Tugas 1
Identitas Buku
:
Judul :
I Am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and was Shot by the Taliban
Penulis :
Malala Yousafzai dan Christina Lamb
Tahun Terbit :
Mei 2014
Jumlah Halaman :
383 Halaman
Penerbit :
Mizan (PT Mizan Pustaka)
Catatan
tentang Kredibilitas Buku :
Buku ini ditulis oleh
orang yang ahli dibidangnya. Malala Yousafzai merupakan seorang aktivis yang
pernah mendapat hadiah Nobel dalam bidang Perdamaian pada tahun 2014, sementara
Christina Lamb merupakan seorang jurnalis asal Britania Raya yang sudah
mendapatkan banyak penghargaan dalam bidang jurnalistik. Buku ini diterbitkan
oleh Penerbit Mizan yang merupakan salah satu penerbit terbesar di Indonesia,
sehingga tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya.
Ikhtisar:
Buku ini mengisahkan tentang
perjuangan seorang Malala Yousafzai untuk menyuarakan haknya agar seluruh anak
perempuan bisa mendapatkan hak mereka untuk bersekolah dan mewujudkan potensi
mereka.
Agar suaranya dapat didengar oleh
seluruh dunia, Malala banyak melakukan pengorbanan besar. Semasa kecil ia sudah
mulai tertarik di bidang politik dan pendidikan. Malala yang sejak kecil lahir
dan tinggal di tanah Pakistan itu harus merasakan bagaimana sulitnya bagi anak
perempuan untuk pergi ke sekolah. Sebab setahun sebelum Malala lahir, sebuah
kelompok bernama Taliban menguasai Pakistan dan membakar seluruh
sekolah-sekolah untuk anak perempuan. Semasa itu peranan perempuan di sana
hanyalah menyiapkan makanan dan melahirkan.
Sejak kecil ayahnya selalu meyakinkan
Malala bahwa ia harus sebebas burung. Bersama dengan ayahnya, Malala sering
menyuarakan haknya melalui wawancara beberapa media. Pada 9 Oktober 2012,
Taliban datang menghadang bus sekolah Malala dan menembakkan tiga buah peluru
secara beruntun ke arah Malala. Tembakan pertama menembus rongga mata kiri
Malala dan keluar dari bawah bahu kirinya. Tembakan lainnya mengenai anak-anak
perempuan di samping Malala.
Setelah mengalami beberapa kali
operasi dan di terbangkan ke Birmingham, Inggris untuk mendapatkan perawatan yang
lebih baik, Malala akhirnya masih bisa bertahan hidup. Dukungan dari seluruh
dunia datang kepadanya melalui ribuan kartu ucapan serta rangkaian bunga dan
coklat yang dikirimkan ke rumah sakit tempat dimana Malala dirawat.
Di ulang tahunnya yang ke-16, Malala
berpidato di depan PBB di New York dan menyerukan pendidikan gratis bagi semua
anak. Malala bahkan dinominasikan sebagai kandidat termuda untuk Nobel
Perdamaian. Kini Malala mendirikan Malala Fund dengan cita-cita menggalang
upaya untuk memberdayakan komunitas-komunitas lokal, mengembangkan
solusi-solusi inovatif berdasarkan pendekatan tradisional, dan bukan hanya
membebaskan dari buta huruf, melainkan juga memberikan peralatan, gagasan, dan
jejaring yang bisa membantu anak-anak perempuan menemukan suara mereka dan
menciptakan hari esok yang lebih baik.
Nilai-Nilai
:
Melalui buku I Am Malala: The Girl Who
Stood Up for Education and was Shot by the Taliban ini, Malala mangajarkan kita
untuk selalu yakin dan percaya kepada Tuhan. Saat sedih, khawatir, dan tertekan
hendaknya kita selalu meminta ketenangan dan jalan keluar kepada Allah. Bahkan
saat semua cita-cita dan keinginan kita tercapai pun kita harus lebih bersyukur
karena Allah telah menjaga kita dan mengabulkan doa-doa kita.
Buku
ini mengajarkan kita tentang nilai keberanian, semangat yang tinggi
dalam menuntut ilmu, pantang menyerah, toleransi, peduli kepada sesama, rasa
kepercayaan yang tinggi, serta kasih sayang kepada siapa saja. Selain itu buku
ini juga mengajarkan kita untuk percaya pada setiap kemampuan dan potensi yang
kita miliki dan selalu mensyukuri segala hal yang telah kota capai.
