Jumat, 12 Mei 2017

Nurlita Aldania R



Tugas 1
 

Identitas Buku :
Judul                           : I Am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and was Shot by the Taliban
Penulis                         : Malala Yousafzai dan Christina Lamb
Tahun Terbit                : Mei 2014
Jumlah Halaman          : 383 Halaman
Penerbit                       : Mizan (PT Mizan Pustaka)

Catatan tentang Kredibilitas Buku :
Buku ini ditulis oleh orang yang ahli dibidangnya. Malala Yousafzai merupakan seorang aktivis yang pernah mendapat hadiah Nobel dalam bidang Perdamaian pada tahun 2014, sementara Christina Lamb merupakan seorang jurnalis asal Britania Raya yang sudah mendapatkan banyak penghargaan dalam bidang jurnalistik. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Mizan yang merupakan salah satu penerbit terbesar di Indonesia, sehingga tidak perlu diragukan lagi kredibilitasnya.

Ikhtisar:
Buku ini mengisahkan tentang perjuangan seorang Malala Yousafzai untuk menyuarakan haknya agar seluruh anak perempuan bisa mendapatkan hak mereka untuk bersekolah dan mewujudkan potensi mereka.
Agar suaranya dapat didengar oleh seluruh dunia, Malala banyak melakukan pengorbanan besar. Semasa kecil ia sudah mulai tertarik di bidang politik dan pendidikan. Malala yang sejak kecil lahir dan tinggal di tanah Pakistan itu harus merasakan bagaimana sulitnya bagi anak perempuan untuk pergi ke sekolah. Sebab setahun sebelum Malala lahir, sebuah kelompok bernama Taliban menguasai Pakistan dan membakar seluruh sekolah-sekolah untuk anak perempuan. Semasa itu peranan perempuan di sana hanyalah menyiapkan makanan dan melahirkan.
Sejak kecil ayahnya selalu meyakinkan Malala bahwa ia harus sebebas burung. Bersama dengan ayahnya, Malala sering menyuarakan haknya melalui wawancara beberapa media. Pada 9 Oktober 2012, Taliban datang menghadang bus sekolah Malala dan menembakkan tiga buah peluru secara beruntun ke arah Malala. Tembakan pertama menembus rongga mata kiri Malala dan keluar dari bawah bahu kirinya. Tembakan lainnya mengenai anak-anak perempuan di samping Malala.
Setelah mengalami beberapa kali operasi dan di terbangkan ke Birmingham, Inggris untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik, Malala akhirnya masih bisa bertahan hidup. Dukungan dari seluruh dunia datang kepadanya melalui ribuan kartu ucapan serta rangkaian bunga dan coklat yang dikirimkan ke rumah sakit tempat dimana Malala dirawat.
Di ulang tahunnya yang ke-16, Malala berpidato di depan PBB di New York dan menyerukan pendidikan gratis bagi semua anak. Malala bahkan dinominasikan sebagai kandidat termuda untuk Nobel Perdamaian. Kini Malala mendirikan Malala Fund dengan cita-cita menggalang upaya untuk memberdayakan komunitas-komunitas lokal, mengembangkan solusi-solusi inovatif berdasarkan pendekatan tradisional, dan bukan hanya membebaskan dari buta huruf, melainkan juga memberikan peralatan, gagasan, dan jejaring yang bisa membantu anak-anak perempuan menemukan suara mereka dan menciptakan hari esok yang lebih baik.

Nilai-Nilai :
Melalui buku I Am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and was Shot by the Taliban ini, Malala mangajarkan kita untuk selalu yakin dan percaya kepada Tuhan. Saat sedih, khawatir, dan tertekan hendaknya kita selalu meminta ketenangan dan jalan keluar kepada Allah. Bahkan saat semua cita-cita dan keinginan kita tercapai pun kita harus lebih bersyukur karena Allah telah menjaga kita dan mengabulkan doa-doa kita.
Buku  ini mengajarkan kita tentang nilai keberanian, semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu, pantang menyerah, toleransi, peduli kepada sesama, rasa kepercayaan yang tinggi, serta kasih sayang kepada siapa saja. Selain itu buku ini juga mengajarkan kita untuk percaya pada setiap kemampuan dan potensi yang kita miliki dan selalu mensyukuri segala hal yang telah kota capai.

