1.
Teks Refleksi
Multimoda
THOMAS ALVA EDISON
Judul : Ayo Mengenal Lebih
Dekat Biografi Tentang Thomas
Alva Edison
Alva Edison
Penulis : Farhan MH.
Cetakan
I : Agustus 2009
Diterbitkan
oleh : Bintang Cemerlang, Celeban
UH III/631,
Yogyakarta 55167
Yogyakarta 55167
Catatan tentang
Kredibilitas Buku
Buku ini ditulis
oleh orang yang ahli di bidangnya. Farhan MH adalah seorang penulis yang
tergabung dalam program seribu buku kenalkan literasi sejak dini. Diterbitkan
oleh penerbit Bintang Cemerlang.
Buku ini mengisahkan perjuangan seorang
penemu terbesar sepanjang sejarah, penemu terbesar dari Amerika sekaligus
pengusaha ini telah menerima banyak penghargaan dari seluruh dunia. Buku ini
mengisahkan perjalanan hidup seorang anak yang dianggap bodoh hingga dapat
menjadi seorang penemu yang membawa pengaruh besar terhadap kehidupan dunia.
Melewati tahun 1920-an, kesehatan Edison
menurun. Edison meninggal pada tanggal 18 Oktober 1931 pada umur 84 tahun.
Ketika Edison meninggal, pemerintah Amerika melakukan pemadaman listrik
diseluruh negeri selama dua menit untuk menghormatinya. Edison pencetus ide
tentang pembuatan lampu pijar telah mengalami kegagalan sebanyak 8889 kali.
Banyak orang yang menciptakan bola lampu pijar sebelum Edison, beberapa
diantaranya tiga puluh tahun sebelum dia. Akan tetapi, tidak satupun yang dapat
berfungsi dengan baik. Sebaliknya, Edison mampu menciptakan bola lampu yang
benar-benar berfungsi dan nyata. Bola lampu yang dibuat sebelum Edison
mengalami berbagai masalah, ia harus menciptakan filament super agar lebih
praktis dan hanya menggunakan sedikit arus listrik. Edison hanya memerlukan
waktu tiga tahun untuk menciptakan dan memasang sistem listrik yang akan
membuat penerangan menjadi praktis di perusahan.
Edison merupakan pengguna pertama yang
memanfaatkan Pustaka Detroit tanpa bayar. Diantara sekian banyak jenis buku, ia
sangat menyukai buku sains. Edison menggali buku tentang elektrik, mekanik,
analisa kimia, manufaktur, teknologi, dll. Dia menyadari bahwa masa depannya
adalah menemukan cara untuk membuat kehidupan lebih baik, dan tidak hanya
belajar bagaimana sesuatu bekerja. Secara paten ia mendapat 1093 hak paten,
adapun beberapa penemuannya yang jarang disebutkan antara lain, telegraf cetak,
pulpen elektrik, proses penambangan elektrik, torpedo listrik, karet sintesis,
baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmitter telepon karbon, dan
proyektor gambar bergerak.
Sebelum menjadi seorang penemu sekaligus
pengusaha, semasa kanak-kanak Edison pernah dikeluarkan dari sekolah oleh
gurunya karena dianggap bodoh dan selalu bertanya. Sejak saat itu Edison tidak
lagi bersekolah, namun ibunya demikian sayang dan percaya kepada kemampuan
anaknya. Ibunya sangat sabar dalam mendidik dan mengajari anaknya hingga
menjadi seorang ilmuwan. Edison memiliki masalah pendengaran, sebenarnya
ketuliannya dapat diobati memalui operasi. Namun, Edison menganggap ketuliannya
ini dapat membantu dalam berkonsentrasi dan lebih memacunya untuk banyak
membaca.
Nilai-nilai
Buku yang berjudul Ayo Mengenal Lebih Dekat Biografi
Tentang Thomas
Alva Edison berkisah tentang perjalanan seorang penemu terbesar sepanjang sejarah hidup manusia yang sangat menginspirasi. Setiap bab mengisahkan hidup penemu yang luar biasa mulai dari perjalanan melakukan penelitian, pengalaman ketika hasil temuanyya gagal hingga 8889 kali, dan hambatan serta rintangan Edison untuk merubah dunia.
Alva Edison berkisah tentang perjalanan seorang penemu terbesar sepanjang sejarah hidup manusia yang sangat menginspirasi. Setiap bab mengisahkan hidup penemu yang luar biasa mulai dari perjalanan melakukan penelitian, pengalaman ketika hasil temuanyya gagal hingga 8889 kali, dan hambatan serta rintangan Edison untuk merubah dunia.
Di buku ini
dikisahkan suka duka tokoh ketika menciptakan suatu penemuan. Meskipun banyak
mendapatkan rintangan, tetapi dia tetap berusaha menciptakan penemuan-penemuan
untuk perubahan dunia. Setiap peristiwa dalam perjalanan tokoh punya titik
tekan berbeda-beda. Sebagai contoh, ketika ia menghabiskan banyak uang dalam
waktu 2 tahun dan 6000 bahan yang telah diuji, ia menggabungkan 3000 teori yang
telah ada dan meringkasnya menjadi 2 teori saja, dimana setelah mengalami kegagalan
sebanyak 8889 kali lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala
selama 40 tahun. Hal ini pertama kalinya di dunia, lampu listrik dipakai di
jalan-jalan.
Buku ini
mengajarkan tentang nilai ketekatan, ketekunan, percaya diri, keberanian yang
berbalut dedikasi, totalitas, penghormatan pada kebenaran, serta integrasi yang
tinggi. Buku ini mengajarkan bahwa apapun yang orang katakan pada dirimu,
apapun halangan dan rintangan, tetaplah setia pada suatu hal yang engkau
senangi, jalani secara profesional dan bertanggung jawab.
Refleksi
Buku
yang berjudul berjudul Ayo Mengenal Lebih
Dekat Biografi Tentang Thomas Alva Edison memberikan banyak inspirasi
kepada para pembaca terutama tentang ketekunannya untuk pada suatu hal yang ia
sukai serta penuh tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, bahkan senang
melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang tekun dengan hal yang
dikerjakan akan sukses di bidang apapun yang memiliki sifat tekun, dengan tekun
orang akan terjauh dari sifat putus asa, orang senantiasa setia terhadap
tanggung jawabnya, dan pekerjaan yang sulit menjadi mudah serta tidak
terpengaruh oleh orang lain.
Setelah membaca
buku ini, saya merasa masih mudah terpengaruh terhadap hal yang saya kerjakan,
kerap sekali saya mengikuti untuk melakukan kegiatan-kegiatan untuk diri
sendiri maupun orang lain. Dari perjalanan sang tokoh jenius yang gigih dan
tidak mudah putus asa terhadap hal yang ingin diraihnya, saya mengambil
pelajaran dengan apa yang telah dilakukan sang tokoh agar tidak mudah putus asa
dalam mendapatkan suatu hal yang akan dicapai.