Refleksi
:
Buku yang berjudul I Am Malala: The
Girl Who Stood Up for Education and was Shot by the Taliban ini memiliki pesan
yang sangat menginspirasi para pembaca. Terutama mengenai perjuangan sosok
Malala untuk menyuarakan hak anak-anak perempuan. Keberaniannya menyuarakan
pendapat meskipun ia tahu bahwa kelompok Taliban bisa saja sewaktu-waktu datang
membunuhnya tidak membuat tekadnya goyah. Ia tetap gigih dan percaya bahwa
dunia akan mendengar suaranya dan Allah pasti akan melindunginya.
Setelah membaca buku
ini saya merasa sangat bersyukur karena bisa tinggal di Indonesia. Dimana saat
pergi menuntut ilmu saya tidak perlu dihantui rasa takut jika sewaktu-waktu akan
ditembak mati ataupun dihujani bom. Berbeda halnya dengan Malala dan
kawan-kawannya yang selalu diselimuti rasa was-was. Saya sangat kagum pada
sosok Malala. Malala yang lahir di tahun yang sama dengan saya sudah berani
melakukan hal sebesar itu, ia berani menyuarakan pendapatnya untuk menuntut hak
anak-anak perempuan disana, sementara saya merasa belum pernah melakukan
hal-hal besar bagi orang-orang disekitar saya. Keberaniannya, tekadnya, dan
sikap yakinnya kepada Allah selalu menginspirasi saya untuk menjadi pribadi
yang lebih baik dan pribadi yang selalu bersyukur.
Artikel
Reflektif :
Menjadi
Manusia yang Unggul
Oleh
Nurlita A. Rizki
Dalam mencapai suatu keberhasilan,
kebanyakan manusia selalu dihadapkan pada persoalan yang bisa membuat manusia
itu putus asa dalam menggapai cita-cita tersebut. Tak jarang sebagian dari
mereka bahkan menyerah sebelum berperang.
Di era modern ini, kita sebagai masyarakat Indonesia sudah
seharusnya banyak bersyukur karena di Indonesia ini menuntut ilmu bukanlah hal
yang begitu sulit. Kita tidak perlu takut akan ditembak mati atau dihujani bom
saat akan pergi ke sekolah. Dengan berbagai kemudahan ini sudah sebaiknya kita
gunakan masa muda ini untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Dalam menuntut
ilmu kita tidak diharuskan berada di sekolah formal. Menuntut ilmu bisa dari
mana saja. Mulai dari pengalaman orang tua, guru, dan juga teman-teman kita
sendiri.
Seperti yang kita ketahui dalam Islam, mencari ilmu itu
hukumnya wajib bagi setiap muslim, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Dalam
pencapaiannya, keduanya harus dilakukan secara seimbang. Jangan sampai kita
terlalu fokus pada kehidupan dunia sementara pengetahuan tentang akhirat kita
diabaikan. Tujuan hidup kita adalah untuk mati, oleh karena itu sudah seharusnya
kita bisa membentengi diri dengan keimanan yang kita kuat. Semakin banyak ilmu
dunia yang kita cari maka akan semakin dewasa pemikiran kita, disisi lain
semakin banyak ilmu agama yang kita cari maka akan semakin meningkat pula
keimanan kita. Ketika kedua hal tersebut dikerjakan secara seimbang, tentunya
kita bisa menjadi manusia yang unggul.
Ketika kita memiliki bekal ilmu yang cukup, sudah seharusnya
kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Penerapan itu bisa dimulai
dari hal-hal kecil, contohnya sabar dalam menghadapi suatu perkara yang sulit,
bijaksana dalam mengambil keputusan, saling menghormati dan menyayangi sesama,
serta masih banyak lagi hal kecil yang dapat kita terapkan di kehidupan
sehari-hari. Seorang ulama pernah memberikan saya nasihat mengenai perbedaan
manusia berilmu yang mengamalkan ilmunya dengan manusia berilmu yang tidak mau
mengamalkan ilmunya. Keduanya diibaratkan seperti kertas. Kertas itu bisa
diolah menjadi tissue dan bisa juga diolah menjadi uang. Seperti yang kita
ketahui perbedaan warna pada uang juga menunjukan perbedaan pada nilainya.
Semakin tinggi nilai uang maka akan semakin berharga, berbeda halnya dengan
tissue yang dalam sehari-hari kegunaannya adalah untuk membersihkan apa-apa
yang kotor. Kita tahu bahwa keduanya sama-sama berasal dari kertas tetapi
manfaat dan penggunaannya berbeda. Contoh lainnya yaitu Al-Quran, Al-Quran
sendiri tiap lembarnya berasal dari kertas, tetapi setelah ditulis dengan
ayat-ayat suci maka Al-Quran akan menjadi mulia.
Nasihat yang saya dengar itu tentunya sangat memotivasi saya
untuk semangat mencari ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Tak lupa pula
saya berusaha mengamalkan ilmu yang sudah saya dapat dalam kehidupan
sehari-hari agar bisa menjadi manusia yang unggul.