Refleksi :
Buku yang berjudul I Am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and was Shot by the Taliban ini memiliki pesan yang sangat menginspirasi para pembaca. Terutama mengenai perjuangan sosok Malala untuk menyuarakan hak anak-anak perempuan. Keberaniannya menyuarakan pendapat meskipun ia tahu bahwa kelompok Taliban bisa saja sewaktu-waktu datang membunuhnya tidak membuat tekadnya goyah. Ia tetap gigih dan percaya bahwa dunia akan mendengar suaranya dan Allah pasti akan melindunginya.         
Setelah membaca buku ini saya merasa sangat bersyukur karena bisa tinggal di Indonesia. Dimana saat pergi menuntut ilmu saya tidak perlu dihantui rasa takut jika sewaktu-waktu akan ditembak mati ataupun dihujani bom. Berbeda halnya dengan Malala dan kawan-kawannya yang selalu diselimuti rasa was-was. Saya sangat kagum pada sosok Malala. Malala yang lahir di tahun yang sama dengan saya sudah berani melakukan hal sebesar itu, ia berani menyuarakan pendapatnya untuk menuntut hak anak-anak perempuan disana, sementara saya merasa belum pernah melakukan hal-hal besar bagi orang-orang disekitar saya. Keberaniannya, tekadnya, dan sikap yakinnya kepada Allah selalu menginspirasi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan pribadi yang selalu bersyukur.

Artikel Reflektif :
Menjadi Manusia yang Unggul
Oleh Nurlita A. Rizki

            Dalam mencapai suatu keberhasilan, kebanyakan manusia selalu dihadapkan pada persoalan yang bisa membuat manusia itu putus asa dalam menggapai cita-cita tersebut. Tak jarang sebagian dari mereka bahkan menyerah sebelum berperang.
Di era modern ini, kita sebagai masyarakat Indonesia sudah seharusnya banyak bersyukur karena di Indonesia ini menuntut ilmu bukanlah hal yang begitu sulit. Kita tidak perlu takut akan ditembak mati atau dihujani bom saat akan pergi ke sekolah. Dengan berbagai kemudahan ini sudah sebaiknya kita gunakan masa muda ini untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Dalam menuntut ilmu kita tidak diharuskan berada di sekolah formal. Menuntut ilmu bisa dari mana saja. Mulai dari pengalaman orang tua, guru, dan juga teman-teman kita sendiri.
Seperti yang kita ketahui dalam Islam, mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Dalam pencapaiannya, keduanya harus dilakukan secara seimbang. Jangan sampai kita terlalu fokus pada kehidupan dunia sementara pengetahuan tentang akhirat kita diabaikan. Tujuan hidup kita adalah untuk mati, oleh karena itu sudah seharusnya kita bisa membentengi diri dengan keimanan yang kita kuat. Semakin banyak ilmu dunia yang kita cari maka akan semakin dewasa pemikiran kita, disisi lain semakin banyak ilmu agama yang kita cari maka akan semakin meningkat pula keimanan kita. Ketika kedua hal tersebut dikerjakan secara seimbang, tentunya kita bisa menjadi manusia yang unggul.
Ketika kita memiliki bekal ilmu yang cukup, sudah seharusnya kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. Penerapan itu bisa dimulai dari hal-hal kecil, contohnya sabar dalam menghadapi suatu perkara yang sulit, bijaksana dalam mengambil keputusan, saling menghormati dan menyayangi sesama, serta masih banyak lagi hal kecil yang dapat kita terapkan di kehidupan sehari-hari. Seorang ulama pernah memberikan saya nasihat mengenai perbedaan manusia berilmu yang mengamalkan ilmunya dengan manusia berilmu yang tidak mau mengamalkan ilmunya. Keduanya diibaratkan seperti kertas. Kertas itu bisa diolah menjadi tissue dan bisa juga diolah menjadi uang. Seperti yang kita ketahui perbedaan warna pada uang juga menunjukan perbedaan pada nilainya. Semakin tinggi nilai uang maka akan semakin berharga, berbeda halnya dengan tissue yang dalam sehari-hari kegunaannya adalah untuk membersihkan apa-apa yang kotor. Kita tahu bahwa keduanya sama-sama berasal dari kertas tetapi manfaat dan penggunaannya berbeda. Contoh lainnya yaitu Al-Quran, Al-Quran sendiri tiap lembarnya berasal dari kertas, tetapi setelah ditulis dengan ayat-ayat suci maka Al-Quran akan menjadi mulia.
Nasihat yang saya dengar itu tentunya sangat memotivasi saya untuk semangat mencari ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Tak lupa pula saya berusaha mengamalkan ilmu yang sudah saya dapat dalam kehidupan sehari-hari agar bisa menjadi manusia yang unggul.
Puisi Reflektif :
Gadis Bermata Coklat