Artikel Reflektif
Teguhnya Pendirian
Oleh : Nafisa Ekawati
Tahun 2017, semesta tak lagi mendapatkan haknya untuk merasakan betapa damainya bila alam ini penuh dengan tanaman hijau. Kini, semesta tak lagi ada tanaman hijau, yang ada malah bangunan pabrik terbangun kokoh dekat dengan pemukiman warga. Lahan yang dulunya hijau, kini berubah menjadi tempat penginapan. Diberbagai sudut terbangun kokoh bangunan hotel yang sangat mewah, swalayan dan kafepun kian bertaburan. Para investor bersaing mendapatkan lahan persawahan yang kemudian dibangunlah tempat-tempat hitz yang disuguhkan untuk anak-anak muda saat ini. Mereka berburu tempat-tempat trend, yang kebanyakan hanya sekedar tidak ingin dicap “kudet” mereka rela berlomba-lomba mendatangi tempat-temat tersebut. Padahal, itu sekedar hanya untuk pupularitas agar terlihat hitz.
Pada usia remaja, sebenarnya wajar apabila ada keinginan yang menggebu-gebu muncul pada setiap individu. Namun, tergantung individu bagaimana menyikapi masa transisi tersebut. Bagi saya, masa transisi ini masa yang menakutkan apabila kita tidak mampu menyalurkan dengan hal positif dan juga masa yang dapat membuat saya lebih berhati-hati serta mengerti bagaimana sikap saya untuk menjadi generasi muda yang bertanggung jawab sebagai penerus bangsa. Pergaulan sangat penting untuk dijaga, karna dalam pergaulan ini mampu membentuk pribadi setiap individu. Kepribadian individu terbentuk dalam pergaulan tersebut, tergantung bagaimana pergaulan yang dilakukan setiap individu. Pilihan pergaulan tergantung pada setiap individu, apabila mereka bergaul dengan orang yang memberi energi postif maka secara langsung maupun tidak langsung pribadi kita akan menjadi baik dan begitupun sebaliknya. Dalam hal pergaulan, saya lebih senang bergaul dengan orang-orang yang memberikan energi positif yang dapat mendukung perkembangan psikologi saya. Seperti halnya pepatah apabila kita bergaul dengan pedagang minyak wangi maka kita akan berbau wangi, dan apabila kita bergaul dengan orang pengangkut sampah maka kita akan berbau tidak sedap.
Teguhnya Pendirian
Oleh : Nafisa Ekawati
Tahun 2017, semesta tak lagi mendapatkan haknya untuk merasakan betapa damainya bila alam ini penuh dengan tanaman hijau. Kini, semesta tak lagi ada tanaman hijau, yang ada malah bangunan pabrik terbangun kokoh dekat dengan pemukiman warga. Lahan yang dulunya hijau, kini berubah menjadi tempat penginapan. Diberbagai sudut terbangun kokoh bangunan hotel yang sangat mewah, swalayan dan kafepun kian bertaburan. Para investor bersaing mendapatkan lahan persawahan yang kemudian dibangunlah tempat-tempat hitz yang disuguhkan untuk anak-anak muda saat ini. Mereka berburu tempat-tempat trend, yang kebanyakan hanya sekedar tidak ingin dicap “kudet” mereka rela berlomba-lomba mendatangi tempat-temat tersebut. Padahal, itu sekedar hanya untuk pupularitas agar terlihat hitz.
Pada usia remaja, sebenarnya wajar apabila ada keinginan yang menggebu-gebu muncul pada setiap individu. Namun, tergantung individu bagaimana menyikapi masa transisi tersebut. Bagi saya, masa transisi ini masa yang menakutkan apabila kita tidak mampu menyalurkan dengan hal positif dan juga masa yang dapat membuat saya lebih berhati-hati serta mengerti bagaimana sikap saya untuk menjadi generasi muda yang bertanggung jawab sebagai penerus bangsa. Pergaulan sangat penting untuk dijaga, karna dalam pergaulan ini mampu membentuk pribadi setiap individu. Kepribadian individu terbentuk dalam pergaulan tersebut, tergantung bagaimana pergaulan yang dilakukan setiap individu. Pilihan pergaulan tergantung pada setiap individu, apabila mereka bergaul dengan orang yang memberi energi postif maka secara langsung maupun tidak langsung pribadi kita akan menjadi baik dan begitupun sebaliknya. Dalam hal pergaulan, saya lebih senang bergaul dengan orang-orang yang memberikan energi positif yang dapat mendukung perkembangan psikologi saya. Seperti halnya pepatah apabila kita bergaul dengan pedagang minyak wangi maka kita akan berbau wangi, dan apabila kita bergaul dengan orang pengangkut sampah maka kita akan berbau tidak sedap.
Masalah dalam pergaulan dapat muncul akibat banyak faktor, jumlah yang terbesar adalah karena tingginya rasa solidaritas antar teman, pengakuan kelompok, atau ajang penunjukkan identitas diri. Masalah akan timbul pada saat remaja salah memilih arah dalam berkelompok. Biasanya kelompok semacam ini memiliki usia sebaya atau bisa juga disebut peer group. Demi kawan yang menjadi anggota kelompok ini, remaja bisa melakukan dan mengorbankan apa pun, dengan satu tujuan, solidaritas. Geng, menjadi suatu wadah yang luar biasa apabila bisa mengarah terhadap hal yang positif. Tetapi terkadang solidaritas menjadi hal yang bersifat semu, buta dan destruktif, yang pada akhirnya merusak arti dari solidaritas itu sendiri. Demi alasan solidaritas, sebuah geng sering kali memberikan tantangan atau tekanan-tekanan kepada anggota kelompoknya yang terkadang berlawanan dengan hukum atau tatanan sosial yang ada.
Sebagai mahasiswa yang memiliki teman dari berbagai kota, benteng yang perlu kita jaga bagi saya saat ini adalah iman serta hawa nafsu. Dimana keduanya sangatlah berkaitan, sebagai seorang muslim musuh yang paling berat yakni melawan hawa nafsu. Banyaknya pengaruh negatif membuat saya khawatir dengan diri saya. Dengan begitu pengaruh teman memang mempengaruhi bagaimana kepribadian kita. Maka perlu adanya keimanan serta ketaqwaan dalam diri kita.