Puisi
Reflektif :
Gadis Bermata Coklat
Tanah yang kau anggap asing itu
ternyata gersang
Langit yang terlihat biru itu
ternyata kelabu
Tak ada seorangpun
Tak pernah selangkahpun
Tak ada jiwa yang berani menginjak
tanah gersang di sebrang sana
Kecuali gadis bermata coklat itu
Tak ada jiwa yang berani menari
menyusuri langit layaknya camar
Kecuali gadis berkerudung merah itu
Dunia tak pernah tahu
Diam yang kau anggap hening itu
ternyata tangis
Tunduk yang kau anggap malu itu
ternyata beban
Dunia tak pernah tahu
Alasan gadis itu selalu tersenyum
Sampai jemarinya menggenggam
tanganmu
Ternyata senyum itu untuk
mengajakmu terus berlari
Untuk menguatkanmu
Untuk meyakinkanmu
Bahwa kau punya keberanian
Bahwa kau punya sayap, dibalik punggungmu
itu
4 Mei 2017
Tugas 2
TEKS
LHO
Pesut
Mahakam Mamalia Air Paling Langka
Pesut
Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling langka
di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor
saja. Pun Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi Orcaella brevirostris hanya
bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja. Sehingga tidak
mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas
Provinsi Kalimantan Timur.
Pesut
merupakan mamalia air yang unik. Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus,
pesut (Orcaella brevirostris) hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai
dan danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis.
Pesut
Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris) selain
sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai Mekong (Kamboja,
Laos, dan Vietnam), sub-populasi Danau Songkhla (Thailand), dan sub-populasi
Malampaya (Filipina). Pesut yang termasuk salah satu satwa dilindungi di
Indonesia ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Irrawaddy Dolphin atau
Dolphin Snubfin.
Pesut
Mahakam dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan berat mencapai
130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan bagian
bawah berwarna lebih pucat. Bentuk badan pesut hampir mendekati oval dengan
sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Kepala pesut berbentuk bulat
dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong pendek dan tampak papak dengan
lubang pernafasan. Sirip punggung berukuran kecil terletak di belakang
pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh. Sirip
renangnya relatif pendek dan lebar.
Pesut
bernafas dengan mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga
menyemburkan air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski
pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur,
namun mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan
menggunakan gelombang ultrasonik.
Habitat
dan Populasi. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris sub-populasi sungai Mahakam)
hidup di sungai Mahakam pada daerah sekitar 180 km dari muara sungai hingga 600
km dari daerah hulu. Lokasi yang diduga didiami mamalia air tawar ini antara
lain Kedang Kepala, Kedang Rantau, Belayan, Kedang Pahu, dan anak sungai Ratah,
serta sebagai danau Semayang dan Melintang (Kreb 1999, 2004).
Populasi
Pesut Mahakam diperkirakan antara 67 hingga 70 ekor (2005). Ancaman tertinggi
kelangkaan populasi Pesut Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring nelayan. Selain
itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh lalu-lintas perairan sungai
Mahakam maupun tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan pendangkalan sungai
akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.
Pesut
Mahakam memang benar-benar unik. Mamalia air yang hidup di air tawar dengan
habitat dan persebarannya yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah
satunya di Kalimantan, Indonesia. Namun Pesut Mahakam juga satwa dengan ancaman
kepunahan tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 70 ekor saja. Anugerah
dan keunikan yang hanya akan disia-siakan oleh bangsa yang bodoh, tentunya.
Sumber:
ANALISIS
STRUKTUR
|
Teks
|
Struktur
|
|
Pesut
Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling langka
di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor
saja. Pun Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi Orcaella brevirostris
hanya bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja. Sehingga tidak
mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas
Provinsi Kalimantan Timur.
Pesut
merupakan mamalia air yang unik. Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus,
pesut (Orcaella brevirostris) hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai
dan danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis.
|
Definisi Umum (Pembukaan)
|
|
Pesut
Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris) selain
sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai Mekong (Kamboja,
Laos, dan Vietnam), sub-populasi Danau Songkhla (Thailand), dan sub-populasi
Malampaya (Filipina). Pesut yang
termasuk salah satu satwa dilindungi di Indonesia dalam bahasa Inggris
disebut sebagai Irrawaddy Dolphin atau Dolphin Snubfin.
|
Definisi Bagian
Jenis
|
|
Pesut
Mahakam dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan berat mencapai
130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan
bagian bawah berwarna lebih pucat. Bentuk badan pesut hampir mendekati oval
dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Kepala pesut berbentuk
bulat dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong pendek dan tampak
papak dengan lubang pernafasan. Sirip punggung berukuran kecil terletak di
belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh.
Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.
Pesut
bernafas dengan mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga
menyemburkan air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski
pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur,
namun mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan
dengan menggunakan gelombang ultrasonik.
Pesut
Mahakam (Orcaella brevirostris sub-populasi sungai Mahakam) hidup di sungai
Mahakam pada daerah sekitar 180 km dari muara sungai hingga 600 km dari
daerah hulu. Lokasi yang diduga didiami mamalia air tawar ini antara lain
Kedang Kepala, Kedang Rantau, Belayan, Kedang Pahu, dan anak sungai Ratah,
serta sebagai danau Semayang dan Melintang (Kreb 1999, 2004).
Populasi
Pesut Mahakam diperkirakan antara 67 hingga 70 ekor (2005). Ancaman tertinggi
kelangkaan populasi Pesut Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring nelayan.
Selain itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh lalu-lintas perairan
sungai Mahakam maupun tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan
pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.
|
Bagian
Tubuh
Habitat
Populasi
|
|
Pesut
Mahakam memang benar-benar unik. Mamalia air yang hidup di air tawar dengan
habitat dan persebarannya yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah
satunya di Kalimantan, Indonesia. Namun Pesut Mahakam juga satwa dengan
ancaman kepunahan tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 70 ekor
saja. Anugerah dan keunikan yang hanya akan disia-siakan oleh bangsa yang
bodoh, tentunya.
|
Penutup
|
ANALISIS CIRI KEBAHASAAN
|
Ciri
|
Kata
|
|
Menggunakan
kata keilmuwan atau teknis
|
Pesut Mahakam adalah
salah satu sub-populasi pesut Orcaella brevirostris
|
|
Menggunakan
paragraph dengan kalimat utama
|
Pesut Mahakam
(Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling langka di
Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan
tidak lebih dari 70 ekor saja. Pun Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi
Orcaella brevirostris hanya bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan
Timur saja. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam
ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Kalimantan Timur.
|
|
Menggunakan
kata penghubung yang menyatakan tambahan
|
Ancaman
tertinggi kelangkaan populasi Pesut Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring
nelayan. Selain itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh
lalu-lintas perairan sungai Mahakam maupun tingginya tingkat
pencemaran air, erosi, dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di
sekitarnya.
Pesut
Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris) selain
sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar),
|
|
Menggunakan
kata penghubung yang menyatakan pertentangan
|
Meski
pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun
mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan
menggunakan gelombang ltrasonic.
Pesut
Mahakam memang benar-benar unik. Mamalia air yang hidup di air tawar dengan
habitat dan persebarannya yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah
satunya di Kalimantan, Indonesia. Namun Pesut Mahakam juga satwa
dengan ancaman kepunahan tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 70
ekor saja.
|
|
Menggunakan
verba relasional
|
Pesut
merupakan
mamalia air yang unik.
|
TEKS
EDITORIAL
Gaya Hidup dan Kesehatan
Membaiknya kemakmuran
membawa konsekuensi meningkatnya penyakit tidak menular di Indonesia, memberi
beban ganda penyakit. Beban ganda penyakit adalah situasi di mana penanganan penyakit
menular belum sepenuhnya berhasil, pada saat bersamaan muncul penyakit tidak
menular atau disebut juga penyakit degeneratif. Jumlah penderita penyakit tidak
menular cenderung meningkat pesat dan jadi pembunuh nomor satu. Penyakit
tersebut adalah stroke, jantung, hipertensi, diabetes, dan kanker.
Data Kementerian
Kesehatan memperlihatkan, sebaran penyakit ini relatif merata antara kota besar
dan kota kecil. Keadaan ini menunjukkan pergeseran pola kesehatan dan penyakit
di masyarakat sudah terjadi beberapa waktu.
Salah satu penyebab
pergeseran pola kesehatan dan penyakit adalah meningkatnya kemakmuran
masyarakat. Membaiknya daya beli tersebut disertai perbaikan jalur distribusi
produk makanan dan minuman olahan yang kandungan gizinya tidak seimbang hingga
ke pelosok desa. Keadaan ini ditambah dengan gencarnya pemasaran melalui media
massa langsung ke ruang keluarga. Sayangnya, hal tersebut tidak dibarengi
kampanye lebih gencar mengenai pola makan seimbang dan hidup sehat.
Perubahan pola itu
bersamaan dengan datangnya bonus demografi tahun ini. Lebih besarnya jumlah
penduduk usia produktif (15-64 tahun) daripada penduduk tidak produktif
disertai juga dengan perilaku konsumtif daripada produktif, termasuk dalam pola
makan dan minum.