Tanah yang kau anggap asing itu ternyata gersang
Langit yang terlihat biru itu ternyata kelabu
Tak ada seorangpun
Tak pernah selangkahpun
Tak ada jiwa yang berani menginjak tanah gersang di sebrang sana
Kecuali gadis bermata coklat itu
Tak ada jiwa yang berani menari menyusuri langit layaknya camar
Kecuali gadis berkerudung merah itu

Dunia tak pernah tahu
Diam yang kau anggap hening itu ternyata tangis
Tunduk yang kau anggap malu itu ternyata beban
Dunia tak pernah tahu
Alasan gadis itu selalu tersenyum
Sampai jemarinya menggenggam tanganmu

Ternyata senyum itu untuk mengajakmu terus berlari
Untuk menguatkanmu
Untuk meyakinkanmu
Bahwa kau punya keberanian
Bahwa kau punya sayap, dibalik punggungmu itu

4 Mei 2017



Tugas 2
 
TEKS LHO
Pesut Mahakam Mamalia Air Paling Langka
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling langka di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor saja. Pun Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi Orcaella brevirostris hanya bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Kalimantan Timur.
Pesut merupakan mamalia air yang unik. Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus, pesut (Orcaella brevirostris) hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai dan danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis.
Pesut Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris) selain sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai Mekong (Kamboja, Laos, dan Vietnam), sub-populasi Danau Songkhla (Thailand), dan sub-populasi Malampaya (Filipina). Pesut yang termasuk salah satu satwa dilindungi di Indonesia ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Irrawaddy Dolphin atau Dolphin Snubfin.








Pesut Mahakam dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan berat mencapai 130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan bagian bawah berwarna lebih pucat. Bentuk badan pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Kepala pesut berbentuk bulat dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong pendek dan tampak papak dengan lubang pernafasan. Sirip punggung berukuran kecil terletak di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.
Pesut bernafas dengan mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan menggunakan gelombang ultrasonik.
Habitat dan Populasi. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris sub-populasi sungai Mahakam) hidup di sungai Mahakam pada daerah sekitar 180 km dari muara sungai hingga 600 km dari daerah hulu. Lokasi yang diduga didiami mamalia air tawar ini antara lain Kedang Kepala, Kedang Rantau, Belayan, Kedang Pahu, dan anak sungai Ratah, serta sebagai danau Semayang dan Melintang (Kreb 1999, 2004).
Populasi Pesut Mahakam diperkirakan antara 67 hingga 70 ekor (2005). Ancaman tertinggi kelangkaan populasi Pesut Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring nelayan. Selain itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh lalu-lintas perairan sungai Mahakam maupun tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.
Pesut Mahakam memang benar-benar unik. Mamalia air yang hidup di air tawar dengan habitat dan persebarannya yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah satunya di Kalimantan, Indonesia. Namun Pesut Mahakam juga satwa dengan ancaman kepunahan tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 70 ekor saja. Anugerah dan keunikan yang hanya akan disia-siakan oleh bangsa yang bodoh, tentunya.



Sumber:

ANALISIS STRUKTUR
Teks
Struktur
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling langka di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor saja. Pun Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi Orcaella brevirostris hanya bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Kalimantan Timur.
Pesut merupakan mamalia air yang unik. Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus, pesut (Orcaella brevirostris) hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai dan danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis.










Definisi Umum (Pembukaan)
Pesut Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris) selain sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai Mekong (Kamboja, Laos, dan Vietnam), sub-populasi Danau Songkhla (Thailand), dan sub-populasi Malampaya (Filipina).  Pesut yang termasuk salah satu satwa dilindungi di Indonesia dalam bahasa Inggris disebut sebagai Irrawaddy Dolphin atau Dolphin Snubfin.