Sebagai mahasiswa yang memiliki teman dari berbagai kota, benteng yang perlu kita jaga bagi saya saat ini adalah iman serta hawa nafsu. Dimana keduanya sangatlah berkaitan, sebagai seorang muslim musuh yang paling berat yakni melawan hawa nafsu. Banyaknya pengaruh negatif membuat saya khawatir dengan diri saya. Dengan begitu pengaruh teman memang mempengaruhi bagaimana kepribadian kita. Maka perlu adanya keimanan serta ketaqwaan dalam diri kita.
Puisi Reflektif
Karya : Nafisa Ekawati
Tombak lidi menancap tinggi
Memecah badai lindungi bumi
Tegar hantaman api
Hati nurani sebatang lidi
membengkokan kerasnya besi
Menangkal caci maki
Tajamnya belati,
Tak mampu membelah rapuhnya lidi
Walau sebatang lidi
Punya semangat berapi-api
Jangan bunuh dia
Atau semua akan musnah, mati
a.TeksImajinatif
MANUSIA SATU KATA
Hari yang cerah. Raja Mahendra pergi ke hutan untuk menguji
kemampuannya berburu. Ia melarang para pengawal mengikutinya masuk ke hutan. Di
tengah hutan, tampak seekor kijang asyik makan rumput. Raja Mahendra langsung
membidik anak panahnya. Ah, kijang itu berhasil melarikan diri. Raja Mahendra
mengejarnya. Namun ia terperosok masuk ke lubang yang cukup dalam. Ia berteriak
sekeras-kerasnya memanggil para pengawal. Namun suaranya lenyap ditelan
lebatnya hutan. Selagi Raja Mahendra merenungi nasibnya, ia terkejut melihat
seseorang berdiri di tepi lubang.
“Hei! Siapa kau?” tanya Raja. Orang itu tak menjawab. “Aku Raja Mahendra! Tolong naikkan aku!” pintanya dengan nada keras. “Tidak!” jawab orang itu. Raja menjadi geram. Ia ingin memanah orang itu. Namun sebelum anak panah melesat, orang itu lenyap. Tak lama kemudian, jatuhlah seutas tali. Raja mengira itu pengawalnya. Namun, ternyata orang tadi yang melempar tali.
“Hei! Siapa kau?” tanya Raja. Orang itu tak menjawab. “Aku Raja Mahendra! Tolong naikkan aku!” pintanya dengan nada keras. “Tidak!” jawab orang itu. Raja menjadi geram. Ia ingin memanah orang itu. Namun sebelum anak panah melesat, orang itu lenyap. Tak lama kemudian, jatuhlah seutas tali. Raja mengira itu pengawalnya. Namun, ternyata orang tadi yang melempar tali.
“Jadi kau mau menolongku?”
“Tidak!” jawabnya lagi. Raja menjadi bingung. Katanya tidak, mengapa memberi tali? Apa boleh buat, yang penting orang itu mau menolongnya. Raja Mahendra berhasil naik. Ia mengucapkan rasa terima kasih.
“Tidak!” jawabnya lagi. Raja menjadi bingung. Katanya tidak, mengapa memberi tali? Apa boleh buat, yang penting orang itu mau menolongnya. Raja Mahendra berhasil naik. Ia mengucapkan rasa terima kasih.
“Maukah kau kubawa ke kerajaan?” tawar Raja.
“Tidak!” jawab si penolong.
“Kalau tidak mau, terimalah beberapa keping emas.”
“Tidak!” jawabnya lagi, tetapi tangannya siap menerima.
Akhirnya Raja Mahendra sadar, bahwa orang itu hanya bisa bicara satu kata. Yaitu tidak. Walau berkata tidak, orang itu dibawa juga ke kerajaan. Sampai di kerajaan Raja Mahendra memanggil Patih.
“Tidak!” jawab si penolong.
“Kalau tidak mau, terimalah beberapa keping emas.”
“Tidak!” jawabnya lagi, tetapi tangannya siap menerima.
Akhirnya Raja Mahendra sadar, bahwa orang itu hanya bisa bicara satu kata. Yaitu tidak. Walau berkata tidak, orang itu dibawa juga ke kerajaan. Sampai di kerajaan Raja Mahendra memanggil Patih.
“Paman Patih, tolong berikan pekerjaan pada manusia satu kata ini. Ia
hanya bisa berkata, tidak.”
“Mengapa paduka membawa orang yang amat bodoh ini?”
“Walau bodoh, ia telah menolongku ketika terperosok lubang.” Patih berpikir keras. Pekerjaan apa yang sesuai dengan orang ini.
“Mengapa paduka membawa orang yang amat bodoh ini?”
“Walau bodoh, ia telah menolongku ketika terperosok lubang.” Patih berpikir keras. Pekerjaan apa yang sesuai dengan orang ini.
Setelah merenung beberapa saat, Patih tersenyum dan berkata, “Paduka
kan bermaksud mengadakan sayembara untuk mencari calon suami bagi sang putri.
Tetapi sampai kini Paduka belum menemukan jenis sayembaranya.”
“Benar Paman Patih, aku ingin mempunyai menantu yang sakti dan pandai. Tetapi apa hubungannya hal ini dengan sayembara?”
“Benar Paman Patih, aku ingin mempunyai menantu yang sakti dan pandai. Tetapi apa hubungannya hal ini dengan sayembara?”
“Peserta yang telah lolos ujian kesaktian, harus mengikuti babak kedua.
Yaitu harus bisa memasuki keputren dengan cara membujuk penjaganya.”
“Lalu, siapa yang akan dijadikan penjaga keputren?”
“Manusia satu kata itu, Paduka.”
“Lho, ia amat bodoh. Nanti acara kita berantakan!”
“Percayalah pada hamba, Paduka.”
Pada hari yang ditentukan, peserta sayembara berkumpul di alun-alun. Mereka adalah raja muda dan pangeran dari kerajaan tetangga. Di babak pertama, kesaktian para peserta diuji. Dan, hanya tiga peserta yang berhasil.
“Lalu, siapa yang akan dijadikan penjaga keputren?”
“Manusia satu kata itu, Paduka.”
“Lho, ia amat bodoh. Nanti acara kita berantakan!”
“Percayalah pada hamba, Paduka.”
Pada hari yang ditentukan, peserta sayembara berkumpul di alun-alun. Mereka adalah raja muda dan pangeran dari kerajaan tetangga. Di babak pertama, kesaktian para peserta diuji. Dan, hanya tiga peserta yang berhasil.
Ketiganya lalu dibawa ke depan pintu gerbang keputren. Patih memberi
penjelasan pada mereka. Nampaknya mudah. Mereka hanya disuruh membujuk penjaga
keputren sehingga dapat masuk keputren.
Peserta hanya boleh mengucapkan tiga pertanyaan.
“Penjaga yang baik. Bolehkah aku masuk keputren?” tanya peserta pertama.