Indonesia bukan satu-satunya
negara dengan persoalan beban ganda penyakit dan bukan pula yang pertama
sehingga sebetulnya dapat belajar dari negara-negara lain mengenai pencegahan
penyakit tidak menular. Meski demikian, belum terlihat upaya jelas mencegah
penyakit tidak menular yang akan sangat membebani masyarakat dan negara.
Penyakit tidak menular
menurunkan produktivitas penderita dan keluarga, membutuhkan waktu lama dan
biaya mahal untuk mengobati. Dengan pemerintah mewajibkan tiap orang mengikuti
program asuransi kesehatan nasional, penanganan penyakit tersebut akan
membebani seluruh anggota masyarakat dan pasti menurunkan produktivitas
nasional.
Prinsip dalam
penanganan penyakit adalah mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu,
pemerintah wajib berbuat lebih banyak dari yang telah dilakukan, yaitu
mewajibkan label informasi kandungan gizi makanan dan minuman kemasan yang
sulit dipahami orang kebanyakan. Lebih baik pemerintah tegas mengatur kandungan
gizi makanan olahan menjadi lebih seimbang. Pemerintah kota dapat berperan
melalui penyediaan ruang terbuka hijau, trotoar nyaman, dan kendaraan umum yang
layak agar warga terdorong aktif secara fisik.
Mencegah penyakit tak
menular berarti membiasakan hidup sehat seumur hidup, sejak usia dini hingga
dewasa. Program ini lintas kementerian/lembaga, harus terkoordinasi, dijalankan
tanpa putus, dan melibatkan masyarakat.
ANALISIS
STRUKTUR TEKS EDITORIAL
|
KALIMAT
DALAM TEKS
|
STRUKTUR
TEKS
|
|
Membaiknya
kemakmuran membawa konsekuensi meningkatnya penyakit tidak menular di
Indonesia, memberi beban ganda penyakit. Beban ganda penyakit adalah situasi
di mana penanganan penyakit menular belum sepenuhnya berhasil, pada saat
bersamaan muncul penyakit tidak menular atau disebut juga penyakit
degeneratif. Jumlah penderita penyakit tidak menular cenderung meningkat
pesat dan jadi pembunuh nomor satu. Penyakit tersebut adalah stroke, jantung,
hipertensi, diabetes, dan kanker.
|
Pernyataan Pendapat
Latar
Belakang
|
|
Data
Kementerian Kesehatan memperlihatkan, sebaran penyakit ini relatif merata
antara kota besar dan kota kecil. Keadaan ini menunjukkan pergeseran pola
kesehatan dan penyakit di masyarakat sudah terjadi beberapa waktu.
Salah satu
penyebab pergeseran pola kesehatan dan penyakit adalah meningkatnya
kemakmuran masyarakat. Membaiknya daya beli tersebut disertai perbaikan jalur
distribusi produk makanan dan minuman olahan yang kandungan gizinya tidak
seimbang hingga ke pelosok desa. Keadaan ini ditambah dengan gencarnya
pemasaran melalui media massa langsung ke ruang keluarga. Sayangnya, hal
tersebut tidak dibarengi kampanye lebih gencar mengenai pola makan seimbang
dan hidup sehat.
Perubahan pola
itu bersamaan dengan datangnya bonus demografi tahun ini. Lebih besarnya
jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) daripada penduduk tidak
produktif disertai juga dengan perilaku konsumtif daripada produktif,
termasuk dalam pola makan dan minum.
Indonesia
bukan satu-satunya negara dengan persoalan beban ganda penyakit dan bukan
pula yang pertama sehingga sebetulnya dapat belajar dari negara-negara lain
mengenai pencegahan penyakit tidak menular. Meski demikian, belum terlihat
upaya jelas mencegah penyakit tidak menular yang akan sangat membebani
masyarakat dan negara.
Penyakit tidak
menular menurunkan produktivitas penderita dan keluarga, membutuhkan waktu
lama dan biaya mahal untuk mengobati. Dengan pemerintah mewajibkan tiap orang
mengikuti program asuransi kesehatan nasional, penanganan penyakit tersebut
akan membebani seluruh anggota masyarakat dan pasti menurunkan produktivitas
nasional.