Definisi Bagian





Jenis


Pesut Mahakam dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan berat mencapai 130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan bagian bawah berwarna lebih pucat. Bentuk badan pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Kepala pesut berbentuk bulat dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong pendek dan tampak papak dengan lubang pernafasan. Sirip punggung berukuran kecil terletak di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.
Pesut bernafas dengan mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan menggunakan gelombang ultrasonik.
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris sub-populasi sungai Mahakam) hidup di sungai Mahakam pada daerah sekitar 180 km dari muara sungai hingga 600 km dari daerah hulu. Lokasi yang diduga didiami mamalia air tawar ini antara lain Kedang Kepala, Kedang Rantau, Belayan, Kedang Pahu, dan anak sungai Ratah, serta sebagai danau Semayang dan Melintang (Kreb 1999, 2004).
Populasi Pesut Mahakam diperkirakan antara 67 hingga 70 ekor (2005). Ancaman tertinggi kelangkaan populasi Pesut Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring nelayan. Selain itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh lalu-lintas perairan sungai Mahakam maupun tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.










Bagian Tubuh






















Habitat









Populasi










Pesut Mahakam memang benar-benar unik. Mamalia air yang hidup di air tawar dengan habitat dan persebarannya yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah satunya di Kalimantan, Indonesia. Namun Pesut Mahakam juga satwa dengan ancaman kepunahan tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 70 ekor saja. Anugerah dan keunikan yang hanya akan disia-siakan oleh bangsa yang bodoh, tentunya.







Penutup

ANALISIS CIRI KEBAHASAAN
Ciri
Kata
Menggunakan kata keilmuwan atau teknis
Pesut Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut Orcaella brevirostris
Menggunakan paragraph dengan kalimat utama
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling langka di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor saja. Pun Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi Orcaella brevirostris hanya bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Kalimantan Timur.

Menggunakan kata penghubung yang menyatakan tambahan
Ancaman tertinggi kelangkaan populasi Pesut Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring nelayan. Selain itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh lalu-lintas perairan sungai Mahakam maupun tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.

Pesut Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris) selain sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar),
Menggunakan kata penghubung yang menyatakan pertentangan
Meski pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan menggunakan gelombang ltrasonic.

Pesut Mahakam memang benar-benar unik. Mamalia air yang hidup di air tawar dengan habitat dan persebarannya yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah satunya di Kalimantan, Indonesia. Namun Pesut Mahakam juga satwa dengan ancaman kepunahan tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 70 ekor saja.
Menggunakan verba relasional
Pesut merupakan mamalia air yang unik.

TEKS EDITORIAL
Gaya Hidup dan Kesehatan

Membaiknya kemakmuran membawa konsekuensi meningkatnya penyakit tidak menular di Indonesia, memberi beban ganda penyakit. Beban ganda penyakit adalah situasi di mana penanganan penyakit menular belum sepenuhnya berhasil, pada saat bersamaan muncul penyakit tidak menular atau disebut juga penyakit degeneratif. Jumlah penderita penyakit tidak menular cenderung meningkat pesat dan jadi pembunuh nomor satu. Penyakit tersebut adalah stroke, jantung, hipertensi, diabetes, dan kanker.
Data Kementerian Kesehatan memperlihatkan, sebaran penyakit ini relatif merata antara kota besar dan kota kecil. Keadaan ini menunjukkan pergeseran pola kesehatan dan penyakit di masyarakat sudah terjadi beberapa waktu.
Salah satu penyebab pergeseran pola kesehatan dan penyakit adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat. Membaiknya daya beli tersebut disertai perbaikan jalur distribusi produk makanan dan minuman olahan yang kandungan gizinya tidak seimbang hingga ke pelosok desa. Keadaan ini ditambah dengan gencarnya pemasaran melalui media massa langsung ke ruang keluarga. Sayangnya, hal tersebut tidak dibarengi kampanye lebih gencar mengenai pola makan seimbang dan hidup sehat.
Perubahan pola itu bersamaan dengan datangnya bonus demografi tahun ini. Lebih besarnya jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) daripada penduduk tidak produktif disertai juga dengan perilaku konsumtif daripada produktif, termasuk dalam pola makan dan minum.
Indonesia bukan satu-satunya negara dengan persoalan beban ganda penyakit dan bukan pula yang pertama sehingga sebetulnya dapat belajar dari negara-negara lain mengenai pencegahan penyakit tidak menular. Meski demikian, belum terlihat upaya jelas mencegah penyakit tidak menular yang akan sangat membebani masyarakat dan negara.
Penyakit tidak menular menurunkan produktivitas penderita dan keluarga, membutuhkan waktu lama dan biaya mahal untuk mengobati. Dengan pemerintah mewajibkan tiap orang mengikuti program asuransi kesehatan nasional, penanganan penyakit tersebut akan membebani seluruh anggota masyarakat dan pasti menurunkan produktivitas nasional.
Prinsip dalam penanganan penyakit adalah mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, pemerintah wajib berbuat lebih banyak dari yang telah dilakukan, yaitu mewajibkan label informasi kandungan gizi makanan dan minuman kemasan yang sulit dipahami orang kebanyakan. Lebih baik pemerintah tegas mengatur kandungan gizi makanan olahan menjadi lebih seimbang. Pemerintah kota dapat berperan melalui penyediaan ruang terbuka hijau, trotoar nyaman, dan kendaraan umum yang layak agar warga terdorong aktif secara fisik.
Mencegah penyakit tak menular berarti membiasakan hidup sehat seumur hidup, sejak usia dini hingga dewasa. Program ini lintas kementerian/lembaga, harus terkoordinasi, dijalankan tanpa putus, dan melibatkan masyarakat.