“Tidak!” jawab si manusia satu kata.
“Maukah kuberi emas sebanyak kau mau, asal aku diperbolehkan masuk?”
“Tidak!”
“Penjaga yang baik. Bolehkah aku masuk keputren?” tanya peserta pertama.
“Tidak!” jawab si manusia satu kata.
“Maukah kuberi emas sebanyak kau mau, asal aku diperbolehkan masuk?”
“Tidak!”
Pertanyaan tinggal satu.
“Kau akan kujadikan Senopati di kerajaanku, asal aku boleh masuk.”
“Tidak!” ujar si manusia satu kata.
Peserta pertama gugur. Ia mundur dengan lemah lunglai. Peserta kedua maju. Ia telah menyusun pertanyaan yang dianggapnya akan berhasil,
“Kau akan kujadikan Senopati di kerajaanku, asal aku boleh masuk.”
“Tidak!” ujar si manusia satu kata.
Peserta pertama gugur. Ia mundur dengan lemah lunglai. Peserta kedua maju. Ia telah menyusun pertanyaan yang dianggapnya akan berhasil,
“Penjaga, kalau aku boleh masuk keputren, kau akan kunikahkan dengan
adikku yang cantik. Setuju?” pertayaan pertama peserta kedua.
“Tidak!”
“Separoh kerajaan kuberikan padamu, setuju?”
“Tidak!”
“Katakan apa yang kau inginkan, asal aku boleh masuk.”
“Tidak!”
Peserta kedua pun mundur dengan kecewa. Mendengar percakapan dua peserta yang tak mampu masuk keputren, Raja Mahendra tersenyum puas. Pandai benar patihku, katanya dalam hati.
Peserta terakhir maju.Semua penonton termasuk Raja Mahendra memperhatikan dengan seksama. Raja muda itu tampak percaya diri. Langkahnya tegap penuh keyakinan. “Wahai penjaga keputren, jawablah pertanyaanku baik-baik. Tidak dilarangkah aku masuk keputren?” tanyanya dengan suara mantap. Raja Mahendra, Patih, dan penonton terkejut dengan pertanyaan itu.
“Tidak!”
“Separoh kerajaan kuberikan padamu, setuju?”
“Tidak!”
“Katakan apa yang kau inginkan, asal aku boleh masuk.”
“Tidak!”
Peserta kedua pun mundur dengan kecewa. Mendengar percakapan dua peserta yang tak mampu masuk keputren, Raja Mahendra tersenyum puas. Pandai benar patihku, katanya dalam hati.
Peserta terakhir maju.Semua penonton termasuk Raja Mahendra memperhatikan dengan seksama. Raja muda itu tampak percaya diri. Langkahnya tegap penuh keyakinan. “Wahai penjaga keputren, jawablah pertanyaanku baik-baik. Tidak dilarangkah aku masuk keputren?” tanyanya dengan suara mantap. Raja Mahendra, Patih, dan penonton terkejut dengan pertanyaan itu.
Dengan mantap pula penjaga menjawab.
“Tidak!” Seketika itu sorak-sorai penonton bergemuruh, mengiringi kebehasilan peserta terakhir. Si raja muda yang gagah lagi tampan. Raja Mahendra sangat senang dengan keberhasilan itu. Calon menantunya sakti dan pandai.
“Tidak!” Seketika itu sorak-sorai penonton bergemuruh, mengiringi kebehasilan peserta terakhir. Si raja muda yang gagah lagi tampan. Raja Mahendra sangat senang dengan keberhasilan itu. Calon menantunya sakti dan pandai.
Sayembara usai. Manusia satu kata berjasa lagi pada Raja
Mahendra. Ia dapat menyeleksi calon menantu yang pandai. Walau bodoh, Raja
Mahendra tetap mempekerjakannya sebagai penjaga keputren.
Analisis Struktur Isi
Teks Cerita Imajinatif
1.
Orientasi
Hari
yang cerah. Raja Mahendra pergi ke hutan untuk menguji kemampuannya berburu. Ia
melarang para pengawal mengikutinya masuk ke hutan. Di tengah hutan, tampak
seekor kijang asyik makan rumput. Raja Mahendra langsung membidik anak
panahnya. Ah, kijang itu berhasil melarikan diri. Raja Mahendra mengejarnya.
Namun ia terperosok masuk ke lubang yang cukup dalam. Ia berteriak sekeras-kerasnya
memanggil para pengawal. Namun suaranya lenyap ditelan lebatnya hutan. Selagi
Raja Mahendra merenungi nasibnya, ia terkejut melihat seseorang berdiri di tepi
lubang. “Hei! Siapa kau?” tanya Raja. Orang itu tak menjawab. “Aku Raja
Mahendra! Tolong naikkan aku!” pintanya dengan nada keras. “Tidak!” jawab orang
itu. Raja menjadi geram. Ia ingin memanah orang itu. Namun sebelum anak panah
melesat, orang itu lenyap. Tak lama kemudian, jatuhlah seutas tali. Raja
mengira itu pengawalnya. Namun, ternyata orang tadi yang melempar tali.
“Jadi kau mau menolongku?”
“Tidak!” jawabnya lagi. Raja menjadi bingung. Katanya tidak, mengapa memberi tali? Apa boleh buat, yang penting orang itu mau menolongnya. Raja Mahendra berhasil naik. Ia mengucapkan rasa terima kasih.
“Tidak!” jawabnya lagi. Raja menjadi bingung. Katanya tidak, mengapa memberi tali? Apa boleh buat, yang penting orang itu mau menolongnya. Raja Mahendra berhasil naik. Ia mengucapkan rasa terima kasih.
“Maukah kau kubawa ke kerajaan?” tawar Raja.
“Tidak!” jawab si penolong.
“Kalau tidak mau, terimalah beberapa keping emas.”
“Tidak!” jawabnya lagi, tetapi tangannya siap menerima.
Akhirnya Raja Mahendra sadar, bahwa orang itu hanya bisa bicara satu kata. Yaitu tidak. Walau berkata tidak, orang itu dibawa juga ke kerajaan. Sampai di kerajaan Raja Mahendra memanggil Patih.
“Tidak!” jawab si penolong.
“Kalau tidak mau, terimalah beberapa keping emas.”
“Tidak!” jawabnya lagi, tetapi tangannya siap menerima.
Akhirnya Raja Mahendra sadar, bahwa orang itu hanya bisa bicara satu kata. Yaitu tidak. Walau berkata tidak, orang itu dibawa juga ke kerajaan. Sampai di kerajaan Raja Mahendra memanggil Patih.
2. Komplikasi
“Paman Patih, tolong berikan pekerjaan pada manusia satu kata ini. Ia
hanya bisa berkata, tidak.”