Prinsip dalam
penanganan penyakit adalah mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena
itu, pemerintah wajib berbuat lebih banyak dari yang telah dilakukan, yaitu
mewajibkan label informasi kandungan gizi makanan dan minuman kemasan yang
sulit dipahami orang kebanyakan. Lebih baik pemerintah tegas mengatur
kandungan gizi makanan olahan menjadi lebih seimbang. Pemerintah kota dapat
berperan melalui penyediaan ruang terbuka hijau, trotoar nyaman, dan
kendaraan umum yang layak agar warga terdorong aktif secara fisik.
|
Argumentasi
Penyebab
Penyebab
Saran
Saran
|
|
Mencegah
penyakit tak menular berarti membiasakan hidup sehat seumur hidup, sejak usia
dini hingga dewasa. Program ini lintas kementerian/lembaga, harus
terkoordinasi, dijalankan tanpa putus, dan melibatkan masyarakat.
|
Pernyataan Ulang Pendapat
Kesimpulan
|
ANALISIS
CIRI KEBAHASAAN
|
CIRI
|
CONTOH
|
|
Menggunakan
konjungsi untuk menyatakan hubungan sebab
|
Karena itu, pemerintah
wajib berbuat lebih banyak dari yang telah dilakukan
|
|
Menggunakan
konjungsi untuk menyatakan hubungan kekecewaan
|
Sayangnya, hal tersebut
tidak dibarengi kampanye lebih gencar mengenai pola makan seimbang dan hidup
sehat.
|
|
Menggunakan
konjungsi untuk menyatakan keadaan
pertentangan dengan keadaan sebelumnya
|
Meski demikian, belum
terlihat upaya jelas mencegah penyakit tidak menular yang akan sangat
membebani masyarakat dan negara.
|
|
Menggunakan
konjungsi untuk menyatakan penguatan
|
Lebih
besarnya jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) daripada penduduk tidak
produktif disertai juga dengan
perilaku konsumtif daripada produktif
|
|
Menggunakan
konjungsi untuk menyatakan simpulan
|
Indonesia
bukan satu-satunya negara dengan persoalan beban ganda penyakit dan bukan
pula yang pertama sehingga
sebetulnya dapat belajar dari negara-negara lain mengenai pencegahan penyakit
tidak menular.
|
|
Verba
Relasional
(kata
kerja yang menghubungkan subjek dengan pelengkap)
|
Beban
ganda penyakit adalah situasi di
mana penanganan penyakit menular belum sepenuhnya berhasil
Penyakit
tersebut adalah stroke, jantung,
hipertensi, diabetes, dan kanker.
Salah
satu penyebab pergeseran pola kesehatan dan penyakit adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat.
Prinsip
dalam penanganan penyakit adalah
mencegah lebih baik daripada mengobati.
pemerintah
wajib berbuat lebih banyak dari yang telah dilakukan, yaitu mewajibkan label informasi kandungan gizi makanan dan
minuman kemasan yang sulit dipahami orang kebanyakan.
|
|
Mobilitas
Kepastian
|
Dengan
pemerintah mewajibkan tiap orang mengikuti program asuransi kesehatan
nasional, penanganan penyakit tersebut akan membebani seluruh anggota
masyarakat dan pasti menurunkan
produktivitas nasional.
|
|
Adverbia
(untuk menyatakan pendapat)
|
Belum
terlihat upaya jelas mencegah penyakit tidak menular yang akan sangat membebani masyarakat dan
negara.
|
|
Menggunakan
data
|
Data
Kementerian Kesehatan memperlihatkan, sebaran penyakit ini relatif merata
antara kota besar dan kota kecil
|
|
Menggunakan
kalimat saran
|
Lebih baik pemerintah
tegas mengatur kandungan gizi makanan olahan menjadi lebih seimbang.
|
Tugas 3
Judul
Buku :
WHEN BREATH BECOMES AIR
Penulis :
Paul Kalanithi
Penerjemah :
Inggrid Dwijani & Yusa Tripeni
Penyunting :
Ika Yuliana Kurniasih
Penerbit :
Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka)
Tahun
Terbit :
2016
Jumlah
Halaman : 244 Halaman
ISBN :
978-602-291-246-0
Indahnya Menemukan Makna Kehidupan
dalam Kematian
Ketika
membaca judul buku ini tentunya membuat kita terkesima. When Breath Becomes Air atau yang dalam bahasa Indonesia berarti
Ketika Nafas Menjadi Udara ini seakan mengumandangkan pada kita bahwa nafas
adalah udara yang mampu menghidupkan kita. Buku ini merupakan tulisan dari Paul
Kalanithi yang menderita kanker paru-paru diusianya yang masih cukup muda. Buku
yang telah terbit dalam 31 edisi ini termasuk buku yang sangat popular. Selama
21 minggu buku ini berada di puncak New
York Times Best Seller.
Paul Kalanithi menceritakan
perubahan statusnya dari dokter menjadi seorang pasien kanker dengan menunjukkan
bagaimana lemahnya kondisi fisiknya. Paul Kalanithi adalah seorang dokter bedah
syaraf yang telah menjalani pelatihan panjang menjadi ahli bedah syaraf dari
sebuah universitas ternama. Ia memiliki istri bernama Lucy yang merupakan
seorang dokter ahli penyakit dalam.