ANALISIS STRUKTUR TEKS EDITORIAL
KALIMAT DALAM TEKS
STRUKTUR TEKS
Membaiknya kemakmuran membawa konsekuensi meningkatnya penyakit tidak menular di Indonesia, memberi beban ganda penyakit. Beban ganda penyakit adalah situasi di mana penanganan penyakit menular belum sepenuhnya berhasil, pada saat bersamaan muncul penyakit tidak menular atau disebut juga penyakit degeneratif. Jumlah penderita penyakit tidak menular cenderung meningkat pesat dan jadi pembunuh nomor satu. Penyakit tersebut adalah stroke, jantung, hipertensi, diabetes, dan kanker.

Pernyataan Pendapat







Latar Belakang
Data Kementerian Kesehatan memperlihatkan, sebaran penyakit ini relatif merata antara kota besar dan kota kecil. Keadaan ini menunjukkan pergeseran pola kesehatan dan penyakit di masyarakat sudah terjadi beberapa waktu.
Salah satu penyebab pergeseran pola kesehatan dan penyakit adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat. Membaiknya daya beli tersebut disertai perbaikan jalur distribusi produk makanan dan minuman olahan yang kandungan gizinya tidak seimbang hingga ke pelosok desa. Keadaan ini ditambah dengan gencarnya pemasaran melalui media massa langsung ke ruang keluarga. Sayangnya, hal tersebut tidak dibarengi kampanye lebih gencar mengenai pola makan seimbang dan hidup sehat.
Perubahan pola itu bersamaan dengan datangnya bonus demografi tahun ini. Lebih besarnya jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) daripada penduduk tidak produktif disertai juga dengan perilaku konsumtif daripada produktif, termasuk dalam pola makan dan minum.
Indonesia bukan satu-satunya negara dengan persoalan beban ganda penyakit dan bukan pula yang pertama sehingga sebetulnya dapat belajar dari negara-negara lain mengenai pencegahan penyakit tidak menular. Meski demikian, belum terlihat upaya jelas mencegah penyakit tidak menular yang akan sangat membebani masyarakat dan negara.
Penyakit tidak menular menurunkan produktivitas penderita dan keluarga, membutuhkan waktu lama dan biaya mahal untuk mengobati. Dengan pemerintah mewajibkan tiap orang mengikuti program asuransi kesehatan nasional, penanganan penyakit tersebut akan membebani seluruh anggota masyarakat dan pasti menurunkan produktivitas nasional.
Prinsip dalam penanganan penyakit adalah mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, pemerintah wajib berbuat lebih banyak dari yang telah dilakukan, yaitu mewajibkan label informasi kandungan gizi makanan dan minuman kemasan yang sulit dipahami orang kebanyakan. Lebih baik pemerintah tegas mengatur kandungan gizi makanan olahan menjadi lebih seimbang. Pemerintah kota dapat berperan melalui penyediaan ruang terbuka hijau, trotoar nyaman, dan kendaraan umum yang layak agar warga terdorong aktif secara fisik.

Argumentasi



Penyebab



















Penyebab























Saran












Saran
Mencegah penyakit tak menular berarti membiasakan hidup sehat seumur hidup, sejak usia dini hingga dewasa. Program ini lintas kementerian/lembaga, harus terkoordinasi, dijalankan tanpa putus, dan melibatkan masyarakat.