“Mengapa paduka membawa orang yang amat bodoh ini?”
“Walau bodoh, ia telah menolongku ketika terperosok lubang.” Patih berpikir keras. Pekerjaan apa yang sesuai dengan orang ini.
“Mengapa paduka membawa orang yang amat bodoh ini?”
“Walau bodoh, ia telah menolongku ketika terperosok lubang.” Patih berpikir keras. Pekerjaan apa yang sesuai dengan orang ini.
Setelah merenung beberapa saat, Patih tersenyum dan berkata, “Paduka
kan bermaksud mengadakan sayembara untuk mencari calon suami bagi sang putri.
Tetapi sampai kini Paduka belum menemukan jenis sayembaranya.”
“Benar Paman Patih, aku ingin mempunyai menantu yang sakti dan pandai. Tetapi apa hubungannya hal ini dengan sayembara?”
“Benar Paman Patih, aku ingin mempunyai menantu yang sakti dan pandai. Tetapi apa hubungannya hal ini dengan sayembara?”
“Peserta yang telah lolos ujian kesaktian, harus mengikuti babak kedua.
Yaitu harus bisa memasuki keputren dengan cara membujuk penjaganya.”
“Lalu, siapa yang akan dijadikan penjaga keputren?”
“Manusia satu kata itu, Paduka.”
“Lho, ia amat bodoh. Nanti acara kita berantakan!”
“Percayalah pada hamba, Paduka.”
Pada hari yang ditentukan, peserta sayembara berkumpul di alun-alun. Mereka adalah raja muda dan pangeran dari kerajaan tetangga. Di babak pertama, kesaktian para peserta diuji. Dan, hanya tiga peserta yang berhasil.
“Lalu, siapa yang akan dijadikan penjaga keputren?”
“Manusia satu kata itu, Paduka.”
“Lho, ia amat bodoh. Nanti acara kita berantakan!”
“Percayalah pada hamba, Paduka.”
Pada hari yang ditentukan, peserta sayembara berkumpul di alun-alun. Mereka adalah raja muda dan pangeran dari kerajaan tetangga. Di babak pertama, kesaktian para peserta diuji. Dan, hanya tiga peserta yang berhasil.
Ketiganya lalu dibawa ke depan pintu gerbang keputren. Patih memberi
penjelasan pada mereka. Nampaknya mudah. Mereka hanya disuruh membujuk penjaga
keputren sehingga dapat masuk keputren.
Peserta hanya boleh mengucapkan tiga pertanyaan.
“Penjaga yang baik. Bolehkah aku masuk keputren?” tanya peserta pertama.
“Tidak!” jawab si manusia satu kata.
“Maukah kuberi emas sebanyak kau mau, asal aku diperbolehkan masuk?”
“Tidak!”
“Penjaga yang baik. Bolehkah aku masuk keputren?” tanya peserta pertama.
“Tidak!” jawab si manusia satu kata.
“Maukah kuberi emas sebanyak kau mau, asal aku diperbolehkan masuk?”
“Tidak!”
Pertanyaan tinggal satu.
“Kau akan kujadikan Senopati di kerajaanku, asal aku boleh masuk.”
“Tidak!” ujar si manusia satu kata.
Peserta pertama gugur. Ia mundur dengan lemah lunglai. Peserta kedua maju. Ia telah menyusun pertanyaan yang dianggapnya akan berhasil,
“Kau akan kujadikan Senopati di kerajaanku, asal aku boleh masuk.”
“Tidak!” ujar si manusia satu kata.
Peserta pertama gugur. Ia mundur dengan lemah lunglai. Peserta kedua maju. Ia telah menyusun pertanyaan yang dianggapnya akan berhasil,
“Penjaga, kalau aku boleh masuk
keputren, kau akan kunikahkan dengan adikku yang cantik. Setuju?” pertayaan
pertama peserta kedua.
“Tidak!”
“Separoh kerajaan kuberikan padamu, setuju?”
“Tidak!”
“Katakan apa yang kau inginkan, asal aku boleh masuk.”
“Tidak!”
Peserta kedua pun mundur dengan kecewa. Mendengar percakapan dua peserta yang tak mampu masuk keputren, Raja Mahendra tersenyum puas. Pandai benar patihku, katanya dalam hati.
“Tidak!”
“Separoh kerajaan kuberikan padamu, setuju?”
“Tidak!”
“Katakan apa yang kau inginkan, asal aku boleh masuk.”
“Tidak!”
Peserta kedua pun mundur dengan kecewa. Mendengar percakapan dua peserta yang tak mampu masuk keputren, Raja Mahendra tersenyum puas. Pandai benar patihku, katanya dalam hati.
3.Evaluasi
Peserta terakhir maju.Semua penonton termasuk Raja Mahendra
memperhatikan dengan seksama. Raja muda itu tampak percaya diri. Langkahnya
tegap penuh keyakinan. “Wahai penjaga keputren, jawablah pertanyaanku
baik-baik. Tidak dilarangkah aku masuk keputren?” tanyanya dengan suara mantap.
Raja Mahendra, Patih, dan penonton terkejut dengan pertanyaan itu.
3. Resolusi
Dengan mantap pula penjaga menjawab.
“Tidak!” Seketika itu sorak-sorai penonton bergemuruh, mengiringi kebehasilan peserta terakhir. Si raja muda yang gagah lagi tampan. Raja Mahendra sangat senang dengan keberhasilan itu. Calon menantunya sakti dan pandai.
“Tidak!” Seketika itu sorak-sorai penonton bergemuruh, mengiringi kebehasilan peserta terakhir. Si raja muda yang gagah lagi tampan. Raja Mahendra sangat senang dengan keberhasilan itu. Calon menantunya sakti dan pandai.
4. Koda (Reorientasi)
Sayembarausai.Manusiasatu kata
berjasalagipada Raja Mahendra.Iadapatmenyeleksicalonmenantu yang pandai.
Walaubodoh, Raja Mahendratetapmempekerjakannyasebagaipenjagakeputren.
Ciri Kebahasaan Teks Imajinatif
1. Menggunakan
kata-kata yang menunjukkanurutanperistiwa
Ø Hari
yang cerah. Raja Mahendrapergikehutanuntukmengujikemampuannya
berburu.
berburu.
Ø
Namun sebelum anak panah melesat,
orang itu lenyap. Tak lama kemudian,
jatuhlah seutas tali. Raja mengira itu pengawalnya. Namun, ternyata orang tadi
yang melempar tali.
jatuhlah seutas tali. Raja mengira itu pengawalnya. Namun, ternyata orang tadi
yang melempar tali.
