 10 buku nonilmiah/informatif kemudian membuat ikhitisar dari buku yang dibaca dan menuliskan refleksi isi buku tersebut, menjawab pertanyaan-pertanyaan, menulis resensi dari buku-buku yang dibaca, menganalisis strukur isi dan ciri teks bergam teks, menulis refleksi isi buku multimoda (berbentuk artkel dan puisi), hingga menulis jurnal refleksi perkuliahan sudah dijalani dengan penuh beban. Hal yang tidak bisa dipungkiri adalah keinginan mahasiswa untuk lepas dari setiap  tekanan tugas yang bertambah hari bertambah menggunung, begitupun dengan saya, membuat saya merasa jenuh dengan tugas-tugas tersebut.
“Pengalaman bukanlah apa yang terjadi pada seseorang akan tetapi, pengalaman adalah apa yang seseorang lakukan dengan apa yang terjadi padanya.”
(Aldous Leonard Huxley)
adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan saya saat ini terhadap apa yang saya lalui satu semester belakangan. Setiap paksaan tugas tersebut membuat saya mau tidak mau bertindak untuk menjalaninya. Akibatnya, banyak perubahan yang terjadi dalam hidup saya.
Berawal dari mahasiswa yang tidak terlalu rajin, saya mulai mampu memperkirakan waktu untuk mengerjakan tugas-tugas saya. Mengapa? Karena saya tidak bisa membaca satu buku sekaligus, sering kali hal itu terasa membosankan. Alhasil, saya selalu menjadwal setiap tugas dan mencicil membaca buku minimal tiga hari sebelum tugas reflektif dikumpulkan. Hal tersebut membuat saya semakin mampu memanage waktu dan menambah banyak wawasan.
Apabila diingat-ingat kembali sebelum perkuliahan ini banyak hal yang belum saya ketahui, bahkan membedakan mana teks ilmiah dan teks non ilmiah saja tidak tahu. Maklum, saya adalah lulusan SMA jurusan MIA (sebutan IPA kurikulum 2013). Sejauh yang saya tahu, selain teks ilmiah hanya ada teks sastra dan pendapat tersebut seketika dipatahkan ketika saya mendapatkan matakuliah membaca sastra dan membaca teks non ilmiah. “Bukannya keduanya sama?” begitu pikir saya. Namun, setelah saya mengikuti perkuliahan pertama saya sudah mampu membedakan teks ilmiah dan non ilmiah, yakni dari segi teorinya bukan dari struktur teksnya.
Setelah lega dan bahagia mendapatkan ilmu baru di pertemuan pertama, pertemuan keduapun saya ikuti dengan senang. Namun yang mengejutkan adalah saya harus dihadapkan dengan buku-buku yang wajib disikat habis minimal satu setiap minggu. Belum apa-apa saya sudah mengeluh. Karena selain harus membacanya kami juga harus menuliskan resensi dan refleksi. Kegeraman saya meningkat ketika itu mengingat saya belum pernah sekalipun membuat resensi buku. Namun, bagaimanapun juga ini adaah sebuah tugas yang haram untuk tidak ditunaikan.
Dengan berbagai cara saya membuat resensi tersebut, bertanya kesana kemari, melihat resensi teman, hingga bertanya kepada mesin penjawab kegalauan umat manusia yakni “Google”. Saat tugas itu selesai saya kerjakan timbul perasaan lega dan bangga karena saya sudah mampu melaksanakan apa yang masih baru saya pelajari meskipun hasilnya kurang begitu memuaskan menurut saya.
Dari hal ini kemudian saya memahami bagaimana caranya menghargai diri dan kerja keras. Karena kerja keras bukan dinilai dari hasilnya melainkan dari usahanya. Hal ini juga mengajarkan saya untuk selalu menghargai karya orang lain karena setiap karya pasti dibuat dengan usaha, dan usaha tidak bisa dibeli atau diminta.
Kegiatan ketiga setelah dua kegiatan menyebalkan namun bermakna itu ada kegiatan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Nah, dalam kegiatan ini awalnya saya lebih percaya diri karena saya sudah terbiasa mengerjakan soal-soal di SMA dan mengerjakan soal-soal IPA yang menurut saya membutuhkan ketelitian dan kecermatan dibandingkan yang lainnya. Namun, hal lain yang saya pelajari adalah tidak ada ilmu yang mudah jika tidak dipelajari dengan sungguh-sungguh. Karena pada kenyataannya masih ada saja kesalahan setiap kali mengerjakan soal-soal semacam itu.