Pernyataan Ulang Pendapat


Kesimpulan

ANALISIS CIRI KEBAHASAAN
CIRI
CONTOH
Menggunakan konjungsi untuk menyatakan hubungan sebab
Karena itu, pemerintah wajib berbuat lebih banyak dari yang telah dilakukan

Menggunakan konjungsi untuk menyatakan hubungan kekecewaan
Sayangnya, hal tersebut tidak dibarengi kampanye lebih gencar mengenai pola makan seimbang dan hidup sehat.

Menggunakan konjungsi untuk menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya
Meski demikian, belum terlihat upaya jelas mencegah penyakit tidak menular yang akan sangat membebani masyarakat dan negara.

Menggunakan konjungsi untuk menyatakan penguatan
Lebih besarnya jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) daripada penduduk tidak produktif disertai juga dengan perilaku konsumtif daripada produktif

Menggunakan konjungsi untuk menyatakan simpulan
Indonesia bukan satu-satunya negara dengan persoalan beban ganda penyakit dan bukan pula yang pertama sehingga sebetulnya dapat belajar dari negara-negara lain mengenai pencegahan penyakit tidak menular.

Verba Relasional
(kata kerja yang menghubungkan subjek dengan pelengkap)
Beban ganda penyakit adalah situasi di mana penanganan penyakit menular belum sepenuhnya berhasil

Penyakit tersebut adalah stroke, jantung, hipertensi, diabetes, dan kanker.

Salah satu penyebab pergeseran pola kesehatan dan penyakit adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat.

Prinsip dalam penanganan penyakit adalah mencegah lebih baik daripada mengobati.

pemerintah wajib berbuat lebih banyak dari yang telah dilakukan, yaitu mewajibkan label informasi kandungan gizi makanan dan minuman kemasan yang sulit dipahami orang kebanyakan.


Mobilitas Kepastian
Dengan pemerintah mewajibkan tiap orang mengikuti program asuransi kesehatan nasional, penanganan penyakit tersebut akan membebani seluruh anggota masyarakat dan pasti menurunkan produktivitas nasional.

Adverbia (untuk menyatakan pendapat)
Belum terlihat upaya jelas mencegah penyakit tidak menular yang akan sangat membebani masyarakat dan negara.

Menggunakan data
Data Kementerian Kesehatan memperlihatkan, sebaran penyakit ini relatif merata antara kota besar dan kota kecil
Menggunakan kalimat saran
Lebih baik pemerintah tegas mengatur kandungan gizi makanan olahan menjadi lebih seimbang.



Tugas 3


Judul Buku                  : WHEN BREATH BECOMES AIR
Penulis                         : Paul Kalanithi
Penerjemah                  : Inggrid Dwijani & Yusa Tripeni
Penyunting                  : Ika Yuliana Kurniasih
Penerbit                       : Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka)
Tahun Terbit                : 2016
Jumlah Halaman          : 244 Halaman
ISBN                           : 978-602-291-246-0