Ø Padahari
yang ditentukan, pesertasayembaraberkumpul di alun-alun. Mereka
adalah raja mudadanpangerandarikerajaantetangga.
adalah raja mudadanpangerandarikerajaantetangga.
Ø Ketiganyalaludibawakedepanpintugerbangkeputren
Ø Sayembarausai. Manusiasatu kata berjasalagipada Raja
Mahendra. Iadapat
menyeleksicalonmenantu yang pandai.
menyeleksicalonmenantu yang pandai.
2. Menggunakan
kata yang menunjukkansiapa, apa, kapan,dimana, dan
bagaimana.
bagaimana.
Ø Hari
yang cerah. Raja Mahendrapergikehutanuntukmengujikemampuannya
berburu.
berburu.
Ø Di
tengahhutan, tampakseekorkijangasyikmakanrumput
Ø Namuniaterperosokmasukkelubang
yang cukupdalam.
Ø
Akhirnya Raja Mahendra sadar,
bahwa orang itu hanya bisa bicara satu kata. Yaitu tidak. Walau berkata tidak,
orang itu dibawa juga ke kerajaan. Sampai di kerajaan Raja Mahendra memanggil
Patih.
Ø
“Paman Patih, tolong berikan
pekerjaan pada manusia satu kata ini. Ia hanya bisa berkata, tidak.”
Ø
“Lalu, siapa yang akan dijadikan
penjaga keputren?”
“Manusia satu kata itu, Paduka.”
“Lho, ia amat bodoh. Nanti acara kita berantakan!”
“Percayalah pada hamba, Paduka.”
“Manusia satu kata itu, Paduka.”
“Lho, ia amat bodoh. Nanti acara kita berantakan!”
“Percayalah pada hamba, Paduka.”
Ø
Pada hari yang ditentukan, peserta
sayembara berkumpul di alun-alun. mereka adalah raja muda dan pangeran dari
kerajaan tetangga.
Ø
Ketiganya lalu dibawa ke depan
pintu gerbang keputren.
b.
Teks Persuasif
HINDARILAH ROKOK MESKIPUN SEBATANG
Rokok mengandung bahan dan zat kimia yang berbahaya bagi sistem pernafasan. Tar dan nikotin merupakan salah satu zat kimia yang berbahaya yang ada dalam sebatang rokok. Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia dimana 200 diantaranya beracun.
Semakin besar isi kandungan Tar dan Nikotin dalam sebatang rokok, maka semakin besar dampak negatif yang diterima oleh tubuh kita. Dampak negatif bagi perokok aktif dan pasif diantaranya adalah penyakit jantung, kanker serta impoten. Selain itu gangguan kehamilan dan janin merupakan dampak negatif bagi wanita yang menjadi perokok aktif.
Karena dampak negatifnya begitu besar maka hindarilah rokok, jika kita telah menghindari diri dari rokok, maka kita telah membuat tubuh kita sehat dan mengurangi pencemaran polusi udara selain itu juga kita tidak merugikan orang lain.
1. AnalisisStrukturTeks
STRUKTUR
TEKS
|
KALIMAT DALAM TEKS
|
Alinea pembuka (tesis)
|
Rokok mengandung bahan dan zat kimia yang berbahaya bagi sistem pernafasan. Tar dan nikotin merupakan salah satu zat kimia yang berbahaya yang ada dalam sebatang rokok. Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia dimana 200 diantaranya beracun.
|
Alinea penjelas
(argumen/opini)
|
Semakin besar isi kandungan Tar dan Nikotin dalam sebatang rokok, Maka semakin besar dampak negatif yang diterima oleh tubuh kita. Dampak negatif bagi perokok aktif dan pasif diantaranya adalah penyakit jantung, kanker serta impoten. Selain itu gangguan kehamilan dan janin merupakan dampak negatif bagi wanita yang menjadi perokok aktif.
|
Alinea penutup (ajakan)
|
Karena dampak negatifnya begitu besar maka hindarilah rokok, jika kita telah menghindari diri dari rokok, maka kita telah membuat tubuh kita sehat dan mengurangi pencemaran polusi udara selain itu juga kita tidak merugikan orang lain.
|
2.
KaidahKebahasaan
NO
|
CIRI BAHASA
|
KALIMAT
|
1.
|
Pernyataan umum
|
Rokok mengandung bahan dan zat kimia yang berbahaya bagi sistem pernafasan. Tar dan nikotin merupakan salah satu zat kimia yang berbahaya yang ada dalam sebatang rokok. Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia dimana 200 diantaranya beracun.
|
2.
|
Kalimat ajakan
|
Hindarilah rokok, jika kita telah menghindari diri dari rokok maka kita telah membuat tubuh kita sehat dan mengurangi pencemaran polusi udara selain itu juga kita tidak merugikan orang lain.
|
3.
|
Sebab-akibat
|
Semakin besar isi kandungan Tar dan Nikotin dalam sebatang rokok, maka semakin besar dampak negatif yang diterima oleh tubuh kita. Dampak negatif bagi perokok aktif dan pasif diantaranya adalah penyakit jantung, kanker serta impoten.
|
4.
|
Kalimat penjelas
|
Dengan menghindari diri dari rokok, maka kita telah membuat tubuh kita sehat dan mengurangi pencemaran polusi udara.
|
Menulis Resensi (Buku Terbaru)
PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA
Identitas Buku
Judul : Perempuan-Perempuan Perkasa, di Jawa Abad XVIII-XIX
Penulis : Peter Carey dan Vincent Houben
Tebal Buku : 120 hlm
Penerbit : Gramedia, Jakarta
Tahun Terbit : 2016, Cetakan I
Sinopsis
Banyak orang beranggapan bahwa perempuan memiliki derajat yang lebih rendah daripada laki-laki di dunia ini. Namun ternyata, apabila ditelusuri pada sejarah jaman dahulu, perempuan memiliki peran yang bahkan lebih penting daripada laki-laki. Pada masa Hindia Belanda, ternyata perempuan memiliki banyak pengaruh yang tidak disebutkan pada peninggalan-peninggalan sejarah yang ada. Pada masa tersebut, perempuan Jawa dikenal sebagai perempuan yang paling lembut, contohnya seperti Raden Ayu yang digambarkan seperti sesosok boneka yang sering tersenyum. Namun, pada masa itu adapula perempuan-perempuan yang terkenal akan perjuangannya, contohnya adalah Raden Ajeng Kartini yang berjuang untuk menyetarakan derajat wanita untuk menempuh pendidikan seperti laki-laki.