Pada
usia 36 tahun, Paul merasa kehidupannya berjalan dengan sempurna. Paul hampir
saja menyelesaikan masa pelatihannya sebagai ahli bedah syaraf selama sepuluh
tahun, beberapa rumah sakit dan universitas ternama pun menawarkan posisi
penting yang diidamkannya selama ini. Selain itu penghargaan nasional pun telah
diraihnya, tetapi beberapa minggu kemudian ia mulai mengalami serangan-serangan
nyeri dada yang parah. Berat tubuhnya pun menurun drastis hingga akhirnya
diagnosis kanker paru-paru dikonfirmasi oleh dokter. Seluruh masa depan yang
direncanakan Paul seakan lenyap.
Peristiwa yang
dijelaskan dalam buku ini berdasarkan ingatan dari dr. Paul Kalanithi terhadap
situasi yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Sebenarnya buku When Breath Becomes Air ini bisa dibilang
belum selesai karena terhambat oleh kemerosotan kesehatan Paul, karena itulah
bagian epilog dari buku ini ditulis oleh Sang Istri yaitu Lucy.
Kekurangan buku ini
yaitu beberapa bahasanya yang terkesan kaku karena buku ini merupakan buku
terjemahan. Di dalamnya juga terdapat beberapa kata-kata asing dalam bahasa
kedokteran yang kurang dipahami pembaca. Meskipun begitu, buku ini tetap
dianggap sebagai buku yang luar biasa karena kisahnya yang sangat inspiratif
meskipun berlatarkan kesedihan. Buku yang membahas mengenai keluarga,
kedokteran dan sastra ini menjelaskan peran ganda yang dikerjakan oleh
Kalanithi yaitu sebagai dokter dan pasien.
Buku ini sangat layak
dibaca karena kisah inspiratifnya yang mengajarkan kita untuk menemukan makna
kehidupan dan menentukan apa yang paling penting untuk kita lakukan saat hanya
ada sedikit waktu. Selain itu, kita juga bisa belajar untuk tetap semangat dalam
menghadapi berbagai rintangan dan cobaan. Berhentilah menyalahkan keadaan dan
mualilah bersyukur sebanyak-banyaknya.
Komentar dari Rizkiatul
Nur Indah Sari :
Resensi yang
ditulis oleh Nurlita sudah
berbeda dengan
judul buku aslinya, dimana judul aslinya adalah “When Breath Becomes
Air”. Sedangkan di
dalam resensinya ia memakai judul “Menemukan Makna Kehidupan dalam Kematian”. Jelas judul tersebut akan menggugah rasa ketertarikan
pembaca, karena di dalamnya terdapat kata-kata yang emotif. Kemudian pada
pembukaan resensi tersebut berisi pengenalan buku dengan pengungkapan
yang khas. Sayangnya, tidak disertakan pula dengan
klasifikasi buku. Pada bagian sinopsis penulis menggunakan kata-kata yang
emotif dan juga ada informasi tambahan. Informasi tersebut diungkapkan secara
khas, namun informasi esensisal masih minim sekali.
Di dalam menulis
resensi buku pastinya tidak akan pernah lepas dari yang namanya kelemahan dan
kelebihan isi buku. Dalam resensi ini memang mengungkapkan kelebihan isi buku tersebut dengan bahsa yang khas. Namun,
pada kelemahan isi buku pengungkapannya hanya sebatas standar saja. Selain itu juga, tidak disertakan perbandingan buku yang diresensi dengan buku yang lain.
Tugas 4
Jurnal Refleksi Membaca Teks
Nonilmiah/Informatif
Selama
satu semester banyak hal yang sudah saya dan teman-teman pelajari dari mata
kuliah membaca informatif ini. Pada awalnya, saya merasa tugas tugas yang
diberikan cukup berat, yaitu membaca buku dimana buku itu bukan buku sastra
tetapi juga bukan buku ilmiah. Pada awalnya memang cukup sulit untuk memahami
bagaimana cirri-ciri ataupun karakteristik dari buku nonilmiah, karena banyak
buku yang kami temukan selalu mengandung teori didalamnya. Seiring berjalannya
waktu saya sendiri mulai memahami buku buku apa saja yang termasuk buku
nonilmiah itu, yaitu buku yang didalamnya tidak terdapat teori dan juga hanya
sebatas memberikan informasi.