Indahnya Menemukan Makna Kehidupan dalam Kematian

            Ketika membaca judul buku ini tentunya membuat kita terkesima. When Breath Becomes Air atau yang dalam bahasa Indonesia berarti Ketika Nafas Menjadi Udara ini seakan mengumandangkan pada kita bahwa nafas adalah udara yang mampu menghidupkan kita. Buku ini merupakan tulisan dari Paul Kalanithi yang menderita kanker paru-paru diusianya yang masih cukup muda. Buku yang telah terbit dalam 31 edisi ini termasuk buku yang sangat popular. Selama 21 minggu buku ini berada di puncak New York Times Best Seller.
Paul Kalanithi menceritakan perubahan statusnya dari dokter menjadi seorang pasien kanker dengan menunjukkan bagaimana lemahnya kondisi fisiknya. Paul Kalanithi adalah seorang dokter bedah syaraf yang telah menjalani pelatihan panjang menjadi ahli bedah syaraf dari sebuah universitas ternama. Ia memiliki istri bernama Lucy yang merupakan seorang dokter ahli penyakit dalam.
            Pada usia 36 tahun, Paul merasa kehidupannya berjalan dengan sempurna. Paul hampir saja menyelesaikan masa pelatihannya sebagai ahli bedah syaraf selama sepuluh tahun, beberapa rumah sakit dan universitas ternama pun menawarkan posisi penting yang diidamkannya selama ini. Selain itu penghargaan nasional pun telah diraihnya, tetapi beberapa minggu kemudian ia mulai mengalami serangan-serangan nyeri dada yang parah. Berat tubuhnya pun menurun drastis hingga akhirnya diagnosis kanker paru-paru dikonfirmasi oleh dokter. Seluruh masa depan yang direncanakan Paul seakan lenyap.
Peristiwa yang dijelaskan dalam buku ini berdasarkan ingatan dari dr. Paul Kalanithi terhadap situasi yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Sebenarnya buku When Breath Becomes Air ini bisa dibilang belum selesai karena terhambat oleh kemerosotan kesehatan Paul, karena itulah bagian epilog dari buku ini ditulis oleh Sang Istri yaitu Lucy.
Kekurangan buku ini yaitu beberapa bahasanya yang terkesan kaku karena buku ini merupakan buku terjemahan. Di dalamnya juga terdapat beberapa kata-kata asing dalam bahasa kedokteran yang kurang dipahami pembaca. Meskipun begitu, buku ini tetap dianggap sebagai buku yang luar biasa karena kisahnya yang sangat inspiratif meskipun berlatarkan kesedihan. Buku yang membahas mengenai keluarga, kedokteran dan sastra ini menjelaskan peran ganda yang dikerjakan oleh Kalanithi yaitu sebagai dokter dan pasien.
Buku ini sangat layak dibaca karena kisah inspiratifnya yang mengajarkan kita untuk menemukan makna kehidupan dan menentukan apa yang paling penting untuk kita lakukan saat hanya ada sedikit waktu. Selain itu, kita juga bisa belajar untuk tetap semangat dalam menghadapi berbagai rintangan dan cobaan. Berhentilah menyalahkan keadaan dan mualilah bersyukur sebanyak-banyaknya.




Komentar dari Rizkiatul Nur Indah Sari :

Resensi yang ditulis oleh Nurlita sudah berbeda dengan judul buku aslinya, dimana judul aslinya adalah “When Breath Becomes Air. Sedangkan di dalam resensinya ia memakai judul “Menemukan Makna Kehidupan dalam Kematian”. Jelas judul tersebut akan menggugah rasa ketertarikan pembaca, karena di dalamnya terdapat kata-kata yang emotif. Kemudian pada pembukaan resensi tersebut berisi pengenalan buku dengan pengungkapan yang khas. Sayangnya, tidak disertakan pula dengan klasifikasi buku. Pada bagian sinopsis penulis menggunakan kata-kata yang emotif dan juga ada informasi tambahan. Informasi tersebut diungkapkan secara khas, namun informasi esensisal masih minim sekali.
Di dalam menulis resensi buku pastinya tidak akan pernah lepas dari yang namanya kelemahan dan kelebihan isi buku. Dalam resensi ini memang mengungkapkan kelebihan isi  buku tersebut dengan bahsa yang khas. Namun, pada kelemahan isi buku pengungkapannya hanya sebatas standar saja. Selain itu juga, tidak disertakan perbandingan buku yang diresensi dengan buku yang lain.