Pengaruh perempuan sangat kuat pada pewayangan. Bahkan di dalam pewayangan, tokoh perempuan cenderung terlihat lebih berpengaruh daripada laki-laki. Contohnya seperti Dewi Drupadi, istri dari Yudistira, yang bersumpah tidak akan mengonde rambutnya sebelum mandi dengan darah Dursosono dan Dewi Drupadi berhasil melakukannya. Ada juga Srikandi, istri dari Arjuna, yang merupakan pemanah hebat. Ia menjadi salah satu panglima dalam perang Bratayuda dan berhasil membunuh Bisma. Dalam pewayangan, tokoh perempuan tidak selalu baik. Seperti Batari Durga, istri Batara Guru, yang bisa menjelma menjadi Dewi Uma yang membawa kebaikan dan bisa berubah menjadi Batari Durga yang membawa kehancuran.
Dalam masa kerajaan, para perempuan memiliki tugas untuk mengatur sepenuhnya keuangan keluarga dan bahkan kerajaan. Karena itulah, pihak Hindia Belanda mengatakan bahwa nasib sebuah keluarga atau kerajaan sebenarnya terletak di atas tangan para perempuan. Dimana ketika perempuan tersebut tidak berhasil mengelola keuangan, keluarga atau kerajaan tersebut tidak akan dapat bertahan.
Terakhir, perempuan jaman dahulu berperan penting dalam menjaga tradisi Jawa, pembimbing anak, penjujung agama, pujangga, dan penggemar sastra. Hal ini karena perempuan biasanya menjadi pemelihara adat keraton dan pendidik anak raja. Perempuan-perempuan perkasa juga menjadi inspirasi bagi para sastrawan pada jaman itu.
b. Menulis Komentar (Buku Terbaru) Milik Teman
MENINGKATKAN KARIER DAN POTENSI GURU MENULIS
Judul Buku : Guru Cerdas
Penulis : Sudaryanto
Penerbit : Cv Adi Citra Cemerlang
Cetakan : Pertama, Februari 2012
Jumlah Halaman : 156 Halaman
Buku karya Sudaryanto dengan judulnya “Guru Cerdas”, sangat luar biasa sekali dan merupakan pegangan wajib setiap guru untuk menguak motivasi dan potensi guru dalam menulis. Hal itu sejalan dengan satu poin dalam kode etik guru Indonesia, yakni guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan mutu dan martabat profesinya. Satu diantara cara atau strategi agar guru secara pribadi dan bersama-sama mampu mengembangkan dan meningkatkan mutu serta martabat profesinya ialah dengan cara menulis.
Melalui satu diantara poin dalam kode Etik Guru itu dan kini melalui peraturan Mentri PAN No. 16/2009 tentang jabatan fungsional guru serta bagian Reformasi pemerintah menuntut agar para guru mau dan mampu menulis. Dengan demikian, bisa kita katakan bahwa menulis menjadi sebuah tuntutan profesi guru. Pertanyaanya, apakah para guru kita sanggup memenuhi tuntutan itu? Jujur kita akui, kegiatan menulis sampai saat ini masih merupakan kegiatan yang sulit bagi sebagian besar guru kita. Mereka umumnya menganggap menulis itu sebagai beban. Mau tidak mau, para guru harus terampil menulis demi pengembangan potensi dirinya selaku pengajar. Karenannya, anda para guru perlu menganggap bahwa kegiatan menulis sebagai satu kebutuhan, dan bukan beban.
Guru harus cerdas, karena guru merupakan kunci utama dalam sebuah pendidikan. Guru menjadi sebuah ketergantungan bagi keberhasilan sebuah pendidikan. Pendidikan pada sebuah negara itu bisa maju jika didukung dengan tenaga pengajar atau guru yang berkualitas dan profesional. Sejarah telah membuktikan urgensi dan sentralitas guru dalam keberhasilan pendidikan.
Sudaryanto dalam bukunya ini mengemukakan beberapa cara guna mengatasi hal tersebut di atas, kiranya langkah-langkah berikut ini bisa dilakukan. Pertama, pemberian reward and punishment oleh pihak sekolah kepada guru yang suka menulis misalnya sebuah buku atau sertifikan dan tidak suka menulis. Kedua, membentuk forum atau kelompok studi para guru yang mencintai budaya literasi (membaca, menulis, dan berdiskusi). Ketiga, mengurangi jam mengajar guru, terutama bagi guru yang memiliki komitmen tinggi terhadap menulis. Keempat, mengundang para penulis, sesame guru untuk berbagi pengalaman menulisnya disekolah. Kelima, pengiriman guru-guru untuk belajar dilembaga pendidikan keterampilan (LPK), khususnya di bidang kepenulisan. Keenam. Peningkatan sarana dan prasarana (computer, buku-buku diperpustakaan, langganan Koran dan majalah) di sekolah.
Dengan langkah-langkah di atas, sekiranya seorang guru akan merasa terpanggil untuk menulis, karena menulis merupakan satu di antara bagian profesionalisme guru. Bahkan tidak sedikit orang memiliki karier, ia optimis dikarenkan dirinya rajin membaca dan menulis.
Dalam bukunya berjudul “Guru cerdas” memaparkan bagaimana menguak motivasi, potensi, dan menyadarkan para guru menulis, karena menulis merupakan sebuah tuntutan profesi guru. Dalam bukunya ini juga disertai dengan cerita-cerita dari orang-orang yang sukses dalam menulis, tentunya kariernya juga meningkat.
Buku ini juga membahas mengenai guru secara pribadi dan bersama-sama mampu mengembangkan dan meningkatkan mutu serta martabat profesinya ialah dengan cara menulis.
Kelebihan dari buku ini, pembaca mengetahui akan sadarnya para guru menulis karena dalam buku ini terdapat banyak motivasi dan potensi orang-orang sukses dalam menulis.
Kelemahan dari buku ini adalah bahasa yang digunakan tidak konsisten, terkadang menggunakan bahasa formal dan terdapat pula bahasa yang tidak formal sehingga pembaca merasa bahwa buku ini tidak memperhatikan penulisan bahasa.
Komentar resensi milik Tri Asri Rahmajayanti
Menurut saya buku yang diresensi oleh Tri Asri Rahmajayanti sudah sesuai dengan prosedur resensi. Buku yang dipilih juga sangat menarik, disini membahas mengenai tips atau cara meningkatkan karir dan potensi guru menulis. Cocok untuk dibaca oleh semua kalangan, pada khususnya guru maupun calon guru. Selain itu buku yang dipilih Tri Asri juga berdasarkan realitas yang ada pada buku tersebut dan tidak ada unsur penambahan.