Menulis resensi dari buku-buku yang dibaca adalah salah satu tugas dalam kegiatan perkuliahan ini. Kegiatan ini memberikan wawasan khusus mengenai apa itu resensi dan bagaimana cara membuatnya. Selain itu, menganalisis strukur isi dan ciri teks bergam teks juga merupakan kegiatan yang menarik karena ternyata di dalam kegiatan sehari-hari terdapat banyak jenis teks dan memiliki kemiripan sehingga diperlukan wawasan lebih untuk membedakannya.
Menulis refleksi isi buku multimoda (berbentuk artkel dan puisi) adalah kegiatan akhir perkuliahan sebelum UAS. Awalnya saya bingung, apakah multimoda itu? Mengapa jenis teks ini sangat asing untuk saya? Ternyata ini merupakan teks dimana sebuah teks dapat diubah menjadi berbagai bentuk teks dengan sedemikian rupa. Awalnya kami diminta membuat resensi sebuah buku, namun saya tidak menyangka bahwa hal tersebut dapat dikembangkan ke dalam berbagai teks misalnya artikel dan puisi. Sekarang saya mengerti bagaimana cara mendapatkan ide untuk membuat karya sastra apabila sedang tidak memiliki inspirasi.
Selain intu dalam proses menulis refleksi menurut saya banyak sekali buku yang membuat saya bertindak positif dan berpikir realistis. Buku-buku terebut benar-benar membuat warna baru bagi hidup saya. Tidak terkeculi buku Steal Like An Artist yang berisikan cara untuk menjadi orang yang sukses adalah berpura-pura menjadi sukses. Kemudian karena saya ingin menjadi seorang penulis maka saya hrus berpura pura menjadi seorang penulis. Hal ini menyeret saya untuk kembali bloging dan membuat blog baru dengan judul I’m Like An Artist dengan postingan pertama adalah resensi dari buku ini. Selain itu saya juga berkecimpung di UKM Penulis kemudian tanpa ragu dan peduli asal saya dari sastra saya masuk ke bidang ilmiah. Kemudian khirnya bisa meloloskan PKM saya menjadi peringkat ke-2 Jurusan pada bulan selanjutnya. Saat ini saya sedang membuat dua PKM baru untuk didaftarkan mengikuti Pimnas dengan dua tim yang berbeda. Semoga nanti akan lolos keduanya.
Menulis jurnal refleksi perkuliahan hal terakhir yang sangat berkesan bagi saya adalah menulis jurnal ini. Dengan menulis jurnal ini saya diminta untuk engingat kembali hal-hal apa saja yang saya dapat selama satu semester. Mungkin apabila tidak diminta untuk membuat jurnal seperti ini kita sebagai mahasiswa tidak akan menyadari betapa besarnya dan luasnya ilmu yang didapat selama perkuliahan. Selain itu kita menjadi lebih mampu untuk menjadi orang kritis terhadap perkembangan diri kita sendiri.
Saya berharap dengan semua yang sudah saya pelajari, nanti akan bermanfaat. Kemudian jurnal ini akan menginspirasi pembaca bahwa seungguhnya tujuan dan inspirator hidup bisa berasal dari mana saja. Kini, saya membuktikan bahwa pengalaman dapat merubah hidup kita. Jadi, jangan takut terhadap risiko. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Deddy Corbuzier  di acara televisinya, bahwa dalam hidup ini hanya 10% saja reaksi kehidupan terhadap kita, yang dapat mengusik kita. Namun 90% bagian hidup ini adalah reaksi kita terhadap permasalahan hidup. Jadi selama kita percaya dan yakin terhadap hal ini maka sebenarnya hidup kita berada di tangan kita sendiri. Di akhir semester nanti saya berharap akan mendapatkan nilai yang baik, semoga A, dan saya pun berharap PKM saya akan lolos nanti.

2 komentar:

  1. Teruslah membaca dan berkarya-saya tunggu karya-karya terbaiknya!!!

    BalasHapus
  2. Resensi buku berjudul Rudy - Kisah Masa Muda Sang Visioner ini sudah baik, diawali dengan judul resensi yang berbeda dengan judul isi buku. Judul resensi tersebut sudah sesuai dengan isi resensi. Kemudian diikuti dengan kutipan yang mencerminkan isi buku. Kutipan tersebut membuat para pembaca menjadi tertarik dengan isi buku. Dari pembukaan isi resensi sudah baik penulis resensi mengenalkan judul, pengarang, kepopuleran buku dengan menggunakan gaya bahasa yang unik. Pada Sinopsis dan detil/informasi tambahan mencerminkan keseluruhan isi buku ditulis ringkas, padat makna dan menggunakan pilihan-pilihan kata emotif sehingga pembaca menjadi tertarik untuk membaca. Penilaian kelebihan buku sudah ada dengan gaya pengungkapan yang khas unik. Ada perbandingan dengan buku biografi lain. Di bagian penutup ada kesan,simpulan, atau rekomendasi.

    BalasHapus