Tugas 4

Jurnal Refleksi Membaca Teks Nonilmiah/Informatif

            Selama satu semester banyak hal yang sudah saya dan teman-teman pelajari dari mata kuliah membaca informatif ini. Pada awalnya, saya merasa tugas tugas yang diberikan cukup berat, yaitu membaca buku dimana buku itu bukan buku sastra tetapi juga bukan buku ilmiah. Pada awalnya memang cukup sulit untuk memahami bagaimana cirri-ciri ataupun karakteristik dari buku nonilmiah, karena banyak buku yang kami temukan selalu mengandung teori didalamnya. Seiring berjalannya waktu saya sendiri mulai memahami buku buku apa saja yang termasuk buku nonilmiah itu, yaitu buku yang didalamnya tidak terdapat teori dan juga hanya sebatas memberikan informasi.
            Dari total 10 buku yang saya baca, saya mendapatkan banyak informasi beragam yang saat itu belum saya ketahui. Buku-buku motivasi yang saya baca banyak memberikan manfaat, memotivasi saya, dan menguatkan saya. Bahkan isi dari buku-buku itu beberapa diantaranya masih saya ingat hingga saat ini, dan selalu saya ingat ketika mengalami masa sulit. Buku-buku biografi yang sudah saya baca pun juga memberi saya banyak informasi sekaligus motivasi. Saya bisa mengetahui bagaimana sulitnya tokoh-tokoh itu bertahan hidup dengan berbagai rintangan masalah. Cara mereka tetap kuat, cara mereka bertahan menghadapi persoalan hidup, dan bagaimana mereka bisa yakin dengan diri mereka sendiri membuat saya termotivasi. Salah satu buku yang selalu saya baca berulang ulang yaitu buku I Am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and was Shot by the Taliban. Pada awalnya saya ragu untuk membaca buku ini karena halamannya yang cukup tebal, sementara setiap minggunya kami harus mengumpulkan hasil analisis setiap buku yang kami baca. Saya khawatir jika saya tidak punya waktu yang cukup untuk menyelesaikan membaca buku itu. akan tetapi karena rasa penasaran saya pada buku itu akhirnya saya memutuskan untuk membacanya, dan sekarang buku itu termasuk salah satu buku favorit saya.
            Selain tugas berupa membaca buku setiap minggunya, kegiatan perkuliahan yang paling saya ingat yaitu saat kami disuguhkan dengan teks untuk anak kelas 4 SD. Meskipun untuk anak kelas 4 SD, saat menjawab pertanyaan, kami sebagai mahasiswa malah banyak kesalahan dalam menjawab soal yang diberikan. Hal ini menyedarkan saya bahwa ternyata saya belum benar benar teliti saat membaca. Saya masih sering hanya membaca sekilas tanpa memahami lebih dalam mengenai makna setiap kalimat dan setiap katanya. Disinilah saya mulai belajar untuk membaca secara perlahan dan teliti. Meskipun sudah berusaha membaca dengan teliti, dalam menjawab soal yang diberikan terkadang saya dan teman-teman malah berdebat. Kami sama-sama mengungkapkan apa yang kami pahami dari bacaan itu. Meskipun berdebat, saya merasa hal ini sangat mengasyikan, karena kami bisa melihat pemahaman suatu teks sederhana dari berbagai sudut pandang yang berbeda, dan kami bersama-sama memecahkan persoalan itu untuk mendapatkan jawaban yang tepat.
            Dalam mata kuliah ini kami juga diajak untuk menganalisis teks, baik dari segi struktur, maupun cirinya. Saya merasa mendapat pengetahuan baru dari kegiatan ini. pada awalnya ketika menentukan struktur suatu teks saya hanya akan mencarinya di internet dan mengaplikasikan pada teks yang saya miliki. Sebagian besar struktur teks memang berisi pembukaan, isi, dan penutup. Akan tetapi karena mata kuliah inilah saya bisa mengetahui bahwa di bagian pembuka, isi, maupun penutup, juga bisa terdapat kalimat yang lebih spesifik. Contohnya pada bagian isi ternyata dibagi menjadi kalimat penyebab, kalimat saran, kalimat berunsur mengajak, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam menentukan struktur teks saya membaca teks lebih teliti untuk memahami kalimat apa saja yang terdapat dalam struktur teks tersebut.
            Selain kegiatan-kegiatan di atas, ada juga tugas merefleksikan isi buku dalam bentuk artikel dan puisi. Pada awalnya, lagi-lagi saya dan teman-teman mengeluh dan juga kebingungan. Artikel seperti apa yang dimaksud? puisi yang bagaimana yang harus kita tulis? Seiring berjalannya waktu, artikel singkat dan juga puisi yang saya tulis menyadarkan saya bahwa dengan adanya tugas ini saya telah menghasilkan sebuah karya.
            Banyak sekali hal yang dapat saya ambil dari mata kuliah ini, dan yang terakhir dari tugas reflektif ini. Saya seperti disadarkan tentang hal-hal yang belum saya fahami, hal-hal yang belum saya kerjakan, dan hal-hal yang belum saya kuasai. Meskipun begitu saya sadar bahwa saya dan teman-teman juga sudah berusaha. Tugas ini juga mengingatkan saya mengenai apa-apa saja yang sudah saya dapatkan, mulai dari informasi-informasi baru,pengalaman baru, sampai dengan motivasi diri. Saya berharap dalam mata kuliah ini saya bisa mendapatkan nilai A.


1 komentar:

  1. Komentar karya teman jangan dipostin di sini.
    Teruslah membaca, saya tunggu karya-karya terbaik lainnya!!

    BalasHapus