Kesan saya selama menempuh mata kuliah Membaca Non Informatif yang didampingi oleh ibu Endah ini sangat mengubah minat baca saya. Dengan tugas-tugas yang diberikan oleh beliau setiap minggunya, mulai dari tugas pertama hingga tugas terakhir ini sangat membawa perubahan minat baca saya. Mengenai tugas pertama yang diberikan Ibu Endah mencari buku ilmiah dan juga non ilmiah membuat saya bisa menemukan perbedaanya. Perbedaan buku ilmiah dan non ilmiah ini terletak pada konsepnya. Buku ilmiah selalu berawalan dengan teori dan berakhir dengan teori, sedangkan buku non ilmiah tanpa menggunakan teori sedikitpun.
Banyak sekali buku yang saya kenal namun
jarang sekali saya membaca hingga tuntas, karena banyak sekali halangannya
misalnya saja terhalang oleh tugas yang menumpuk, kegiatan diluar kampus, dan
adanya rasa malas yang sulit saya hindari. Dari buku pertama hingga kegita kami
diberi tugas membuat ringkasan dari buku tersebut dan membuat
pertanyaan-pertanyaan dari buku tersebut. Namun, setelah buku ketiga selesai,
dilanjutkan dengan buku keempat yang tugasnya yakni membuat ikhtisar dari buku
keempat. Awalnya saya bingung membedakan ringkasan dengan ikhtisar, namun saya
berusaha memahami setiap materi yang disampaikan Bu Endah. Sehingga saya
memiliki wawasan baru mengenai ikhtisar buku.
Selain dari 10 buku yang diwajibkan
untuk dibaca tadi, manfaat yang dapat dalam mengikuti mata kuliah ini ialah
kejelian dalam membaca. Pada suatu ketika saat diberikan cerita kemudian
disuruh untuk membaca dengan teliti, saya hanya mengabaikan dan berfikiran “apa
susahnya baca teks seperti itu saja”. Setelah dibaca kemudian disuruh
mengerjakan soal tersebut. Dengan percaya diri saya kerjakan soal itu dengan
cepat sekali. Setelah dicocokan bersama akhirnya disinilah kelemahan saya yang
suka meremehkan suatu teks. Ada beberapa jawaban saya yang salah dan letak
kesalahan tersebut ternyata pada tingkat kejeliannya saja, dan setelah diberi
tahu oleh Bu Endah bahwa itu merupakan soal anak SD kelas 4, rasanya
benar-benar malu sekali. Nah beliau juga mengajarkan kami tentang kesabaran dan
ketelitian. Sering sekali beliau mengatakan “dibaca lagi”, dan satu-satunya
kalimat yang terlontar dengan sabar hanyalah itu ketika kami salah dalam
menjawab soal yang beliau berikan. Dari situ saya mengambil hikmah bahwa
kejelian dalam membaca itu sangat diperlukan sekali.
Tugas
selanjutnya ialah menuliskan resensi dari buku yang sudah dibaca. Dari tugas
ini yang saya dapatkan ialah pengalaman menuliskan resensi dengan benar, karena
dahulu hanya disuruh untuk merangkum saja. Jadi dari tugas ini saya dapat
membedakan mana resensi, ikhtisar dan rangkuman. Sebenarnya diawal-awal tugas
ini terasa amat berat untuk dikerjakan namun setelah mempelajari tata caranya
akhirnya terbiasa dan rasanya sudah seperti makanan sehari-hari.
Selanjutnya ialah tugas menganalisis
unsur teks Editorial, Imajinatif, LHO, dsb. Kebetulan dibagi kelompok dan
kelompok saya kebagian untuk menganalisis imajinatif. Pengalaman yang saya
dapatkan ketika mengerjakna tugas ini ialah dapat mengatahui struktur dari teks
imajinatif. Disini teks imajinatif msaya mengambil cerita rakyat untuk
dianalisis. Pada awalnya yang saya analisis dari segi unsur-unsurnya karena
awalnya saya tidak mengetahui apa yang harus dianalisis. Namun, saat kelompok
saya disuruh maju untuk menyampaikan analisis teks imajinatif, kelompok kami
sedikit benar dalam menganalisis. Sehingga kami diberi waktu untuk memperbaiki
hasil analisis kami. Dengan diberinya kelonggaran dalam menganalisis, saya
menjadi mengetahui apa saja yang harus dianalisis dari teks imajinatif ini.
Tugas
berikutnya ialah teks multimoda. Dalam tugas ini saya baru pertama kalinya
mendengar apa itu multimoda. Ternyata setelah saya pahami tugas ini berisikan
ringkasan dari salah satu buku dari 10 buku yang sudah dibaca kemudian membuat
artikel reflektif dan puisi reflektif. Dari tugas tersebut saya dapat membuat
artikel dan puisi yang masih berkaitan dan jujur saja itu pertama kalinya saya
membuat artikel dan puisi yang berkaitan.
Untuk
tugas yang terakhir ini memang sudah pernah saya lakukan pada sebelumnya di
salah satu mata kuliah di semester lalu. Jadi saya tidak merasa kesulitan
ketika disuruh untuk membuat jurnal reflektif ini. Hanya saja namanya saja yang
berbeda, dan cara pengumpulannya saja. Kalau yang semester kemarin masih
menggunakan cara lama yakni mengumpulkan langsung ke dosen berupa soft file
namun untuk kali ini dikumpulkan dengan berbasis online jadi saya rasa semakin
hari semakin baik.
Kesan yang muncul dalam benak saya
adalah saya merasa bahagia karena saya telah dibiasakan untuk membaca satu buku
satu minggu. Dalam pembelajaran ini saya sangat berharap untuk mendapatkan
nilai A, karena saya selalu mengerjakan
tugas terstruktur yang diberikan oleh Ibu Endah Tri Priyatni dengan
sungguh-sungguh. Terimakasih ibu.



Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTeks mutimodanya sangat menarik buku yang berjudul berjudul Ayo Mengenal Lebih Dekat Biografi Tentang Thomas Alva Edison memberikan banyak inspirasi kepada para pembaca terutama tentang ketekunan yang dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari hari. Puisinya juga sangat bagus. Resensinya sudah sesuai dengan prosedur resensi. Selain itu buku yang dipilih juga berdasarkan realitas yang ada sehingga tidak ada unsur penambahan. Buku ini mencerminkan bahwa perjuangan perempuan karena perempuan saat ini dianggap rendah.
BalasHapusBuku yang berjudul berjudul Ayo Mengenal Lebih Dekat yang berasal dari Biografi Tentang Thomas Alva Edison memberikan banyak inspirasi kepada para pembaca terutama tentang ketekunannya untuk pada suatu hal yang ia sukai serta penuh tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, bahkan senang melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang tekun dengan hal yang dikerjakan akan sukses di bidang apapun yang memiliki sifat tekun. Nafisah juga menggunakan kalimat yang mudah dipahamu. judul yang diangkatpun sangat menarik dan mengundang rasa penasaran bagi para pembaca.
BalasHapus