Dari
total 10 buku yang saya baca, saya mendapatkan banyak informasi beragam yang
saat itu belum saya ketahui. Buku-buku motivasi yang saya baca banyak
memberikan manfaat, memotivasi saya, dan menguatkan saya. Bahkan isi dari
buku-buku itu beberapa diantaranya masih saya ingat hingga saat ini, dan selalu
saya ingat ketika mengalami masa sulit. Buku-buku biografi yang sudah saya baca
pun juga memberi saya banyak informasi sekaligus motivasi. Saya bisa mengetahui
bagaimana sulitnya tokoh-tokoh itu bertahan hidup dengan berbagai rintangan
masalah. Cara mereka tetap kuat, cara mereka bertahan menghadapi persoalan
hidup, dan bagaimana mereka bisa yakin dengan diri mereka sendiri membuat saya
termotivasi. Salah satu buku yang selalu saya baca berulang ulang yaitu buku I Am Malala:
The Girl Who Stood Up for Education and was Shot by the Taliban. Pada awalnya
saya ragu untuk membaca buku ini karena halamannya yang cukup tebal, sementara
setiap minggunya kami harus mengumpulkan hasil analisis setiap buku yang kami
baca. Saya khawatir jika saya tidak punya waktu yang cukup untuk menyelesaikan
membaca buku itu. akan tetapi karena rasa penasaran saya pada buku itu akhirnya
saya memutuskan untuk membacanya, dan sekarang buku itu termasuk salah satu
buku favorit saya.
Selain
tugas berupa membaca buku setiap minggunya, kegiatan perkuliahan yang paling
saya ingat yaitu saat kami disuguhkan dengan teks untuk anak kelas 4 SD.
Meskipun untuk anak kelas 4 SD, saat menjawab pertanyaan, kami sebagai
mahasiswa malah banyak kesalahan dalam menjawab soal yang diberikan. Hal ini
menyedarkan saya bahwa ternyata saya belum benar benar teliti saat membaca.
Saya masih sering hanya membaca sekilas tanpa memahami lebih dalam mengenai
makna setiap kalimat dan setiap katanya. Disinilah saya mulai belajar untuk
membaca secara perlahan dan teliti. Meskipun sudah berusaha membaca dengan
teliti, dalam menjawab soal yang diberikan terkadang saya dan teman-teman malah
berdebat. Kami sama-sama mengungkapkan apa yang kami pahami dari bacaan itu.
Meskipun berdebat, saya merasa hal ini sangat mengasyikan, karena kami bisa
melihat pemahaman suatu teks sederhana dari berbagai sudut pandang yang
berbeda, dan kami bersama-sama memecahkan persoalan itu untuk mendapatkan
jawaban yang tepat.
Dalam
mata kuliah ini kami juga diajak untuk menganalisis teks, baik dari segi
struktur, maupun cirinya. Saya merasa mendapat pengetahuan baru dari kegiatan
ini. pada awalnya ketika menentukan struktur suatu teks saya hanya akan
mencarinya di internet dan mengaplikasikan pada teks yang saya miliki. Sebagian
besar struktur teks memang berisi pembukaan, isi, dan penutup. Akan tetapi
karena mata kuliah inilah saya bisa mengetahui bahwa di bagian pembuka, isi,
maupun penutup, juga bisa terdapat kalimat yang lebih spesifik. Contohnya pada
bagian isi ternyata dibagi menjadi kalimat penyebab, kalimat saran, kalimat
berunsur mengajak, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam menentukan
struktur teks saya membaca teks lebih teliti untuk memahami kalimat apa saja
yang terdapat dalam struktur teks tersebut.
Selain
kegiatan-kegiatan di atas, ada juga tugas merefleksikan isi buku dalam bentuk
artikel dan puisi. Pada awalnya, lagi-lagi saya dan teman-teman mengeluh dan
juga kebingungan. Artikel seperti apa yang dimaksud? puisi yang bagaimana yang
harus kita tulis? Seiring berjalannya waktu, artikel singkat dan juga puisi
yang saya tulis menyadarkan saya bahwa dengan adanya tugas ini saya telah
menghasilkan sebuah karya.
Banyak
sekali hal yang dapat saya ambil dari mata kuliah ini, dan yang terakhir dari
tugas reflektif ini. Saya seperti disadarkan tentang hal-hal yang belum saya
fahami, hal-hal yang belum saya kerjakan, dan hal-hal yang belum saya kuasai.
Meskipun begitu saya sadar bahwa saya dan teman-teman juga sudah berusaha.
Tugas ini juga mengingatkan saya mengenai apa-apa saja yang sudah saya dapatkan,
mulai dari informasi-informasi baru,pengalaman baru, sampai dengan motivasi
diri. Saya berharap dalam mata kuliah ini saya bisa mendapatkan nilai A.



Komentar karya teman jangan dipostin di sini.
BalasHapusTeruslah membaca, saya tunggu karya-karya terbaik lainnya!!